Jumat, 22 Mei 2009

Dhammadesana Waisak 2009

Penulis : Grace Chandra
Pada hari Jumat, 15 Mei 2009 dilaksanakan acara perayaan Waisak yang dihadiri oleh Yang Mulia Bhante Dharma Surya Bhumi. Acara diawali dengan pradaksina yang dipimpin langsung oleh Bhante Surya Bhumi. Setelah itu, acara prosesi puja dan penyalaan lilin lima warna pun dilakukan. Setelah kelima lilin warna telah dinyalakan maka acara dilanjutkan dengan pembacaan paritta-paritta suci dan bermeditasi.
Setelah bermeditasi dengan hidmat dilakukan, maka acara dilanjutkan dengan dhammadessana yang disampaikan oleh Yang Mulia Bhante Dharma Surya Bhumi. Pada awal dhammadessananya, bhante mengatakan bahwa pada saat ini kita merayakan kelahiran seorang Buddha. Sebenarnya pada jaman dahulu kelahiran seorang Buddha juga selalu diperingati oleh para dewa-dewi dan makhluk-makhluk suci. Mereka semua melakukan hal ini karena munculnya seorang Buddha itu sangatlah jarang. Pernah dahulu kala dalam rentang waktu satu kalpa tidak muncul seorang Buddha. Buddha pada masa saat ini adalah Buddha Gautama sedangkan Buddha yang akan datang adalah Buddha Maitreya.
Usaha Buddha Gautama dalam berjuang untuk mencapai kebuddhaannya sangatlah..
panjang dan sangat memerlukan suatu tekad yang kuat. Buddha Gautama mencapai kebuddhaannya setelah bertemu 139 orang Buddha. Pada saat Ia telah bertemu 135 orang Buddha, barulah Ia mempunyai tekad untuk mencapai kebebasan. Pada kelahiran-Nya tersebut calon Buddha Maitreya yang merupakan saudara tiri-Nya meninggalkan kehidupan umat awam untuk menjadi bhikkhu. Sedangkan saat itu calon Buddha Gautama tidak dapat menjadi bhikkhu karena Ia terlahir sebagai wanita. Sejak saat itu Ia bertekad agar pada kehidupan-Nya yang berikutnya Ia terlahir sebagai laki-laki sehingga dapat menjadi bhikkhu.
Setelah itu Ia bertemu dengan tiga orang Buddha untuk memantapkan tekadnya. Lalu setelah itu, ia terlahir menjadi pertapa Sumedha yang bertemu dengan Buddha Dipankara. Setelah bertemu dengan 139 Buddha pun Ia masih menunggu 100 ribu kalpa untuk terlahir sebagai Pangeran Siddharta.
Perjuangan Buddha Gautama sangat sungguh berbeda jauh dengan kita. Perjuangan kita dalam kehidupan ini masih tunggang-langgang. Sungguh capai kita mengalami kelahiran yang berulang-ulang di dua puluh tujuh alam kehidupan. Sungguh beruntung pada kehidupan saat ini kita dapat terlahir di alam manusia. Oleh karena itu, di kehidupan sebagai manusia ini kita harus belajar menjadi manusia mulia. Bila gagal kita akan terlahir di alam rendah selama jutaan kalpa. Apabila hal itu terjadi maka kita tidak dapat bertemu dengan Buddha Maitreya.
Kehidupan sebagai manusia sungguh sulit dan singkat. Hal ini pernah diterangkan oleh Buddha kepada muridnya. Buddha bertanya pada muridnya.., “Oh para bhikkhu menurut kalian lebih banyak mana debu yang ada di ujung kakiku atau debu yang ada di dunia ini?.” Muridnya menjawab, “Tentu saja lebih banyak debu yang ada di dunia.” Sang Buddha lalu berkata, “Oh para bhikkhu, begitu pula dengan makhluk yang terlahir di alam yang berbahagia lebih sedikit seperti debu yang ada di ujung kakiku dan begitu banyak makhluk yang terlahir di alam 4 alam yang menyedihkan sama seperti debu yang ada begitu banyak di dunia ini.”
Kehidupan manusia juga sangat singkat dibandingkan dengan masa di alam kehidupan yang lain. Apalagi jika dibandingkan dengan masa kehidupan di alam Brahma. Dalam kehidupan sebagai manusia, kita juga sangat sulit mempertahankan hidup kita. Kita masih saja mengalami sakit walaupun kita makan kenyang dan menikmati makanan. Terkadang makanan yang kita makan itu tidak memenuhi kesehatan sehingga kita pun jatuh sakit.
Dengan melihat fenomena ini dapat kita lihat betapa sulitnya kita mempertahankan hidup kita. Seberapa keras pun kita berusaha, kita masih saja mengalami sakit, tua dan kematian. Selain itu juga dapat melihat bahwa batas umur manusia makin lama makin berkurang. 2553 tahun yang lalu batas umur manusia adalah 100 tahun, sedangkan saat ini batas umur manusia sekitar 75 yahun. Dapat dilihat bahwa setiap 100 tahun batas umur manusia berkurang 1 tahun. Walaupun pengetahuan terhadap kesehatan dan gizi telah meningkat akan tetapi hal itu tidak dapat membuat batas umur manusia menjadi lebuh panjang. Fenomena ini terjadi karena pada saat ini terjadi begitu banyak pelanggaran-pelanggaran sila dibandingkan dengan 2500 tahun yang lalu.
Semoga dengan merenungi bahwa kita sulit mempertahankan hidup kita, dapat membuat kita menjadi bersemangat dalam mempraktekkan dhamma. Latihlah sila dan Samadhi sehingga diperoleh kebijaksanaan yang dapat menutup pintu neraka. Maka jika dunia kita mengalami kehancuran kita akan tetap selamat. Selagi kita mempunyai panca indera yang lengkap, jalankanlah dhamma dengan benar. Dengan cara inilah kita dapat menjadi manusia yang luhur.
Setelah pambabaran dhamma selesai, acara dilanjutkan dengan pemercikan air berkah oleh Bhante Surya Bhumi dan kata sambutan oleh Romo Ang dan Bapak Hemartha. Setelah itu acara peringatan waisak pun ditutup.
Demikianlah uraian peringatan Waisak 2553 B. E. di Vihara Surya Adhi Guna. Semoga bermanfaat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Search