Jumat, 25 September 2009

Bpk. Hemartha : Kasih orang tua sepanjang Jaman

Kebaktian Umum Jumat, 25 September 2009
Protokol : Wawah S.
Lilin Altar : Ibu Empang
Dhammapada : Ibu Lilayani ( Gatha 159 & 160 )
Dhammadesana : Bpk. Hemartha Viryajaya
Penulis : Tommy ( Facebook )

Hari jumat ini adalah hari pertama kebaktian umum setelah libur panjang libur lebaran 1430 H / 2009. Umat yang datang ke Vihara Surya Adhi Guna pun menjadi lebih sedikit dari biasanya. Banyak alas duduk yang terlihat kosong.

Pada kesempatan kali ini, Bpk Hemartha yang merupakan Ketua MBI Rengasdengklok bersedia untuk memberikan Dhammadesana pada kebaktian kali ini.

“ Pada kesempatan Dhammadesana kali ini saya akan memberikan Dhamma dengan menggunakan bahasa sehari-hari. Yang tidak melulu terpaku pada text book. Karena penyampaian Dhamma dengan bahasa sehari-hari pastilah akan lebih mudah dimengerti ketimbang teori-teori yang menggunakan kata-kata mutiara. ” Ucap Bpk. Hemartha pada awal Dhammadesananya.

Bpk. Hemartha mengutip kata-kata Dhammapada yang disampaikan oleh Ibu Lilayani yakni disampaikan sebelum Dhammadesananya dimulai,
“ Diri kita adalah pelindung diri kita sendiri, tapi diri kita sungguh sulit untuk dikendalikan. ” Dari kata-kata yang dikutip oleh Dhammapada tersebut memang seperti itulah yang terjadi pada kenyataan hidup. Banyak orang sepertinya lebih mudah untuk mengendalikan orang lain, tapi sungguh sangat sulit untuk mengendalikan dirinya sendiri.

Dalam hal pengendalian diri, sebagai anak dan orang tua saja mungkin akan sangat sering terjadi bentrokan pendapat, pola pikir dan tindakan. Tapi yang namanya orang tua, kasih sayangnya tidak terbatas pada anak-anaknya. Apapun yang diperbuat oleh anak-anaknya, pastilah orang tua tetap menyayangi anak-anaknya. Seperti kata pepatah: “ Kasih orang tua sepanjang jaman, kasih saudara sepanjang galah ”. Dari ungkapan tersebut, sungguh besar kasih orang tua kepada anak-anaknya. Dan sebaliknya, anak-anak sudah seharusnya berbakti pada orang tuanya. Banyak orang mencari tempat pemujaan, tempat berlindung ke tempat-tempat yang jauh. Tapi sesungguhnya MUTIARA , ladang untuk berbuat baik, berada sangat dekat dengan kita. Yakni orang tua kita sendiri. Berbakti pada orang tua ketika orang tua kita masih hidup, adalah berkah utama.
Perbuatan baik atau pun perbuatan buruk yang kita lakukan pastilah akan berbuah sesuai dengan yang kita perbuat. Apabila kita selalu berbakti pada orang tua, sudah pasti kita akan berkumpul dengan orang-orang yang berbakti juga. Mendapatkan anak yang berbakti. Semoga perbuatan baik inilah yang terus dilakukan untuk kehidupan yang lebih baik.
Demikian Uraian Dhammadesana yang disampaikan oleh Bpk. Hemartha.
Lalu Bpk. Hemartha melanjutkan dengan pemberitahuan mengenai TOUR Khatina yang diadakan oleh Vihara Surya Adhi Guna untuk umat Vihara. Rencana para umat akan TOUR untuk mengikuti Khatina Puja di Panti Semedi Balerejo di Dekat Blitar. Acara ini diadakan oleh YM Bhante Uttamo Mahathera. Para umat sangat antusias untuk mengikuti Tour ini. Terlihat dari 40 bangku yang disediakan panitia sudah habis dari beberapa minggu yang lalu. Sehingga panitia terpaksa menyediakan 23 bangku tambahan menggunakan Bis kecil untuk umat tambahan. 23 bangku tersebut pun sudah habis terhitung hari ini. Jumat, 25 September 2009. Jadwalnya para rombongan Tour akan berangkat pada pukul 06.00 Pagi pada hari Jumat 9 Oktober 2009 langsung menuju Blitar Jawa Timur. Rencana Tour akan berlanjut ke Vihara Tuban, Gunung Kawi, dan ke Jembaran SURAMADU yang menghubungkan pulau Jawa dan Madura.

Sekian Ringkasan Kebaktian ini.
Semoga Bermanfaat.

Tommy : Belajar bersikap positif dengan penilaian orang lain

Kebaktian Remaja, Sabtu 26 September 2009
Protokol : Meylianawati Dewi
Dhammapada : Nanda Devi Nur
Penulis : Tommy

Kebaktian kali ini saya mendapatkan giliran untuk mengisi ceramah atau sharing Dhamma. Berbicara di depan umum tidak sulit, tapi berceramah di depan umum bagi saya bukanlah hal yang mudah. Dengan pengetahuan & pengalaman yang saya miliki sekarang, saya merasa belum siap untuk berbagi untuk teman-teman seDhamma. Maka dari itu, saya mengajak para umat remaja yang hadir pada kebaktian kali ini untuk berinteraksi dengan teman-teman yang lain.
Pada awal bulan yang lalu Grace Chandra mengajak para umat untuk menilai karakteristik diri sendiri. Untuk melengkapi apa yang sudah dilakukan pada awal bulan September lalu, pada akhir bulan ini saya mengajak setiap umat untuk bersedia dinilai karakteristiknya oleh orang lain. Para umat saya minta untuk duduk melingkar. Ada 24 orang yang hadir pada kebaktian malam hari ini. Salah satu dari mereka, secara bergantian duduk di tengah – tengah lingkaran untuk diberi penilaian tentang sifat-sifat positif & negative oleh teman-teman lainnya pada selembar kertas. Sehingga setiap anak akan membawa pulang 23 lembar kertas yang berisi penilai sifatnya dari teman-teman yang hadir ke vihara. Tapi tentu, teman-temannya tidak menuliskan namanya dikertas tersebut.
Beberapa orang telihat antusias untuk memberi penilaian pada teman-temannya. Mungkin orang yang antusias ini mempunya unek-unek yang ingin disampaikan pada temannya tersebut.
Maksud saya mengajak para umat untuk melakukan kegiatan ini adalah agar para remaja bisa belajar mendengarkan apa yang orang lain sarankan. Mungkin penilaian orang lain terhadap sifat jelek kita mungkin begitu menyakitkan, tapi apabila memang sesuai dengan kenyataan, dan memang perlu kita ubah, kita harus berterimakasih pada orang tersebut.
Mungkin juga ada orang lain yang menilai kita BAIK, bahkan lebih baik dari kenyataan. Penilaian itu pun harus disikapi secara positif. Apabila kita memang belum seperti itu, kita harus mewujudkan penilaian tersebut apabila membawa manfaat yang baik bagi kehidupan kita.
Tapi mungkin juga orang menilai kita yang NEGATIF. Apabila kita memang tidak seperti itu, kita tidak perlu pusing, tidak perlu kesal dan terus memikirkan apa kata orang tersebut.
Satu cerita penutup yang saya sampaikan pada para umat mengenai cerita Seorang ayah dan anak yang berjalan-jalan keliling kota dengan membawa seekor kuda. Diawal perjalanan, sang anak yang masih muda mempersilahkan ayahnya untuk menaiki kuda, sedangkan sang anak berjalan menuntun kuda yang dinaiki ayahnya. Beberapa meter meraka berjalan, mereka bertemu dengan teman dari sang anak. Lalu teman sang anak itu berkata, “ Wah.. Tega amat seh ayah mu! Masa anaknya disuruh jalan, sedangkan ayahnya enak-enakan naik kuda. ”. Mendengar apa yang diucapkan oleh teman sang anak, sang ayah segera meminta anaknya yang menaiki kuda dan ia yang sekarang menuntun kuda. Lalu mereka melanjutkan kembali perjalanan keliling kota. Dipersimpangan jalan, mereka bertemu dengan teman sang ayah. Lalu teman dari sang ayah tersebut berkata, “ Wah kebangetan..! masa anaknya masih muda, tega membiarkan ayahnya yang sudah tua berjalan.” Mendengar hal itu, sang anak berpikir kalau begitu lebih baik mereka berdua saja yang menaiki kuda tersebut. Sang ayah tidak lelah, begitu pun sang anak. Akhirnya mereka setuju untuk sama-sama menaiki kuda tersebut. Tidak berapa jauh setelah mereka melanjutkan perjalanan, orang-orang di sekitarnya berkata : “ Kasian banget itu kuda, ditaiki oleh 2 orang . Tega benerrrr..!! ”. Lagi-lagi mendengar hal ini sang ayah berkata “ Kalau begitu kita tuntun saja kuda ini. Kita berdua jalan kaki saja sambil berkeliling kota. ” Karena mendengar kritikan dari orang lain, sang anak pun menyetujui apa kata ayahnya. Dan mereka berdua pun berjalan kaki keliling kota menuntun kuda tersebut. Sesampai dirumah, mereka sangat kelelahan karena berjalan keliling kota. Lalu ibu dari sang anak berkata, “ Kalian berdua sungguh bodoh..!! bawa kuda, tapi kok malah dituntun! Bukannya ditaiki. ”

Dari cerita ini, kita memang harus bisa mendengarkan saran dari orang lain. Tapi harus dibarengi dengan kebijaksanaan. Banyak orang, banyak saran, dan yang pasti banyak pemikiran. Kita yang melakukan, kita harus bijaksana. Semoga Bermanfaat.

Tambahan :

Ada pengumuman
Sdri. Nanda Devi Nur: Minggu depan hari sabtu tanggal 3 Oktober 2009 para umat remaja yang berminat untuk berdana kathina diminta untuk membawa makanan ringan dan perlengkapan Bhikkhu seperti : ( Sabun, Odol, handuk, Shampoo dll ) untuk dibuatkan parsel gabungan untuk dipersembahkan pada dana kathina tanggal 16 Oktober 2009.
Sdri. Grace Chandra :
-Hari selasa, 29 September 2009 ada rapat Buletin edisi kathina pukul 19.00
-Hari Rabu, 30 September 2009 ada belajar adobe photoshop pukul 19.00

Kamis, 24 September 2009

Bpk. Hemartha : Perjuangan dan Proses

Protokol : Romo pannajayo
Lilin ALtar : Bp.hasan
Dhammapada : Ibu Vina
Dhammadesana : Bp.Hemartha
Penulis : Yessica F.S. & Nanda Devi Nur

Pada hari jumat ini malam yang berbahagia untuk kita semua.
seperti yang kita tahu pada setiap hari jumat minggu ketiga kita kedatangan bhikku sanggha dari vihara Dhammacakkha jaya jakarta, tetapi pada malam hari ini bhante berhalangan hadir karena dikhawatirkan macet karena arus mudik. Walau pun demikian umat Vihara Surya Adhi Guna tetap bersemangat untuk datang datang ke vihara, walau pun memang tidak sebanyak seperti minggu-minggu sebelumnya, ini mungkin karena banyaknya kesibukan karena beberapa hari lagi akan lebaran. Dalam kesempatan ini, Bapak Hemartha yang diberikan kesempatan untuk mengisi dhammadesana. Beliau menjelaskan mengenai perjuangan dan proses dalam hidup ini. Di dalam agama buddha terutama di Vihara Surya Adhi Guna pasti ada yang namanya organisasi seperti ketua dan sejajarnya. Baik dalam kebaktian sekolah minggu (GABI), Remaja, maupun kebaktian ini tidak lepas dari sebuah kepengurusan, mulai dari ketua, wakil ketua, sekretaris, bendahara, dan lain-lain yang berkecimpung ini seyogyanya kita ikut berperan aktif dalam sebuah kepengurusan. Jika kita terlibat dalam suatu organisasi kita mau tidak mau akan berusaha untuk terus melakukan kebaikan-kebaikan dan pelayanan untuk banyak orang. Dalam pengertian kepengurusan tidak penting tertulis jabatan-jabatannya tapi yang penting adalah bagaimana kita dapat selalu mengembangkan Buddha dhamma dengan baik dan melakukan sesuatu yang sangat bermanfaat untuk diri kita dan semua orang.
Kita tidak akan tahu berapa lama kita hidup di dunia ini, sadarilah hidup ini tidak kekal. Kadang kita di atas, suatu saat bisa saja berada di bawah. Oleh karna itu banyak-banyak lah untuk melakukan sesuatu hal yang terbaik! baik bagi diri sendiri dan juga orang banyak. "Saya pernah melihat dhammadesana dari samanera Abhasaro yang tidak lain kita kenal adalah saudara Mirad. Di dalam dhammadesanya itu diputarkan sebuah video. Didalam video itu digambarkan seorang ibu yang sedang melahirkan, lalu bayinya yang masih merah tersebut pun meluncur di udara berproses menjadi remaja, berproses lagi menjadi dewasa, lalu tua dan kemudian masuk ke dalam liang kubur. Begitu cepatnya kehdupan kita ini. Namun ketika kita renungkan sepuluh atau dua puluh tahun yang lalu, sepertinya baru saja kemarin. Mengingatkan kita kalau kehidupan itu hanya sekejap mata.
lalu Bpk. Hemartha bercerita kalau dulu beliau sering melakukan latihan meditasi. "Yang saya alami pada saat saya masih sering melakukan meditasi, ketika tidur pun nyenyak tidak ada gangguan apapun. Kita pun sering kali mengalami kesusahan pada saat meditasi. Dalam tahap belajar kita bisa melakukan tahap yang lebih mudah dahulu seperti menyadari keluar masuknya udara".Yang jelas, untuk melakukan perbuatan baik banyak sekali hambatannya dan halanganya, secara jujur untuk bisa datang ke vihara pun kita masih merasa sukar apalagi ketika kita dalam keadaan tidak sehat pasti kita akan menjadi malas untuk berangkat ke vihara. Tetapi biasanya untuk berbuat sesuatu yang tidak baik terasa begitu mudah dan gampang unuk dilakukan.
Berbahagialah ibu-bapak serta saudara-saudari yang masih sempat datang ke vihara. Kehidupan kita sendiri ini tergantung pada karma sekarang dan karma yang masa lampau, dan kehidupan kita nanti juga ditentukan oleh perbuatan kita yang sekarang. Alam kehidupan berumah tangga kita tidak terbebas dari sila-sila yang harus kita jalan kan untuk melatih diri agar menjadi lebih baik oleh karna itu jalankan sila dengan sebaik-baiknya.

Semoga semua makhluk hidup berbahagia...
Sadhu 3x

Romo Pannajayo : Lemah Lembut









Protokol: Antoni kho ( Facebook )
Penyala Lilin Altar:
Fellita Anjani (Facebook)
Pembaca Dhammapada: Mellisa Rosia (Facebook) dan Meylianawati Dewi ( Facebook )
Pengumuman1 : Grace Chandra ( Facebook )
-design jaket.
-Prosesi puja untuk Kahtina
Pengumuman2 : Sidhi Agustiana Taniman ( Facebook )
-untuk yang sekolah di Yos Sudarso Karawang dan sekolah swasta lainnya, jika ingin surat aktivitas harus rajin datang ke Vihara. Karena nanti akan di absen.
Dhammadesana : Romo Pannajayo
Penulis : Nadila (Facebook)


Pada malam yang berbahagia ini, adik-adik dapat hadir ke Vihara walaupun ini hari libur panjang dimana kebanyakan orang sudah pergi berlibur bersama keluarga. (pembuka).

Romo memulai ceramah Dhammanya dengan tema lemah lembut. Kita sebagai manusia yang terlahir sebagai makhluk yang harus bersosialisasi. Kita tidak bisa hidup tanpa mengandalkan orang lain. Kita membutuhkan semua orang. Maka dari itu, sikap kita terhadap orang lain harus lemah lembut. Jangan sampai kita berbicara kasar kalau kita membutuhkan orang lain.
Beberapa tahun yang lalu ada seorang teman saya yang mengatakan bahwa “saya tidak membutuhkan orang tua saya lagi!”. Pada saat itu, ia sedang bertengkar dengan orang tuanya. Akhirnya beliau pergi dari rumah. Setelah saya hubungi, ternyata ia ada di Jakarta. Di Jakarta ia bekerja dengan susah payah. Orang tua di rumah menanti anaknya untuk segera pulang. Saat itu saya bujuk ia untuk pulang. Akhirnya ia pulang bersama saya. Setelah sampai di rumah, ia meminta maaf pada orang tuanya. Dengan gembira Orang tuanya pun memaafkan anaknya. Setelah itu, ia dinikahkan orang tuanya.
Kehidupannya menjadi membaik setelah bantuan dari orang tuanya. Sampai akhirnya ia bisa mandiri sendiri. Lalu saat ia bisa membiayai keluarganya sendiri, saya bertanya “kamu masih membutuhkan orang tua kamu tidak?”
Beliau menjawab “ ya, saya masih membutuhkan orang tua saya”.

Dari cerita tersebut, kita bisa menyimpulkan bahwa kita masih membutuhkn orang lain apalagi orang tua kita. Walaupun kita sudah mandiri, kita tetap membutuhkan orang tua kita untuk menyokong mereka. Seperti yang tertulis pada Manggala Sutta, Berbakti pada ayah dan ibu adalah berkah utama. Kalau kita tidak membutuhkan orang lain, siapa yang mau menolong kita saat kita membutuhkan pertolongan? Maka dari itu, kita harus memperlakukan mereka dengan Lemah Lembut. Karena Lemah Lembut adalah salah satu modal untuk mencapai kebahagiaan tertinggi.

Semoga semua makluk hidup berbahagia.
Sadhu… sadhu… sadhu…

Pembacaan paritta malam kembang

Kebhaktian Remaja, 12 September 2009
Protokol : Mellisa Rosia
Pembacaan Dhammapada : Irwin Viryajaya dan Sidhi Agustiana Taniman
Penyalaan Lilin Altar : Indrawan Setiono
Penulis : Grace Chandra

