Protokol : Ibu Lilayani
Penyalaan Lilin Altar : Ibu Watinah
Pembacaan Dhammapada : Ibu Cuilan
(Gatha 197,198, dan 199)
Dhammadesana : Bpk. Indra Metta
dan Bpk. Abeng
Penulis : Silvia Indra Jaya (facebook)
Malam ini, Bapak Indra Metta mengawali session Dhammadesana ini dengan topik "Kebahagiaan Dalam Kehidupan Sehari-hari.". Pada awal Dhammadesananya, beliau bertanya kepada umat yang hadir, "Apakah semua umat yang hadir disini bahagia??." Ya.., Kita semua berbahagia karena dapat berbuat baik dengan berkumpul di Vihara saat ini. Berbuat baik itu sulit contohnya seseorang rencana pergi ke Vihara kadang gagal karena adanya banyak hambatan/masalah.
Semua orang pasti mengharapkan kebahagiaan, contohnya dalam lingkup kecil yaitu kebahagiaan keluarga. Kebahagiaan ini dapat tercapai jika antara suami-istri (sesuai dengan janji perkawinan) harus saling menghormati, saling menghargai, saling membantu, dan saling percaya. Belajarlah untuk mulai mengikis ego diri sendiri untuk kebahagiaan bersama.
Apakah seseorang yang sukses selalu bahagia??? Jawabannya adalah
teryata TIDAK. Bapak Indra Metta bercerita bahwa Beliau pernah berjumpa dengan seorang pedagang elektronik yang sangat laku, namun sang pedagang menjadi stress karena barang dagangannya sangat laku sekali. Pedagang tersebut stress karena Ia tidak dapat makan dengan tenang, selalu ada gangguan entah itu konsumennya menawar barang atau mencoba pasang telepon, faks,TV dll. Pedagang tersebut berpikir bahwa Ia bisa mati muda kalau situasi ini berjalan terus seperti itu.
Ternyata manajement waktu juga sangat diperlukan dalam menjalani kehidupan ini. Kita harus pintar-pintar mengatur waktu yang berguna untuk kebahagiaan diri sendiri juga. Makan yang teratur sangatlah penting. Untuk apa kita memiliki uang yang banyak tetapi sakit-sakitan sehingga harus ke Dokter, Apa gunanya uang banyak jika seperti itu???.
Marilah kita pupuk karma baik dengan melakukan perbuatan-perbuatan baik dan juga kalau ada masalah jangan stress. Belajarlah menerima keadaan dengan apa adanya. Bersyukur itu adalah kunci kebahagiaan. Materi bukanlah segalanya, apa gunanya jika memiliki uang banyak tetapi keluarga tidak harmonis?, Bagaiman jika keadaaan sakit-sakitan/tidak sehat?. Jadi materi bukanlah hal yang terpenting.
Marilah kita dapat membagi waktu untuk kebahagiaan diri sendiri, kebahagiaan keluarga.
Bapak Abeng melanjutkan Dhammadesana ini dengan memberikan beberapa anjuran yaitu:
- Mengharapkan kita mau saling bertegur sapa dengan umat
- Mengharapkan kita mau mengajak teman/keluarga untuk dapat mengikuti kebhaktian di Vihara
- Mengharapkan agar ada yang mau belajar untuk Sharing Dhamma di Vihara, agar tunas-tunas Dhamma dapat terus tumbuh setidaknya kita mempunyai Duta Dhamma di kalangan kita sendiri. Coba kita bayangkan jika Vihara yang ada semakin banyak sedangkan Duta Dhammanya terbatas. Jangan sampai hal ini terjadi.
Demikianlah ringkasan Dhammadessana tanggal 26 Juni 2009. Semoga Bermanfaat.
Ternyata manajement waktu juga sangat diperlukan dalam menjalani kehidupan ini. Kita harus pintar-pintar mengatur waktu yang berguna untuk kebahagiaan diri sendiri juga. Makan yang teratur sangatlah penting. Untuk apa kita memiliki uang yang banyak tetapi sakit-sakitan sehingga harus ke Dokter, Apa gunanya uang banyak jika seperti itu???.
Marilah kita pupuk karma baik dengan melakukan perbuatan-perbuatan baik dan juga kalau ada masalah jangan stress. Belajarlah menerima keadaan dengan apa adanya. Bersyukur itu adalah kunci kebahagiaan. Materi bukanlah segalanya, apa gunanya jika memiliki uang banyak tetapi keluarga tidak harmonis?, Bagaiman jika keadaaan sakit-sakitan/tidak sehat?. Jadi materi bukanlah hal yang terpenting.
Marilah kita dapat membagi waktu untuk kebahagiaan diri sendiri, kebahagiaan keluarga.
Bapak Abeng melanjutkan Dhammadesana ini dengan memberikan beberapa anjuran yaitu:
- Mengharapkan kita mau saling bertegur sapa dengan umat
- Mengharapkan kita mau mengajak teman/keluarga untuk dapat mengikuti kebhaktian di Vihara
- Mengharapkan agar ada yang mau belajar untuk Sharing Dhamma di Vihara, agar tunas-tunas Dhamma dapat terus tumbuh setidaknya kita mempunyai Duta Dhamma di kalangan kita sendiri. Coba kita bayangkan jika Vihara yang ada semakin banyak sedangkan Duta Dhammanya terbatas. Jangan sampai hal ini terjadi.
Demikianlah ringkasan Dhammadessana tanggal 26 Juni 2009. Semoga Bermanfaat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar