Kebaktian Umum 27 Maret 2009
Protokol : Romo Pannajayo
Penyalaan Lilin Altar : Bp. Aen
Pembacaan Dhammapada : Ibu Empang (Gatha 290,291)
Dhammadessana :
Bp. Kisin (dr Karawang)
Romo Rajen (dr Karawang)
Malam Kebhaktian malam ini, merupakan malam kebhaktian yang luar biasa (he..he.., bkn berarti sebelumnya biasa saja). Mengapa saya katakan luar biasa, karena malam ini umat yang datang sungguh banyak dan yang luar biasanya lagi dhammadessana malam ini diisi oleh dua orang dhamma duta. Sungguh malam kebhaktian yang penuh berkah.
1. Dhammadessana Bp. Kisin
Namo Tassa Bhagavato Arahato Samma Sambuddhasa. (3X)
Namo Buddhaya !
Malam ini, Bp. Kisin menguraikan tiga cerita dhamma. Kumpulan cerita dhamma ini beliau dengar sebelumnya dari berbagai dhammadesana sebelumnya. Beliau menceritakan kisah ini dengan harapan agar dapat menjadi lentera menerangi hati kita. Oleh sebab itu, walaupun sebagian dari kita sudah pernah dengar kisah ini, alangkah baiknya kalau kita tetap menyimak dan merenungkan kisah ini.
Kisah pertama adalah tentang hal-hal apa saja yang kita pelajari di Vihara. Pernahkah kita renungi atau bertanya akan hal itu??.
Ada tiga hal yang kita pelajari di Vihara:
1. Bagaimana menjadi orang yang baik?
Banyak cara untuk melatih diri menjadi orang yang baik. Berdana, mengalah terhadap persoalan, rajin ke vihara, menolong orang merupakan cara untuk melatih diri menjadi orang yang baik. Berdana merupakan cara yang paling sering kita dengar dan sering dianjurkan kepada setiap orang untuk dilakukan. Lalu, bagaimana cara berdana yg baik?, apa yang perlu kita lakukan sehingga nilai berdana menghasilkan suatu parami yang bernilai tinggi?.
Ada banyak kriteria yang diperlukan agar tindakan berdana kita menghasilkan parami yang bernilai tinggi, yaitu:
- Barang yang kita danakan haruslah bersih. Maksudnya barang yang kita danakan bukanlah barang yang diperoleh dari suatu tindakan kejahatan
- Barang yang diberikan harus bermanfaat
- Lakukan perbuatan dana berulang-ulang
- Lakukan dana dengan prinsip tangan kanan memberi, tangan kiri tidak perlu tahu
- Dana diberikan dengan ketulusan
2. Bagaimana menjadi orang yang bijaksana?
Mulailah melatih diri gunakan panca indera yang kita miliki dengan baik. Tentukanlah mana hal-hal yang perlu di dengar/dilihat/dikatakan/disentuh dan hal-hal yang tidak perlu didengar/dilihat/dikatakan/disentuh. Dengan melakukan hal ini kita mulai melatih diri kita menjadi bijaksana.
3. Bagaimana menjadi orang suci?
Dalam agama buddha tingkat kesucian dapat diperoleh dengan samadhi. Oleh sebab itu latihlah samadhi dalam kehidupan kita sehari-hari. Luangkan waktu anda untuk bersamadhi.
Kisah kedua mengenai cerita SENANG DAN SUSAH. Di suatu desa, tinggallah seorang anak dan ayahnya (seorang petani) yang memiliki seekor kuda. Suatu hari, kuda anak tersebut hilang, dan tentu saja si anak sedih. Tetapi Ayah anak tersebut berkata pada anaknya janganlah bersedih. Hal ini membingungkan semua orang(para tetangganya). Akhirnya para tetangga si petani tersebut menanyakan mengapa Anaknya tak usah bersedih padahal telah kehilangan seorang kuda yang cukup bernilai.. Sang petani menjelaskan kita tak perlu bersedih karena kesedihan merupakan awal dari kebahagiaan.
Ternyata benar saja, beberapa hari kemudian kuda tersebut kembali sambil membawa seekor kuda liar bersamanya. Sang Anak petani sekarang hanyut dalam kegembiraan karena sekarang kudanya telah kembali, terlebih lagi sekarang Ia memiliki dua ekor kuda. Tetapi sang Ayah menegurnya dan berkata, "Janganlah Larut dalam kebahagiaan karena hal itu sebenarnya awal dari kesedihan."
Keesokan harinya, Anak tersebut menunggangi kuda liar tersebut tetapi kuda tersebut susah dikendalikan. Akhirnya anak itu terjatuh dari kuda dan kakinya patah karena terinjak oleh kuda liar itu. Sang Anak pun kembali bersedih, tetapi sang ayah kembali mengingatkan anaknya bahwa "Kesedihan adalah awal dari kebahagiaan."
Pada masa itu, perang sedang berlangsung, jadi diberlakukan sebuah peraturan bahwa setiap keluarga harus mengirimkan anak laki-lakinya yang masih muda dan kuat untuk terjun ke medan perang. Semua anak laki-laki di tempat tersebut pergi, kecuali anak laki-laki yang patah kakinya. Sang anak pun yang tadinya bersedih sekarang bergembira.
