Sabtu, 27 Juni 2009

Yessica F.S. : Dana

Kebaktian Remaja, Sabtu 27 Juni 2009
Protokol : Nanda & Ratnasari
Dhammapada : Widya & Nira
Sharing Dhamma : Yessica FS (facebook)
Penulis : Tommy Kho (facebook)


Kebaktian pada malam hari ini sungguh padat dan berisi, padat karena liburan sekolah, beberapa umat yang sudah jarang kelihatan, hari ini menghadiri kebaktian, dan berisi karena sharing Dhamma yang dipimpin oleh saudari Yessi sungguh amat bermanfaat. Pada kebaktian kali ini acara yang disuguhkan sungguh komplit, karena sesuai tradisi Buddha, ada tradisi 3 besar yang sangat baik dilakukan oleh umat Buddha yakni Mengulang Sabda Buddha ( Membaca Paritta ), Membahas Dhamma ( Sharing & diskusi ) dan meditasi. Pada kabaktian kali ini sungguh lengkap 3 tradisi tersebut.

Dhammadesana kali ini Yessi membahas tentang Berdana. Seperti biasa para umat diminta untuk duduk melingkar agar suasana akrab
& hangat antara para umat yang hadir dapat terasa.
"Apa yang anda sekalian ketahui tentang berdana?".. tanya Yessi membelah keheningan awal Sharingnya. Meta menjawab : " Berdana adalah memberi sesuatu pada seseorang."
Yessi: " Ya benar, Berdana adalah memberi sesuatu untuk pihak lain.Dana Adalah beramal atau menolong makhluk lain yang sedang berada dalam kesulitan." Lalu Yessi meminta jawaban dari teman-teman yang lain untuk ikut berbicara.
Setelah waktu dibatasi, tak kunjung juga teman-teman yang lain memberikan komentar, akhirnya yessi bercerita tentang kisah tentang Dana, " Tak berharap Kembali "
Suatu ada seorang anak perempuan yang kira-kira berumur 10 tahun menderita sakit. Karena kelangkaan jenis darah tertentu, keluarganya mencari donor darah kesana kemari, tapi tetap tak menemukan sang pendonor. Lalu diketahui adik laki-lakinya yang berumur 7 tahun memiliki jenis darah yang sama, sehingga satu-satunya harapan adalah sang adik harus rela mendonorkan darahnya untuk sang kakak.
Dokter dan ibunya meminta kepada sang adik untuk bersedia mendonorkan darahnya untuk menyalamatkan sang kakak. Tapi anak laki-laki tersebut meminta waktu kepada dokter untuk memikirkannya terlebih dahulu. Setelah 2 hari berpikir, akhirnya sang adik memutuskan untuk mendonorkan darahnya untuk sang kakak, " Mama, aku siap! " tegas sang adik sesaat sebelum mendonorkan darahnya. Lalu mereka pun bersama-sama pergi ke rumah sakit untuk mendonorkan darahnya. Sesampai di rumah sakit, dokter langsung mengambil darah untuk segera ditransfusikan pada kakaknya. Melihat hal tersebut sang adik tersenyum, lalu memanggil dokter untuk bertanya : " dokter, apa sekarang saya akan langsung mati? "..
Dokter tersentak kaget dengan pertanyaan tersebut. Anak tersebut rupanya tidak paham tentang donor darah, ia berpikir bahwa jika mendonorkan darahnya untuk kakaknya, ia akan meninggal. Tapi dengan niat tulus dan ikhlas, ia rela meninggal untuk kakaknya, walaupun sebenarnya donor darah sama sekali tidak menyebabkan pendonor meninggal.
Sungguh dana yang luar biasa dari sang adik untuk kakaknya.

