Jumat, 15 Januari 2010

Air Parita


Kebaktian umum JUmat, 08-01-2010

Protokol: Romo Pannajayo
Penyalahan lilin altar: Bpk Aen
Penceramah : Bhante dari Vihara Dhammacakka Jaya.
Penulis : Yessica F.S. & Nanda Devi Nur

Pada hari jumat tgl 8 januari 2010. saya & Nanda diberi tugas oleh ci Grace untuk merangkum ceramah pada kebaktian umum yang akan di isi oleh Bhante dari Vihara Dhammacaka Jaya Jakarta. Yang akan dimuat untuk blog ini. Ci Grace Chandra menugaskan kami berdua karena ci Grace sedang kurang sehat.
Pada malam hari ini Bhante sangat senang dapat mengisi dhammadesana di Vihara surya Adhi Guna ini. Ini terlihat dari keinginan Bhante untuk masuk ke ruangan Dhammasala sebelum dipersilahkan masuk. Saat umat sedang bermeditasi Bhante ingin segera masuk, ini karena sebelumnya Bhante bertanya kepada saya berapa umat yang hadir, lalu saya menjawab ya kira-kira ada lah 150 orang. Lalu Bhante menjadi segera ingin melihat dan masuk ke dalam ruang dhammasala lebih cepat dari rencana. Karena itu malam hari ini tidak ada pembacaan dhamapada.

Saat dhammadesana Bhante menjelaskan tentang air parita.
mungkin banyak dari kita yang bertanya tentang khasiat atau manfaat dari air parita.
Adakah manfaatnya???.
Pertaanyaan ini dapat dijawab melalui 2 tinjauan yaitu tinjauan dari sutta dan tinjauan ilmiah.

Dalam dhammadesana Bhante kali ini, Bhante menerangkan tentang sejarah kenapa ada air parita dan apa tujuannya.
Bhante bercerita 10 tahun yang lalu saat bahte masih menjadi umat awam Bhante belum mengerti tentang air parita. Orang-orang yang pergi ke vihara selalu meminta para bhikku yang hadir untuk memberikan air parita, mungkin tujuannya agar hidupnya berhasil dan sukses, jika pelajar mungkin agar mendapat nilai yang bagus.
Tetepi setelah Bhante memasuki sangha, beliau tinggal di Vihara mendut menjadi samanera dan harus belajar selama 1 tahun saat beliau belajar tidak ada guru yang mengajar atau menjelaskan tentang air parita tetapi bhante dengan semangatnya mencari tau sendiri dengan membaca-baca buku. Lalu beliau menemukan salah satu buku tipitaka yang menjelaskan tentang sejarah dari air parita yaitu khuddakapatha.
Didalam khuddakapatha dijelaskan bahwa Buddha memberikan intruksi kepada Ananda untuk menghafalkan dan mempelajari suta permata (parita Ratana sutta), setelah paham Ananda diperintahkan untuk mengajarkan kepada para Bhikku dan para umat.
Pada saat itu di kota Vesali terjadi sebuah bencana, awalnya terjadi kekeringan yang panjang mengakibatkan kelaparan lalu banyak berjatuhan korban karena bencana ini. Karena terlalu banyak yang meninggal, mayat-mayat itu pun tidak dimakamkan, tetapi hanya didiamkan begitu saja. Lama kelamaan mayat-mayat itu pun membusuk akibatnya banyak makhluk-makhluk yang berdatangan ketempat itu yang mencium aroma bau busuk mayat, makhluk-makluk itu adalah raksasa asura dan makhluk peta kunapasa. Selain itu juga banyak menyebar penyakit.
Setelah Buddha mendengar berita ini lalu Buddha datang ke kota Vesali pada saat Buddha datang banyak keajaiban yang yang ikut datang juga yaitu salah satunya turunnya hujan lebat tiada henti-hentinya. Hujan ini disebut hujan teratai, hujan ini aneh. Mereka yang ingin basah terkena hujan maka akan basah tetapi mereka yang tidak ingin basah maka tidak akan basah dan akan tetap kering.
Karena hujan ini tidak kunjung berhenti hingga berhari-hari maka terjadi banjir, kira-kira setinggi pinggang orang dewasa, karena banjir ini mayat-mayat yang berserakan menjadi hanyut terbawa airkesungai gangga lalu menuju ke laut. Setelah itu kota Vesali menjadi bersih dari mayat-mayat, raksasa pun pergi tetapi makhluk-makhluk peta bersembunyi di balik kandang-kandang ternak. Lalu Buddha beserta rombongan 500 Bhikku dan para umat berbaris lalu membacakan sutta permata (parita Ratana sutta). Ini lah pertama kalinya Ratana sutta dibacakan bersama-sama dan menggema di seluruh negri.
Buddha dibaris paling depan sambil membawa mangkok yang berisi air lalu memercikan air itu keseluruh penjuru, setelah pemercikan air itu makhluk-makhluk peta tersebut yang sebelumnya bersembunyi di belakang kandang ternak menjadi lari dan kabur.
Setelah itu Sang Buddha membabarkan Ratana sutta lalu 84000 mkhluk yang hadir baik manusia atau pun dewa mencapai kesucian sottapana.
Dari cerita tadi dapat disimpulkan bahwa manfaat air parita adalah untuk membersihkan tempat dari makhluk-makhluk seperti raksasa dan makhluk peta.
Itu tadi menurut tinjauan sutta.
Sekarang jika menurut tinjauan ilmiah, para pemikir ilmiah selalu menuntut bukti dan fakta. Ada suatu penelitian yang meneliti air.
Menurut penelitian ilmiah air dapat merekam apa yang kita pikirkan.
Ada 2 jenis air. air yang pertama diberi kata-kata, oh sungguh indah, kata2 yang halus dan lembut, sedangkan yang satunya diberi kata-kata ari kau sungguh jelek dan bau. Setelah itu air itu di bekukan lalu saat mencair dilihat dengan menggunakan alat, air yang di beri pujian menghasilkan molekul-molekul yang baik dengan bentuk seperti kristalbernentuk segi enam, sedangkan yang di jelek-jelekan mendapatkan hasil yang buruk air menjadi berwarna coklat seperti lumpur. Dari sini dapat mebuktiak kata- kata yang baik akan berdampak sesuatu yang baik pula.
Ucapan itu bersumber dari pikiran jadi jika kita senantiasa berfikir positif dan berbicara yang baik maka apa yang kita lakukan akan baik pula dan kita akan selalu sehat dan bahagia.
Ingatlah dhammapada gatha 1 dan 2. yang berbunyi
pikiran adalah pelopor dari segala seuatu.
Pikiran adalah pemimpin
Pikiran adalah pembentuk
Jika seseorang melakukan perbuatan baik maka
Kebahagiaan akan mengikutinya.
Bagaikan bayang-bayang yang tak pernah meninggalkan bendanya.

Semoga bermanfaat....
Semoga semua makhul berbahagia.....
Be Happy...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Search