Sabtu, 13 Juni 2009

Romo Pannajayo : 3 Cara pemujaan terhadap Guru Buddha

Kebaktian Remaja Sabtu 13 Juni 2009
Protokol : Dewi
Dhammapada : Dwi & Sidhi ( Gatha 304 )
Dhammadesana : Romo Pannajayo
Sumber : Buku Pedoman Pokok-pokok Dasar Buddha Dhamma ( Bag.2 )
Penyusun : Dody Herwidanto, S.Ag.,M.A.
Penulis : Tommy


Kebaktian kali ini lagi-lagi tidak begitu banyak yang hadir, tapi beberapa orang terlihat antusias dari minggu-minggu sebelumnya untuk tetap mengikuti kebaktian di Vihara.
Pada kebaktian kali ini, yang diisi oleh Romo Pannajayo, beliau mengambil tema “ 3 Cara Pemujaan tehadap Guru Buddha”, pada kebaktian kali ini memang telihat tidak biasanya Romo Pannajayo membawa sebuah buku , beliau mengatakan bahwa Dhamma adalah ajaran yang sungguh luhur, harus dengan hati-hati dalam mengamalkannya, bisa-bisa salah, jadi pada kebaktian kali ini Romo sengaja membawa buku panduannya untuk Dhammadesananya di kebaktian remaja. Yakni buku Pedoman Pokok-pokok Dasar Buddha Dhamma milik Dhamma Study Group Karawang yang sengaja difotokopi untuk pegangan romo pannajayo.

Dalam agama Buddha juga terdapat ajaran tentang ‘ Pemujaan ’. Namun, pemujaan dalam agama Buddha ditujukan pada objek yang benar ( Patut ) dan didasarkan pada pandangan benar. Menurut naskah pali – Dukanipata,Anguttara Nikaya. Sutta Pitaka,
Ada 3 cara pemujaan / penghormatan yaitu :

A. Amisa Puja
Makna Amisa Puja
Secara harafiah berarti pemujaan dengan persembahan. Kitab Mangalatthadipani menguraikan empat hal yang perlu diperhatikan dalam menerapkan Amisa Puja ini yaitu:
a. Sakkara : Memberikan persembahan materi
b. Garukara : Menaruh kasih serta bakti terhadap nilai-nilai luhur
c. Manana : Memperlihatkan Rasa Percaya
d. Vandana : Menguncarkan ungkapan atau kata persanjungan.

Selain itu ada 3 hal yang harus diperhatikan agar amisa puja dapat diterapkan dengan sebaik-baiknya. Ketiga hal tersebut yaitu :

a. Vatthu Sampada : Kesempurnaan Materi
b. Cetana Sampada : Kesempurnaan kehendak
c. Dakkhineyya Sampada : Kesempurnaan dalam objek pemujaan.

Sejarah Amisa Puja berasal dari kebiasaan Bhikkhu Ananda yang selalu merawat Guru Buddha.
B. Pariyati Puja
Yakni pemujaan atau penghormatan dengan mempelajari apa yang sudah diajarkan oleh junjungan kita, yakni Tathagatha. Membaca paritta, belajar Dhamma, adalah salah satu contoh dari pariyati puja

C. Patipatti Puja
Secara Harafiah berarti pemujaan dengan pelaksanaan, sering juga disebut sebagai Dhammapuja. Menurut kitab Paramatthajotika, yang dimaksud ‘pelaksanaan’ dalam hal ini adalah :

a. Berlindung pada Tiga perlindungan (Buddha,Dhamma dan Ariya Sangha)
b. Bertekad untuk melaksanakan pancasila Buddhist ( Lima kemoralan )
Yakni pantangan untuk tidak membunuh, mencuri, berbuat asusila, berkata tidak benar dan minum minuman yang memabukan.
c. Bertekad melaksanakan Athanga Sila ( delapa sila ) pada hari-hari uposatha.
d. Berusaha melaksanakan kemurnian sila, yaitu:
i. Pengendalian diri dalam tata tertib.
ii. Pengendalian 6 indra.
iii. Mencari nafkah kehidupan secara benar.
iv. Pemenuhan kebutuhan hidup yang layak.

Manfaat dari Patipatti Puja

Dalam Sutta Pitaka bagian Anguttara Nikaya, Dukanipata, dengan sangat jelas Buddha Gaotama menandaskan demikian : “ Duhai para Bhikkhu ada 3 cara pemujaan , yaitu Amisa Puja , Pariyati Puja dan Dhamma Puja. Diantara 3 cara pemujaan, Dhamma Puja adalah yang paling unggul”
Dengan demikian sudah selayaknya jika umat Buddha lebih menekankan pada pelaksanaan Dhammapuja. ( Patipatti Puja ).

Sejarah Patipatti Puja:

Cerita tentang Bhikkhu Tissa yang bertekad berpraktek Dhamma hingga berhasil 4 bulan menjelang Buddha parinibbana. Dalam hal tersebut Guru Buddha bersabda : “ Para Bhikkhu, barang siapa mencintai-Ku, ia hendaknya bertindak seperti Tissa. Karena, mereka yang memuja-Ku dengan persembahan bunga, wangi-wangian dan lain-lain, sesungguhnya belumlah bisa dikatakan memujaku dengan cara terluhur. Sementara itu, seseorang yang melaksanakan Dhamma secara benar itulah yang patut dikatakan telah memuja-Ku dengan cara terluhur. ”

Jadi Penghormatan tertinggi pada Guru Buddha adalah mempraktekan ajaran Beliau untuk mencapai pembebasan sejati dari kebencian, keserakahan dan kebodohan bathin.

Semoga bermanfaat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Search