Namo Buddhaya..,

Malam ini kebhaktian remaja tidak diisi seperti biasanya karena malam ini kebhaktian tidak diisi Dhammadesana. Kami hanya melakukan pembacaan paritta seperti biasa, lalu bermeditasi dan dilanjutkan dengan berbagai pengumuman singkat.. Hal ini dilakukan karena pada pukul 8 malam akan diadakan pembacaan paritta persembahyangan malam kembang almarhumah Ibu Yo Cin Nio yang merupakan salah satu umat Vihara Surya Adhi Guna dan merupakan nenek tercinta dari saudari Yessica F. S.
Tepat pukul jam 7.45 malam, kami berangkat ke rumah duka besama-sama dengan berjalan kaki karena letak rumah duka tidak jauh dari vihara kami. Pembacaan paritta pun dilakukan tepat pukul 8 malam dengan dipimpin oleh Romo Pannajayo. Saat akan dimulai pembacan paritta, saya melihat sungguh banyak umat yang hadir untuk membacakan paritta untuk almarhumah. Almarhumah merupakan sosok yang baik dan tekun dalam menjalankan dhamma, tak heran sungguh banyak kerabat dan kenalan yang merasa kehilangan Beliau.
Pada saat prosesi persembahyang berlangsung, saya sempat merenung bahwa kehidupan ini sungguh tak pasti akan tetapi kematian sungguh pasti. Oleh karena itu kita harus menyiapkan diri sebaik mungkin untuk menghadapi kematian yang menanti kita. Tak ada bekal yang lebih baik selain “KARMA BAIK” dalam menghadapi kematian. Dengan setumpuk karma baik yang kita miliki maka kita dapat menjalani kehidupan selanjutnya dengan lebih baik. Karma baik yang telah kita lakukan bukan saja dapat dilihat hasilnya pada kehidupan yang akan datang tetapi pada kehidupan saat ini juga.
Saya teringat pada masa hidupnya almarhumah Ibu Yo Cin Nio merupakan sosok yang mengamalkan Dhamma dalam kehidupan sehari-hari dengan begitu disiplinnya. Di saat sakit saja, Beliau tetap bersemangat datang ke Vihara untuk mendengarkan Dhamma. Oleh sebab itu disaat meninggal, beliau meninggal dengan tenang di hari yang sungguh baik yaitu pada tanggal 09 bulan 09 tahun 2009 jam 9 lewat. Kejadian ini tak dipungkiri terjadi disebabkan oleh karma baik yang beliau lakukan dalam masa hidupnya. Karma baik tak mungkin dapat hilang dan dicuri oleh siapa pun. Karma baik akan melindungi dan menyertai diri kita sendiri saat kematian menjemput.
Semoga dengan ulasan sekilas mengenai persembahyangan ini, kita dapat merenung tentang kematian. Renungilah bahwa hidup sungguh singkat dan kematian tak disangka sudah berada di depan kita. Semoga dengan perenungan ini membuat kita selalu tersadar dalam menjalani kehidupan ini. Semoga kita semakin terpacu untuk menjalankan Dhamma dalam kehidupan sehari. Semoga kita selalu memupuk dan memupuk karma baik sebanyak-banyaknya.
Saddhu…! Sadhu…! Sadhu…!

Bapak Rajen : Dhamma Indah Pada awalnya, Indah Pada Tengahnya dan Indah Pada Akhirnya

Kebhaktian umum, 11 September 2009
Protokol : Grace Chandra
Penyalaan Lilin Altar : Romo Pannajayo
Pembacaan Dhammapada : Ibu Cuilan (Gatha 354 dan 355)
Dhammadesana : Romo Rajen
Penulis : Grace Chandra

Namo Tassa Bhagavato Arahato Samma Sambuddhasa … (3X)
Namo Sang Yang Adhi Buddhaya, Namo Buddhaya…!!!

