Senin, 25 Mei 2009

Bapak Rajiman : Bekal Kehidupan

Kebaktian remaja, 23 Mei 2004
Protokol : Indra & Dwi
Lilin Altar : Sidhi
Dhammadesana : Bapak Rajiman
Penulis : Tommy

Hari ini adalah hari yang saya tunggu-tunggu, kenapa? Karena di jadwal, saudara Errick yang akan mengisi ceramah di kebaktian remaja kali ini. Tapi sayang beliau berhalangan hadir, karena ada urusan keluarga, kenapa saya sangat menunggu-nunggu giliran saudara Errick ceramah? Alasan ini akan terjawab saat beliau sudah mengisi ceramah di Kebaktian Remaja Vihara Surya Adhi Guna nanti.

Sangat beruntung remaja Vihara Surya Adhi Guna, kedatangan Guru Agama Buddha yang sudah tidak asing lagi Di kabupaten Karawang, Yakni Bapak Rajiman. Beberapa orang memanggil bapak rajiman dengan sebutan romo, tapi anak-anak sekolah agama memanggil beliau dengan sebutan Bapak Rajiman.

Bapak Rajiman: “Saya kagum,pada remaja yang hadir pada malam hari ini, harusnya malam minggu adalah malam yang spesial bagi kaum remaja, tapi kalian rela meninggalakan televisi, hiburan dan lain-lain untuk datang ke vihara berbuat baik. Mungkin berbeda – beda antara orang yang satu dengan orang yang lain, Mungkin Sidhi datang ke vihara dengan motivasi untuk ..
berdana, begitu juga dengan Irwin, kalo Tasya mungkin mempunyai motivasi datang ke vihara untuk bertemu dangan Angga, dan lain sebagainya…”

Bapak Rajiman Memulai ceramah ini bukan dengan dhammadesana, melainkan dengan sebuah renungan tentang kehidupan. “ Sampai kapan kita hidup? ” pertanyaan ini jarang sekali dipertanyakan oleh banyak orang, apalagi bagi anak remaja. Banyak orang berpikir, hidup saya masih lama, 80 tahun? Atau 75 tahun rata-rata, umur manusia sekarang ini. Yang perlu direnungi adalah kematian bisa dating kapan saja. Kematian adalah kekasih yang paling sabar menunggu kita. Kalo kekasih seperti biasanya, malas menunggu, tapi kematian adalah kekasih yang palin setia menunggu kita sampai akhir hayat. Tak ada cara untuk menghindar dari kematian. Bahkan Guru Buddha pun mengalami kematian. Kematian adalah hal paling baik untuk kita renungi. Bekal apa saja yang sudah kita persiapkan untuk menyambut kematian?

Perbuatan baik apa yang sudah kita tanamkan untuk bekal di kehidupan selanjutnya?
“ Sungguh beruntung kita sebagai umat Buddha, bisa mengenal Dhamma, Mungkin kalian ( Para Remaja ) sudah belajar Dhamma dari kecil, kalo saya, kenal agama Buddha di tahun 1991. Waktu itu tidak ada vihara di kampung saya, ada sebuah rumah umat yang digunakan untuk kebaktian. Saat itu Ada Bhikkhu Joti Dhammo, yang sekarang adalah Y.M. Bhikkhu Joti Dhammo Mahathera, Ketua Umum Sangha Theravada Indonesia, hari pertama saya mengikuti kebaktian adalah saat Khatina Puja, saat itu Bhante Joti yang ceramah, awalnya saya belum begitu tertarik, tapi lama kelamaan saya merasakan seperti menemukan jalan yang saya cari selama ini. 7 tahun saya belajar dengan Bhante Joti, beliau adalah Guru Spiritual saya.”

Rasa ketertarikan Bapak Rajiman pada Buddha Dhamma tidak berhenti sampai disitu sampai sekarang beliau bekerja di Departemen Pemerintah sebagai Guru Agama Buddha di kabupaten Karawang. Di pemerintahan, di Kabupaten Karawang, hanya ada 2 orang yang beragama Buddha, kalo ditanya, agama apa? Bapak Rajiman menjawab tanpa minder :” Saya Agama Buddha.”
Banyak pertanyaan-pertanyaan yang sering dilontarkan oleh teman-teman beliau, tapi beliau selalu menjawabnya dengan tanpa emosi,sabar dan bijaksana.

Pesan Terakhir dari Bapak Rajiman:
“ Sungguh beruntung kita lahir sebagai manusia dan sebagai umat Buddha, persiapkanlah bekal dalam bentuk perbuatan bajik, jadikanlah Guru Buddha sebagai tauladan kita.”
Semoga renungan saya bermanfaat.

2 komentar:

  1. Namo Buddhaya

    Tahun lalu kami umat Buddha dari luar Karawang mendengar bahwa SAG adalah sosok Vihara yang menakutkan bagi penceramah, konon katanya walaupun SAG ini uatu Vihara di suatu desa kecamatan tapi umatnya pintar, Bravo SAG !!! pertahankan !

    Mari tingkatkan Buddha Dharma dan imbangi dengan pengetahuan yang tinggi, sure pasti lebih maju.

    Ngomomg-ngomong bolehkan kalau kami suatu saat akan berkunjung ke SAG dan sekalian belajar pengetahuan agama Buddha dengan umat SAG, sampai jumpa suatu saat nant. Semoga semua mahliuk berbahagia

    Sadhu Sadhu Sadhu

    BalasHapus
  2. Suatu kehormatan dan kegembiraan buat kami umat Vihara Surya Adhi Guna, kedatangan tamu untuk berbagi Dhamma..
    kalo boleh tau, anda dari vihara mana?

    "Tahun lalu kami umat Buddha dari luar Karawang mendengar bahwa SAG adalah sosok Vihara yang menakutkan bagi penceramah, konon katanya walaupun SAG ini uatu Vihara di suatu desa kecamatan tapi umatnya pintar"

    kalo pernyataan diatas, terlalu berlebihan..
    tapi memang beberapa umat, ada yang serius belajar Dhamma, beberapa menjadi anggota Sangha, seperti Ayya Santini, Bhikkhu Nyanadasa, Bhikkhu Nyana Prabasa dan Y.L. Samanera Abhasaro, tapi semua juga masih dalam proses belajar..
    kami tunggu kedatangannya di VIhara Surya Adhi Guna untuk belajar dhamma bersama..
    Trims, Namo Buddhaya

    BalasHapus

Search