Protokol : Romo Pannajayo
Pembaca Dhammapada : Ibu Empang (Gatha 197 dan 198)
Dhammadesana : Romo Pannajayo
penulis : Grace Chandra
Malam ini dalam Dhammadesananya, Romo Pannajayo membahas tentang “Sepuluh Racun Kehidupan”. Artikel ini merupakan karya Pdt. D. M. Peter Lim S. Ag, MBA, Msc. yang beliau baca dari media cetak Lumbini Edisi 03/V/2009.
Mengapa kita tidak bahagia? Penyebabnya kita hanya tahu apa yang harus kita lakukan untuk menjadi orang yang bahagia, tetapi tidak tahu mengapa kita tidak bahagia. Perasaan tidak bahagia sebenarnya adalah “Penyakit” yang harus segera disirnakan, antara lain:
1. LARI DARI KENYATAAN. Salah satu wujud nyata ketidak-dewasaan adalah lari dari kenyataan, dan ada kalanya mengkambing hitamkan atau menuding orang lain atas kesalahan yang diperbuat. Kondisi ini, selain merugikan orang lain, juga diri sendiri, karena kelemahan yang dimiliki akan semakin menambah, serta dibenci oleh siapapun juga.
2. TAKUT. Ingatlah 99 % hal yang kita cemaskan tidak pernah terjadi. Keberanian adalah pertahan diri paling ampuh. Gunakan analisis intelektual dan carilah solusi dari setiap masalah melalu sikap mental yang benar. Keberanian merupakan proses re-edukasi. Yang perlu ditakuti dalam hidup ini, hanyalah hiri: malu berbuat jahat dan ottappa: takut akan akibat dari perbuatan jahat.
3. EGOIS. Selain, selalu mengganggap bahwa bahwa dirinya adalah yang terbaik, juga tidak peduli dengan kesusahan atau penderitaan orang lain adalah salah satu ciri khas dari orang-orang yang egois. Orang yang egois, pasti akan jauh dari kebahagiaan karena ketidak mampuannya memberi atau membuat orang lain bahagia.
4. BOSAN. Agar kondisi ini tidak sampai timbul, satu-satunya cara adalah kreatif, yang selain senang/suka mengawali sesuatu yang baru juga mau menerima tantangan serta menghadapi tantangan serta menghadapi rintangan.
5. RENDAH DIRI. Untuk menghilangkan kondisi ini, tiada cara lain yang harus diperbuat selain meyakini bahwa setiap orang selalu memiliki 2 (dua) sisi yang bertolak-belakang. Si A bisa saja plus (lebih) di bidang A, B, dan C, tetapi di bidang D, E atau F, bisa saja dia minus (kurang). Ringkasnya, sebodoh-bodohnya orang. Pasti ada kelebihannya. Pantaskah kita rendah diri?.
6. SOMBONG. Dalam hidup ini, tidak satupun yang pantas disombongkan karena selain keberadaanya tidak kekal, juga tidak menjamin akan menimbulkan kebahagiaan. Misalnya: Si A kaya raya, pintar atau rupawan, pastikah dia akan bahagia dengan kondisi ini? Atau akankah kondisi ini permanen keberadaannya?.
7. TIDAK PERCAYA DIRI. Umumnya, orang-orang yang sukses tidak hanya semata-mata mengandalkan keahlian yang dimiliki, tetapi juga didukung dengan rasa percaya diri. Contoh yang paling sederhana adalah akankah si A, B, atau C yang piawai di bidang komputer meraih sukses karena tidak adanya percaya diri?.
8. MALAS. Salah satu faktor penyebab kegagalan adalah kemalasan, yang enggan atau tidak mau mengawali atau berusaha lebih optimal. Bagaimanapun piawai/ pakarnya diri seseorang, jika penyakit malas selalu berada di sisinya, maka semua peluang akan sirna dari kehidupannya. Dia akan senantiasa berada di jalur gagal/derita.
9. PICIK. Berwawasan sempit, picik dan selalu berkeyakinan bahwa dirinya adalah yang terbaik, merupakan salah satu penyebab hilangnya kesempatan-kesempatan untuk meraih kesuksesan atau kebahagiaan hidup, Realitanya, baik atau tidaknya diri seseorang sangatlah ditentukan oleh apa yang ia kontribusikan dan bukan semata-mata karena penampilan luar.
10. BENCI. Penyakit kronis ini selain menurunkan stamina fisik (jantung berdebar, sulit tidur atau berkonsentrasi, dll), tetapi juga akan menghilangkan sifat-sifat mulia. Logikanya penyakit batin yang sangat destruktif ini, sudah seharusnya disirnakan sendini mungkin, karena seharusnya disirnakan sedini mungkin, karena keberadaanya selain menyusahkan diri sendiri, juga makhluk hidup lainnya. Satu-satunya cara yang tepat adalah dengan senantiasa mengembangkan cinta kasih yang universal.
Jika Kita ingin meraih kebahagiaan yang hakiki maka sirnakanlah segera sepuluh racun kehidupan ini. Demikianlah ringkasan kebhaktian umum, 24 Juli 2009. Semoga Bermanfaat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar