Protokol : ibu soan
Penyalahan lilin : Romo Pannavato
Dammapada : ibu lilayani (gatha 103 & 104)
Dhammadesana : Bhikkhu silaguto
Tema: STRESS
Penulis Yessi & Fhanny
Namo Tassa Bhagavato Arahato Samma Sambuddhasa 3X
Kebaktian hari jumat, 1 mei 2009, kali ini dhammadesana di isi oleh bhante silaguto.
Bhante silaguto ini baru berumur 27thn, beliau berasal dari lombok
Bhante mengawali dhammadesananya dengan pertanyaan “apa tujuan kita ke vihara?”
Tujuan kita ke vihara adalah untuk belajar Dhamma ajaran sang Buddha.
Dari minggu ke minggu kita selalu sibuk dengan rutinitas kita setiap hari. Setiap hari kita memberi makan kepada fisik kita, tetepi kita jarang sekali memberi makan kepada batin kita.karena kita terlalu sibuk dengan rutinitas kita setiap harinya. Kesibukan kita sehari-hari menyebabkan kita mudah sekali stress.
Batin seseorang diberi makan dengan cara datang ke vihara, mendengarkan dhamma.
Jika batin kita tidak diberi makan maka kita akan stress. Oleh karena itu memberi makan kepada batin kita itu sangat penting sekali.
Orang yang stress mudah sekali terserang penyakit, dari penyakit yang ringan sampai
dengan yang
serius.
Semua orang pasti pernah mengalami stress,tidak ada 1 orang pun yang tidak pernah stress (Bhante pun pernah mengalami stress), bahkan dulu Sidharta Gautama kita pernah mengalami stress sebelum beliau mencapai penerangan sempurna.
Memiliki pasangan bisa menjadi stress, memiliki anak juga bisa mengalami stress, sekolah bisa stress, memiliki harta yang banyak juga bisa stress karena takut kehilangan hartanya.
Ciri-ciri orang yang stress : tidak bisa tidur dengan nyenyak, makan terasa tidak enak dan tidak bisa menikmatinya, resah, gelisah, takut dan sebagainya.
Banyak orang yang mengalami stress berat sehingga menjadi gila.
Orang yang mengalami stress disebabkan karena tidak bisa menerima apa yang terjadi, tidak bisa menerima perubahan, perbedaan dan sebagainya.
Sebenarnya jika mengalami stress bukan salah siapa-siapa, tetapi itu balik lagi kepada diri kita sendiri, jika kita tidak bisa menerima apa yang terjadi dan selalu menuntut pada orang lain untuk menjadi seperti apa yang kita inginkan
Stress tidak selamanya berdampak buruk tetapi, bagi beberapa orang yang dapat menerima perubahan dan apa yang terjadi dapat menjadi sebuah motivasi di dalam hidupnya agar menjadi lebih baik lagi dari sebelumnya. Karena seseorang belajar dari pengalamannya maka orang tersebut merubah pola pikirnya menjadi lebih baik lagi dan semakin maju, inilah yang menjadikan sebuah motivasi.
Pada suatu ketika ada seorang ibu yang terserang penyakit parah, dokter mengatakan bahwa harapan hidupnya tipis, kemungkinan ia hanya bisa hidup beberapa bulan lagi.
Suatu hari ia bertemu seorang bhante, lalu bhante itu memberikan ia beberapa nasehat agar ia bisa sembuh dari sakitnya. Nasehat itu adalah, jangan marah-marah, berpikirlah yang baik, jangan mudah stress, dan selalu tersenyum.
Setelah beberapa bulan kemudian, setelah ia melaksanakan apa yang di katakana bhante tersebut dan mjengubah pola pikirnya dan juga memancarkan metta. Ternyata apa yang di duga oleh dokter ternyata salah. Ia dapat sembuh total dari penyakitnya.
Dari cerita di atas dapat disimpulkan bahwa jika kita stress kita harus berusaha merubah pola pikir kita, kita harus melakukan hal-hal yang bermanfaat untuk orang-orang di sekitar kita, kita harus belajar menerima perbedaan dan perubahan yang terjadi, jangan mengulangi kesalahan-kesalahan yang pernah kita lakukan.
Jangan selalu kita menyalahkan orang lain tetapi hendaknya kita memeriksa diri kita sendiri, melihat kesalahan orang lain itu sangat mudah tetapi untuk melihat kesalahan sendiri amat lah sulit.
Jika kita memiliki masalah jangan lah kita berlarut-larut dalam kesedihan. Ada sebuah istilah yang berbunyi “kita boleh berpikir tetapi jangan sampai kepikiran”
Berpikir sebelum melakukan sesuatu itu adalah orang yang bijaksana
Guru Buddha mengatakan kita harus mempraktekan Dhamma mulai dari hal-hal yang kecil. Karena dari hal-hal yang kecil kita akan terbiasa dengan hal-hal yang besar
Percuma kalau kita mengerti teori tapi tidak pernah memperaktekannya, maka tidak akan membawa manfaat.
Semoga bermanfaat.
Sabbe satta bhavantu sukhitatta
Semua orang pasti pernah mengalami stress,tidak ada 1 orang pun yang tidak pernah stress (Bhante pun pernah mengalami stress), bahkan dulu Sidharta Gautama kita pernah mengalami stress sebelum beliau mencapai penerangan sempurna.
Memiliki pasangan bisa menjadi stress, memiliki anak juga bisa mengalami stress, sekolah bisa stress, memiliki harta yang banyak juga bisa stress karena takut kehilangan hartanya.
Ciri-ciri orang yang stress : tidak bisa tidur dengan nyenyak, makan terasa tidak enak dan tidak bisa menikmatinya, resah, gelisah, takut dan sebagainya.
Banyak orang yang mengalami stress berat sehingga menjadi gila.
Orang yang mengalami stress disebabkan karena tidak bisa menerima apa yang terjadi, tidak bisa menerima perubahan, perbedaan dan sebagainya.
Sebenarnya jika mengalami stress bukan salah siapa-siapa, tetapi itu balik lagi kepada diri kita sendiri, jika kita tidak bisa menerima apa yang terjadi dan selalu menuntut pada orang lain untuk menjadi seperti apa yang kita inginkan
Stress tidak selamanya berdampak buruk tetapi, bagi beberapa orang yang dapat menerima perubahan dan apa yang terjadi dapat menjadi sebuah motivasi di dalam hidupnya agar menjadi lebih baik lagi dari sebelumnya. Karena seseorang belajar dari pengalamannya maka orang tersebut merubah pola pikirnya menjadi lebih baik lagi dan semakin maju, inilah yang menjadikan sebuah motivasi.
Pada suatu ketika ada seorang ibu yang terserang penyakit parah, dokter mengatakan bahwa harapan hidupnya tipis, kemungkinan ia hanya bisa hidup beberapa bulan lagi.
Suatu hari ia bertemu seorang bhante, lalu bhante itu memberikan ia beberapa nasehat agar ia bisa sembuh dari sakitnya. Nasehat itu adalah, jangan marah-marah, berpikirlah yang baik, jangan mudah stress, dan selalu tersenyum.
Setelah beberapa bulan kemudian, setelah ia melaksanakan apa yang di katakana bhante tersebut dan mjengubah pola pikirnya dan juga memancarkan metta. Ternyata apa yang di duga oleh dokter ternyata salah. Ia dapat sembuh total dari penyakitnya.
Dari cerita di atas dapat disimpulkan bahwa jika kita stress kita harus berusaha merubah pola pikir kita, kita harus melakukan hal-hal yang bermanfaat untuk orang-orang di sekitar kita, kita harus belajar menerima perbedaan dan perubahan yang terjadi, jangan mengulangi kesalahan-kesalahan yang pernah kita lakukan.
Jangan selalu kita menyalahkan orang lain tetapi hendaknya kita memeriksa diri kita sendiri, melihat kesalahan orang lain itu sangat mudah tetapi untuk melihat kesalahan sendiri amat lah sulit.
Jika kita memiliki masalah jangan lah kita berlarut-larut dalam kesedihan. Ada sebuah istilah yang berbunyi “kita boleh berpikir tetapi jangan sampai kepikiran”
Berpikir sebelum melakukan sesuatu itu adalah orang yang bijaksana
Guru Buddha mengatakan kita harus mempraktekan Dhamma mulai dari hal-hal yang kecil. Karena dari hal-hal yang kecil kita akan terbiasa dengan hal-hal yang besar
Percuma kalau kita mengerti teori tapi tidak pernah memperaktekannya, maka tidak akan membawa manfaat.
Semoga bermanfaat.
Sabbe satta bhavantu sukhitatta
Sri Rahayu -> ii imoet..
BalasHapuskita emang ga perlu strezz klo lagi ada masalah
karena kita kan udah tau yg namanya Anicca (tidak kekal)
jd kita tenang aja, karna kita tdk selamanya menderita
tp harus inget, di saat kita lg banyak masalah yg bisa bikin kita strez, kita wajib tetep berbuat baik, biar kita ga terlalu lama terpuruk di keadaan yg buruk
kalo kita lagi ada di keadaan yg bae
kita jg jangan terlalu terlena di keadaan itu, karena Anicca berlaku di semua keadaan
dan intinya, kita harus inget ada anicca n selalu berbuat baik..