Dari cerita ini kita dapat menilau bahwa rasa senang dan susah tidak jauh jaraknya. Senang dan susah saling bergantian mewarnai kehidupan kita, Oleh karena itu, bila sedang dilanda masalah atau kesedihan janganlah menjadi putus asa. Bersemangatlah, karena kesedihan merupakan awal dari kebahagiaan. Begitu pula, jika kita dilanda kesenangan atau kebahagiaan janganlah terlalu hanyut di dldlamnya. Jangan sombong akan kebahagiaan tersebut tapi waspadalah karena kebahagiaan awal dari kesedihan.
Kisah ketiga ini tentang Teratai yang timbuh di dalam lumpur. Kisah ini Bp. Kisin dengar dari Bhante Uttamo. Teratai hidup diatas air, dia muncul dan mekar di atas permukaan air. Memang teratai muncul di atas air, tetapi sebenarnya di bawah permukaan air itu teratai hidup di sekeliling lumpur. Benih teratai hidup berkembang dengan penuh semangat. Ia tidak pernah mengeluh walaupun dirinya tinggal di lumpur. Teratai merubah kondisi lumpur yang becek dan bau menjadi suatu kondisi yang menunjang hidupnya.
Semangat hidup teratai ini perlu kita contoh dalam kehidupan kita sehari-hari. Terkadang kita juga seperti teratai itu, kita terlempar dan terjatuh dalam suatu lumpur. Suatu lumpur ketidak beruntungan, lumpur kegagalan dan lumpur-lumpur lainnya yang membuat diri kita susah. Orang-orang yang terlahir miskin, bodoh, atau cacat janganlah terpuruk di dalam lumpur tersebut. Bangkitlah, berkembanglah dan mekarlah di atas kondisi yang tidak baik.
Kita harus mempunyai semangat teratai yaitu semangat untuk berubah menjadi lebih baik. Perubahan menjadi lebih baik bila kita ditunjang dengan 50 % berbuat baik dan 50 % manajemennya. Manajemen dalam hal ini adalah suatu kondisi yang menunjang perbuatan baik kita segera berbuah. Sebagai contoh: Kita mengetahui dengan berdana atau berbuat baik akan membuat kita kaya dan bahagia. Tetapi hal ini tidak mungkin saja langsung tercapai jika kita hanya berbuat baik tapi tidak mau bekerja keras. Berbuat baik mengambil andil 50 % dan kerja keras yang merupakan manajemennya mengambil andil 50 % juga. Bila dua hal ini terpenuhi maka kesuksesan dan kebahagiaan akan tercipta.
2. Dhammadessana Romo Rajen
Namo Buddhaya !
Romo Rajen memberikan sebuah sharing dhamma mengenai tips kebahagiaan. Tiga tips ini beliau peroleh dari sebuah majalah. Tiga tips tersebut yaitu:
a. Kita harus puas dengan apa yang kita miliki
Terkadang kita menginginkan sesuatu yang lebih dari kita yang miliki. Orang kadang bila sudah memiliki uang 1 juta ingin uang 10 juta lalu Ia mencari lagi hingga dapat uang 100 juta. Setelah itu kembali dia tidak puas dan mencari lagi yang lebih banyak. Kita harus menerima segala kondisi yang kita miliki, dengan begitu kita akan menjadi orang yang berbahagia.
b. Kita harus menikmati apa saja yang kita miliki
Sebagai contoh jika kita mempunyai sofa mewah dan mahal tetapi kita tidak pernah gunakan. Hal tersebut menunjukan diri kita tak berbahagia, karena tidak menikmati barang yang kita miliki. Untuk apa punya TV kalau kita tidak punya waktu untuk menontonnya. Sungguh kasihan diri kita apabila hal tersebut terjadi.
c. Jangan Berhutang
Prinsip ini pernah dikatakan pertama kali tahun 1999 oleh bikkhu Myanmar di Amerika Serika. Ketika Beliau mengatakan hal ini, semua umat AS yang mendengarkannya langsung tertawa. Mereka mentertawakan Beliau, karena mempunyai pola hidup yang tergantung pada hutang. Semua segala kebutuhan hidup mereka dapat diperoleh dengan kredit. Kehidupan kita di Indonesia pun selama 10 tahun ini telah mengikuti pola hidup Amerika Serikat.
Ternyata apa yang terjadi kemudian???. Yup..,Krisis terjadi, disebabkan oleh kredit macet perumahan di Amerika Serikat sudah tak teratasi lagi. Dulu orang mungkin tertawa dan tidak pernah membayangkan bahwa hutang dapat menyebabkan suatu krisis. Secara pasti dan perlahan krisis ini akan sampai juga ke Indonesia.
Oleh sebab itu, jika anda ingin bahagia janganlah berutang. Jangan bebankan pikiran anda untuk sebuah hutang. So..,bagi yang mempunyai hutang segera lunasi hutang anda dan yang belum berhutang pesannya adalah janganlah berhutang
Romo Rajen juga mengulas masalah kontroversi Buddha Bar pada. Beliau berpesan kepada kita semua untuk menghadapi masalah ini dengan cara buddhisme. Bila menentang hal tersebut, suarakan hati anda dengan elegan.
Demikianlah ringkasan kebhaktian malam ini. Semoga bermanfaat bagi kita semua.
SEMOGA SEMUA MAKHLUK HIDUP BERBAHAGIA
SADHU...! SADHU...! SADHU...!
Sabtu, 28 Maret 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
boleh minta masukan gak gimana caranya agar kebaktian di viharaku ramai ?
BalasHapusmasih kurang banyak umatnya, paling banyak cuma 20 orang
boleh minta masukan gak gimana caranya agar kebaktian di viharaku ramai ?
BalasHapusmasih kurang banyak umatnya, paling banyak cuma 20 orang