Dana ada 3 jenis, yakni:
1. Amisadana
Dana yang berupa materi, contohnya : Uang, makanan, obat-obatan dll
2. Abhyadana
Dana yang berupa menyelamatkan hidup, contohnya : berdana organ tubuh dll
3. Dhammadana
Dana yang diberikan dengan penerangan atau pengetahuan tentang Dhamma.
contohnya : Dhammadesana, mengajak teman ke vihara, atau pun membantu agar terciptanya kegiatan belajar Dhamma.
Dhammadana merupakan Dana yang tertinggi dan paling besar jasanya.

Buddha Bersabda :
" Sabbadanam Dhammadanam jinati "
artinya: Dari semua dana, Dana Dhamma, adalah dana yang paling tinggi.

Dana adalah kebajikan paling mendasar yang dapat dilakukan oleh semua orang, dengan berdana, orang dapat melanjutkan ke pelatihan kemoralan sebagai jalan untuk mencapai penerangan.

1.
Seandainya saja para makhluk tahu,
Demikian jata Guru Agung
bahwa memberi itu
memberikan buah yang demikian besar,
maka dengan pikiran gembira,
yang terbebas dari noda kekikiran,
pasti mereka akan memberi orang-orang luhur
yang menyebabkan pemberian itu membuahkan hasil.
Setelah memberikan makanan sebagai persembahan
Kepada mereka yang amat pantas menerima persembahan,
Para pemberi akan masuk ke alam surga
Saat meninggalan kehidupan sebagai manusia.
Dan dialam surga mereka bersukacita
Dan menikmati kesenangan disana.
Orang yang tidak mementingkan diri sendiri akan memperoleh buah
dari tindakan memberi secara murah hati pada yang lain.

2.Terdapat 8 alasan orang berdana, yaitu:
Berdana karena kasih sayang, atau dalam suasana hari yang marah, atau karena kebodohan, atau karena takut, atau karena berpikir, " persembahan seperti ini dahulu telah dilakukan oleh mereka sebelumnya, maka tidaklah pantas kalau menghentikan tradisi keluarga yang dilakukan oleh ayahku, kakekku dan hal itu juga telah dilakukan oleh mereka sebelumnya. "Atau dengan berpikir "dengan memberikan persembahan ini, aku akan terlahir di alam surga setelah kematian" atau " hatiku akan gembira " , atau seseorang berdana karena memuliakan pikiran dan memperindah pikiran.

3. Terdapat 8 alasan seseorang berdana, yakni:
Berdana karena spontan
Berdana karena takut
Berdana karena berpikir " Ia telah memberiku hadiah "
atau Berdana karena berpikir " Ia akan memberiku hadiah "
atau Berdana karena berpikir berdana itu baik
Berdana karena berpikir "aku memasak, dan mereka (pertapa) tidak" maka dari itu tidak pantas jika aku tidak memberikan kepada mereka yang tidak memasak.
Berdana karena berpikir " Dengan memberikan persembahan namaku akan harum "
atau seseorang berdana karena memuliakan pikiran dan memperindah pikiran.

di kutip dari: " Dharma Ajaran Mulia Sang Buddha, Magabudhi, 2008 "

Grace Chandra menambahkan : Berdana harus dengan bijaksana, ada sebuah cerita yang pernah saya dengar dari samanera Abhasaro, :
Dahulu ada 2 oran sahabat yang sama-sama sering berdana, sebutlah yang satu bernama A dan B, si A selalu berdana dengan kurang bijaksana, dengan menghamburkan uang, berfoya-foya dan lain-lain. Tapi si B berdana dengan bijak, untuk kepentingan yang bermanfaat, pada kehidupan selanjutnya, si A terlahir sebagai Gajah, Tapi gajah istana yang memakai emas permata karena perbuatannya berdana, tapi tidak bijak, maka dari itu ia terlahir kembali menjadi seekor gajah istana yang hidup pebuh kemewahan.
Lain hal nya dengan si B, si B telahir sebagai pajabat istana yang terhormat, karena hasil dari perbuatannya, berdana dengan bijak,si B lahir sebagai manusia yang baik, mempunyai harta,tahta dan bijaksana.

Semoga bermafaat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Search