Protokol : Ratna Sari
Penyalaan lilin Altar : Melisa
Pembacaan Dhammapada : Ryan dan Irwin (Gatha 360 dan 361)
Khotbah Dhamma : Romo Pannajayo
Penulis : Grace Chandra
Namo Tassa Bhagavato Arahato Samma Sambuddhasa (3 X)
Namo Sang Yang Adhi Budhaya, Namo Buddhaya..!
Kebhaktian merupakan kewajiban kita sebagai umat Buddha yang selalu kita lakukan rutin minimal satu kali dalam seminggu. Kebhaktian merupakan salah satu cara untuk mengisi hidup kita dengan baik. Hari ini kita melakukan puja bhakti dengan baik bahkan ketika melakukan meditasi metta bhavana dibacakan sebuah renungan yang sangat bagus isinya. Apabila kita mendengarkan saja isi renungan sepertinya sangat gampang untuk melakukannya akan tetapi ketika mempraktekkannya sungguh sulit. Hal ini dikarenakan kita memerlukan perenungan yang mendalam agar dapat melaksanakan sesuatu dengan baik.
Begitu juga untuk dapat menjalani kehidupan ini dengan mudah, kita memerlukan suatu perenungan yang mendalam. Kita haruslah merenungkan apakah tujuan yang ingin kita capai sebagai umat awam dalam kehidupan kita saat ini. Jika kita ingin mencapai suatu kebahagiaan maka kita harus ...
melakukan karma-karma baik. Seperti yang kita ketahui bahwa yang menentukan jalannya kehidupan kita adalah karma kita sendiri.
Tujuan dari kita umat awam adalah lakukan segala perbuatan bajik jika kita memiliki peluang untuk melakukannya. Janganlah menyia-nyiakan peluang kebajikan yang sudah ada di depan mata. Akan tetapi, kita harus melihat juga apakah kita mempunyai kemampuan untuk mewujudkan peluang atau tujuan tersebut. Jangan sampai kita memaksakan diri kita untuk mewujudkan segala peluang kebajikan yang tidak sesuai dengan kemampuan. Hal ini sangatlah tidak bijaksana. Contohnya: Jika kita ingin berdana lakukanlah dana sebesar dengan kemampuan kita bila mampunya 50 ribu ya berdana 50 ribu saja tidak usah memaksakan satu juta. Jika seseorang bertindak dengan menyadari akan keadaannya dan merasa puas akan keadaannya maka ia akan berbahagia.
Mantapkanlah tujuan kita sebagai umat awam. Perlu kita ketahui sangatlah sulit untuk terlahir di alam manusia. Kita tidak dapat menebak akan terlahir di alam mana jika kita mengalami kematian. Seperti sebuah kelapa yang ketika jatuh dari pohonnya akan sulit ditentukan oleh kita akan jatuh dimana. Sulitnya terlahir di alam manusia sudah diungkapkan oelh sang Buddha dalam sutta ujung kaki dan sutta seekor penyu.
Dalam sutta seujung kaki sang Buddha bertanya pada muridnya.., “Oh para bhikkhu menurut kalian lebih banyak mana debu yang ada di ujung kakiku atau debu yang ada di dunia ini?.” Muridnya menjawab, “Tentu saja lebih banyak debu yang ada di dunia.”
Sang Buddha lalu berkata, “Oh para bhikkhu, begitu pula dengan makhluk yang terlahir di alam yang berbahagia lebih sedikit seperti debu yang ada di ujung kakiku dan begitu banyak makhluk yang terlahir di alam 4 alam yang menyedihkan sama seperti debu yang ada begitu banyak di dunia ini.” Sedangkan, dalam sutta seekor penyu dikatakan bahwa sulitnya terlahir di alam manusia lebih sulit dibayangkan dibandingkan dengan sulitnya kemungkinan seekor penyu buta yang muncul di lautan hanya dalam rentang waktu ratusan tahun dan ketika muncul kepalanya masuk dalam lingkaran rotan.
Sungguh berbahagialah kita yang terlahir di alam manusia. Apabila kita terlahir di alam menderita akan sulit untuk terlahir di alam yang lebih baik (diperlukan rentang waktu dan karma baik yan besar). Hal ini dikarenakan jika terlahir di alam yangmenderita maka pikiran kita akan mempunyai kecenderungan untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang tidak baik. Oleh sebab iti, manfaatkanlah kehidupan kita sebagai manusia sebaik-baiknya. Perbanyaklah perbuatan kebajikan sehingga kita siap (tidak takut lagi) jika kematian menjemput kita.
Orang biasanya takut menghadapi kematian karena dirinya takut dirinya akan terlahir dimana setelah ia mati. Jika orang berbuat bajik terus menerus maka dirinya sudah pasti akan terlahir di alam berbahagia. Orang bajik tidak akan takut menhadapi kematian.
Berjuanglah dalam mencapai tujuan sebagai umat awam. Semoga Dhammadesana ini bermanfaat bagi kita semua.
Semoga Semua Makhluk Hidup Berbahagia…!
Sadhu…! Sadhu…! Sadhu…!
Tujuan dari kita umat awam adalah lakukan segala perbuatan bajik jika kita memiliki peluang untuk melakukannya. Janganlah menyia-nyiakan peluang kebajikan yang sudah ada di depan mata. Akan tetapi, kita harus melihat juga apakah kita mempunyai kemampuan untuk mewujudkan peluang atau tujuan tersebut. Jangan sampai kita memaksakan diri kita untuk mewujudkan segala peluang kebajikan yang tidak sesuai dengan kemampuan. Hal ini sangatlah tidak bijaksana. Contohnya: Jika kita ingin berdana lakukanlah dana sebesar dengan kemampuan kita bila mampunya 50 ribu ya berdana 50 ribu saja tidak usah memaksakan satu juta. Jika seseorang bertindak dengan menyadari akan keadaannya dan merasa puas akan keadaannya maka ia akan berbahagia.
Mantapkanlah tujuan kita sebagai umat awam. Perlu kita ketahui sangatlah sulit untuk terlahir di alam manusia. Kita tidak dapat menebak akan terlahir di alam mana jika kita mengalami kematian. Seperti sebuah kelapa yang ketika jatuh dari pohonnya akan sulit ditentukan oleh kita akan jatuh dimana. Sulitnya terlahir di alam manusia sudah diungkapkan oelh sang Buddha dalam sutta ujung kaki dan sutta seekor penyu.
Dalam sutta seujung kaki sang Buddha bertanya pada muridnya.., “Oh para bhikkhu menurut kalian lebih banyak mana debu yang ada di ujung kakiku atau debu yang ada di dunia ini?.” Muridnya menjawab, “Tentu saja lebih banyak debu yang ada di dunia.”
Sang Buddha lalu berkata, “Oh para bhikkhu, begitu pula dengan makhluk yang terlahir di alam yang berbahagia lebih sedikit seperti debu yang ada di ujung kakiku dan begitu banyak makhluk yang terlahir di alam 4 alam yang menyedihkan sama seperti debu yang ada begitu banyak di dunia ini.” Sedangkan, dalam sutta seekor penyu dikatakan bahwa sulitnya terlahir di alam manusia lebih sulit dibayangkan dibandingkan dengan sulitnya kemungkinan seekor penyu buta yang muncul di lautan hanya dalam rentang waktu ratusan tahun dan ketika muncul kepalanya masuk dalam lingkaran rotan.
Sungguh berbahagialah kita yang terlahir di alam manusia. Apabila kita terlahir di alam menderita akan sulit untuk terlahir di alam yang lebih baik (diperlukan rentang waktu dan karma baik yan besar). Hal ini dikarenakan jika terlahir di alam yangmenderita maka pikiran kita akan mempunyai kecenderungan untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang tidak baik. Oleh sebab iti, manfaatkanlah kehidupan kita sebagai manusia sebaik-baiknya. Perbanyaklah perbuatan kebajikan sehingga kita siap (tidak takut lagi) jika kematian menjemput kita.
Orang biasanya takut menghadapi kematian karena dirinya takut dirinya akan terlahir dimana setelah ia mati. Jika orang berbuat bajik terus menerus maka dirinya sudah pasti akan terlahir di alam berbahagia. Orang bajik tidak akan takut menhadapi kematian.
Berjuanglah dalam mencapai tujuan sebagai umat awam. Semoga Dhammadesana ini bermanfaat bagi kita semua.
Semoga Semua Makhluk Hidup Berbahagia…!
Sadhu…! Sadhu…! Sadhu…!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar