Rabu, 07 Agustus 2013

Kebaktian Remaja 3 Agustus 2013


Protokol : Adit Penyalahan lilin : Ferry Dhammapada : Windy dan Eka Penceramah : Yesi
MEDITASI
Pada hari Sabtu tanggal 03 Agustus 2013 PMVSAG kembali datang ke vihara untuk mengikuti kebaktian bersama. Kesempatan kali ini kegiatan di PMV akan diisi oleh saudari Yesi. Beliau akan mengisi tentang meditasi. Awalnya ia memulai dengan pertanyaan-pertanyaan kecil salah 1 contohnya : -Apa inti ajaran agama Buddha? Lalu para muda-mudi pun menjawab dengan kompak : “Janganlah berbuat jahat. Tambahkan kebaikan. Sucikan hati dan pikiran. Inilah inti ajaran para Buddha. “ Setelah itu ia menjelaskan tentang meditasi. Meditasi adalah latihan konsentrasi dan untuk menenangkan batin serta pikiran. Dalam melakukan meditasi posisi yang benar adalah badan tegak disertai teratai penuh. Itu membantu melakukan meditasi agar tidak cepat pegal dan kesemutan. Meditasi juga membantu untuk cepat menyerap pelajaran salah satunya menghafal pelajaran di sekolah. Karena meditasi merupakan latihan konsentrasi dan pemusatan pikiran maka akan mudah dalam belajar,menyelesaikan masalah,baik masalah pribadi maupun masalah umum. Ada 5 pasang yang harus kita sadari saat sedang ber-meditasi : -Masuknya nafas-keluarnya nafas. -Menyadari nafas masuk-menyadari nafas keluar. -Menyadari panjang pendeknya nafas masuk-menyadari panjang pendeknya nafas keluar. -Menyadari badan ini bergerak saat nafas masuk-menyadari badan ini bergerak saat nafas keluar. -Menyadari kembang kempis perut saat nafas masuk-menyadari kembang kempis perut saat nafas keluar. Jadi biasakanlah ber-meditasi, usahakan meditasi dijadikan sebagai hobi. Karena meditasi itu baik .. Namo Buddhaya ..
Be Happy :)

Jumat, 02 Agustus 2013

Pindapatta dan Fangsen 21 Juli 2013

Pindapatta dan Fangsen bersama Bhante Aloka dan Anak-anak GABI

     Namo Buddhaya :)
     21 Juli 2013 adalah hari minggu yang spesial. Mengapa? Karena dihari ini, anak-anak sekolah minggu Vihara Surya Adhi Guna sudah bisa belajar sekaligur praktek ajaran Buddha, yaitu berbuat baik. Ya! Perbuatan baik yang kamu lakukan berupa Pindapatta dan Fangsen bersama.
    Pagi itu, sekitar pukul 09.30 WIB, kami melaksanakan Pindapatta. Kami bersemangat untuk melakukan perbuatan baik yang pertama. Dengan muka berseri, kami memberikan makanan kepada Bhante Aloka. 
    Setelah Pindapatta, kami membaca paritta untuk hewan-hewan yang akan kami lepaskan nanti. Anak-anak GABI membaca Paritta dengan semangat dan dipimpin oleh Bhante Aloka. Lalu, hewan-hewan itu dinaikkan ke mobil dan siap dibawa. 



    Sayangnya, anak-anak GABI tidak bisa ikut serta dalam pelepasan ikan ini. Karena lokasinya cukup berbahaya. Namun, mereka tetap gembira karena mereka diberi kesempatan untuk melepaskan burung di Vihara :) Dan setelah melepaskan burung, mereka pun makan siang bersama-sama di Vihara Surya Adhi Guna. Menyenangkan bukan? ;)
    Kembali ke ikan-ikan yang akan dilepaskan!! Hehe. Muda-mudi Vihara Surya Adhi Guna lah yang berpartisipasi di sini. Kami melepaskan ikan pada 4 titik tujuan karena jika hanya 1 titik tujuan, banyak orang yang akan menangkap ikan-ikan tersebut. Ya, kami melakukan fangsen di lingkungan terbuka.




     Setelah kegiatan fangsen selesai, kami kembali ke Vihara dan makan siang bersama. Rasa lelah tergantikan oleh kebersamaan hari ini. Betapa bahagianya kami umat Vihara Surya Adhi Guna bisa melaksanakan perbuatan baik hari ini. Semoga jasa-jasa kebajikan ini disalurkan untuk makhluk-makhluk yang membutuhkannya. Sadhu...sadhu...sadhu...
    Be Happy :)

Asadha 19 Juli 2013

Perayaan Hari Asadha

Dhammadesana disampaikan oleh : Y.M. Bhante Badra Putra
Tanggal : Jumat, 19 Juli 2013
Tema : Hiduplah sadar sepenuhnya.

Kenapa Hari Suci Asadha penting untuk diperingati? Menurut sejarah perayaan hari suci Asadha dikenal ketika Buddha Gotama mulai mengajarkan Dhamma di Taman Rusa Isipatana kepada lima orang pertapa (Pancavaggiya) yang dulu pernah bersama-sama beliau melakukan kepertapaa dengan cara menyiksa diri secara ekstrim di hutan Uruvela. Kelima pertapa tersebut bernama Kondanna, Bhaddhiya, Vappa, Mahanama, dan Assaji.
Buddha Gotama mengajarkan kepad alima pertapa tentang Empat Kebenaran Mulia / Cattari Arya Saccani dan dikenal dengan nama “Dhammacakkhappavattana Sutta”. setelah kelima mendengarkan dhamma tersebut merek a semua mencapai tingkat kesucian tertinggi yaitu Arahat.  Saat itu juga terbentuklah Sanggha  untuk pertama kalinya dan lengkaplah sudah Triratna. Buddha, Dhamma, dan Sanggha.
Cattari Arya Saccani atau Empat Kebenara Mulia adalah ajaran Sang Buddha mengenai :
1.    Bahwa kehidupan ini diliputi oleh adanya Dukkha / Penderitaan / Ketidakpuasan.
2.    Dukkha / penderitaan ini disebabkan oleh Napsu Keinginan (Tanha).
3.    Penderitaan ini dapat diakhiri atau dilenyapkan.
4.    Jalan menuju lenyapnya penderitaan. Yaitu Jalan Mulia Berunsur Delapan.
Buddha mengajarkan jalan melenyapkan penderitaan kepada semua makhluk. Untuk itu kepada anggota Sanggha dan umat perumahtangga harus memurnikan batin mereka dengan menjalankan atau mempraktekan Jalan Mulia Berunsur Delapan.
Mengapa penderitaan harus dilenyapkan? Karena pada dasarnya tidak ada satu orangpun yang mau merasakan menderita, tentunya semuanya menginginkan kebahagiaan. Untuk menjadi bahagia ternyata tidaklah mudah maka perlu latihan memahami Hukum Anicca/Ketidakkekalan. Bila sudah mampu untuk memahami Hukum Ini maka akan dapat merasakan bahagia.
Bagaimana cara membahagiakan diri sendiri dan orang lain, yaitu : Mengharapkan semoga semua makhluk berbahagia (termasuk diri sendiri), selalu berpikir positif, hidup dengan sadar sepenuhnya, memiliki kerendahan hati, kerelaan, dan welasasih (cinta kasih).
Hidup sadar sepenuhnya merupakan satu-satunya jalan menuju kesucian batin. Hidup sadar sepenuhnya artinya melihat dan memahami segala sesuatunya sebagaimana apa adanya, bukan sebagaimana bisanya. Contoh hidup sadar sepenuhnya yaitu mengamati napas masuk dan napas keluar setiap saat dan sadar sepenuhnya pada saat melakukan apa saja. dengan demikina maka kita akan mendapatkan kebijaksanaan.
Dengan kebijaksanaan, kita akan dapat mengerti mengenai Hukum Sebab Akibat. Dengan demikian kita akan dapat  terlahir di alam yang bahagia. Jangan suka mengeluh tentang kehidupan ini, sadarlah hidup sepenuhnya. Sekian dari saya, semoga bermanfaat, akhir kata  saya tutup dengan doa “Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta, Semoga semua makhluk hidup berbahagia”.

Sadhu…..Sadhu…..Sadhu…

*Redaksi Buletin Setetes Embun

Be Happy :)

Kebaktian Remaja 27 Juli 2013


Protokol : Irwin Penyalahan lilin : Gabby Dhammapada : Nadila dan Tasya Penceramah : Bapak Sukiman


HIDUP SEIMBANG
Hari ini Sabtu tanggal 27 Juli 2013 PMVSAG kembali melaksanakan kebaktian bersama. PMVSAG baik pengurus ataupun bukan pengurus sangat semangat untuk mengikuti kebaktian. Pada kesempatan kali ini kegiatan di PMV akan diisi oleh Pak Sukiman. Beliau adalah dosen di sekolah STAB ( Sekolah Tinggi Agama Buddha ) di Jakarta. Tema yang akan dibagikan pada malam hari ini adalah Hidup Seimbang. Didalam hidup kita semua pasti memiliki tujuan hidup, Disini ada 3 tujuan hidup : - Hidup sejahtera di dunia ( Bhogasampada ) - Setelah meninggal masuk surga ( Sugatim yanti ) - Dan akhirnya merealisasi nibbana ( Nibbutim yanti ) Lalu ada juga dinamika kehidupan,yaitu : - Untung-rugi ( labbha-alabha ) - Popularitas-nama buruk ( yasa-ayasa ) - Dipuji-dicela ( pasamsa-ninda ) - Bahagia-menderita ( sukha-dukkha ) Dinamika kehidupan diatas selalu berputar,karena segala sesuatu tidak kekal adanya. Ada juga yang kita sebut realita kehidupan,yaitu : - Anicca : tidak kekal - Dukkha : ketidakpuasan - Anatta : tidak berinti Dukkha berarti tidak memuaskan,tidak sempurna,dan penderitaan. Dukkha dibagi menjadi 2 : 1. Dukkha karena kondisi = Merupakan vipaka dan tidak mungkin ditolak. 2. Dukkha karena Loba Dosa Moha = Merupakan kilesa dan harus dikikis. Keseimbangan hidup bukan menyamakan antara rugi dengan untung,pujian dengan celaan,popularitas dengan nama buruk,atau kebahagiaan dengan penderitaan tetapi bersikap netral terhadap setiap dinamika kehidupan yang dialami. Ada 2 tips untuk hidup seimbang : 1. Terima kondisi sebagai konsekuensi perbuatan diri. 2. Membuat untuk melepas bukan untuk menerima. Jadi kita harus menerapkan 2 tips tersebut jika ingin hidup seimbang. Dan bisa mengikis Loba Dosa Moha. Terima kasih, Namo Buddhaya ..
Be Happy :)

Search