Malam ini Romo Rajen memberikan ulasan mengenai Dhamma. Dhamma merupakan kebenaran sejati atau ajaran kebenaran. Menurut Anguttara Nikaya I halaman 22 dikatakan bahwa “Dhamma itu indah pada awalnya, indah pada tengahnya dan indah pada akhirnya.
Dhamma dikatakan indah pada awalnya karena Dhamma dapat membimbing dan membentengi diri kita. Dhamma dapat memberikan tuntunan kepada kita agar diri kita keluar dari Dosa, Loba dan Moha. Dhamma berisi peraturan-peraturan yang telah dibuat oleh Guru Buddha sejak 2500 tahun yang lalu. Hidup ini memang perlu peraturan dengan adanya peraturan hidup akan lebih teratur, tenang, tentram dan damai. Untuk umat awam terdiri atas 5 sila, sedangkan para Bhikkhu terdiri atas 227 sila. Dengan menjalankan Dhamma, kita akan merasakan hidup yang bahagia, damai dan penuh dengan keseimbangan.
Dhamma itu indah pada tengahnya karena Dhamma dapat menuntun kita pada ketenangan batin dan memperoleh pandangan terang. Ketenangan batin dan pandangan terang ini dapat kita peroleh dengan jalan mempraktekkan meditasi. Semua ini dapat kita peroleh dengan kekuatan diri kita sendiri dan semuanya ada didalam diri kita sendiri.
Romo Rajen lalu bertanya kepada semua umat yang hadir mengenai apa saja manfaat yang diperoleh dari latihan meditasi. Setelah dirangkum, ternyata meditasi memberikan manfaat antara lain bertambahnya kesabaran, bertambahnya konsentrasi, mengikis dosa, loba dan moha, dan menjadi tenang. Dari banyaknya jawaban yang ada Romo Rajen menambahkan manfaat meditasi yang telah ia rasakan dari berbagai latihan meditasi yang telah dijalaninya. Romo Rajen merasakan dengan meditasi ia dapat melihat seperti apakah dirinya saat ini. Beliau tersadar bahwa dirinya telah banyak melanggar sila. Akhirnya ia tersadar sehingga beliau berjanji dalam diri akan bertobat serta ingin menjadi pengabdi Dhamma. Meditasi yang teratur juga dapat mengontrol gula darah beliau sehingga berada dalam batas rendah.
Setelah mengupas tentang begitu banyaknya manfaat dari bermeditasi lalu Romo Rajen memberikan tips meditasi sebagai berikut:
- Pilihlah tempat duduk yang paling sesuai atau nyaman (teratai penuh, setengah teratai atau kedua kaki dalam posisi sejajar)
- Tegakkan badan , simpan telapak tangan dipangkuan dengan rilieks dan mata kemudian dipejamkan.


Ada dua jenis meditasi yang kita kenal yaitu :
1. Meditasi ketenangan batin, Samantha Bhavana Contohnya: Meditasi memperhatikan napas (Anapannasati Bhavana)
2. Meditasi pandangan terang, Vipasanna Bhavana

Oleh sebab itu Dhamma dikatakan indah pada tengahnya karena dapat memberikan ketenangan dan pandangan terang apabila kita mau mempraktekkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Dan yang terakhir Dhamma dikatakan indah pada akhirnya karena dengan Dhamma dapat menghasilkan manusia-manusia bijaksana. Kebijaksanaan dapat kita peroleh dengan sendirinya jika kita selalu mempraktekkan sila dan Samadhi dalam kehidupan kita sehari-hari.
Dengan melihat ulasan ini semoga saja kita semakin terpacu untuk menjalankan dhamma di dalam kehidupan kita masing-masing. Dhamma itu memang sungguh indah pada awal, tengah dan akhirnya.
Demikianlah ringkasan kebhaktian umum, 11 September 2009. Semoga bermanfaat.
Sadhu…! Sadhu…! Sadhu…!

Senin, 07 September 2009

Pelantikan Pengurus PMV 2009-2010

lihat foto pelantikan lainnya : disini!
Kebaktian Remaja, 5 September 2009
Protokol : Ratnasari
Acara : Pelantikan Ketua & Pengurus PMV 2009-2010
Penulis : Tommy ( Facebook )

Tidak terasa sudah setahun yang lalu masa kepengurusan saudari Yessica F.S. ( Facebook ) dan kawan-kawan berlalu. Banyak kejadian-kejadian penting yang muncul pada masa kepengurusan periode ini. Mungkin, beberapa tahun mendatang, orang akan terus mengingat masa periode ini. Kenapa? Karena banyak hal-hal baru yang muncul pada tahun ini.

Kebangkitan semangat Persaudaraan Muda-mudi Vihara Surya Adhi Guna, memang tidak dimulai pada tahun kepengurusan 2009-2010, tapi hasil dari kebangkitan semangat ini, begitu terasa pada tahun kepengurusan ini. Muncul kembalinya Dharmashanti Waisak merupakan salah satu kejadian yang menandakan kemajuan PMV SAG.

Beberapa tahun silam, saya bersekolah di sebuah sekolah swasta yang cukup terkenal di kota tempat saya tinggal. Sekolah tersebut mengharuskan para siswanya untuk belajar pendidikan agama Katolik. Sehingga, mau tidak mau, saya mengikuti berbagai macam kegiatan yang diadakan. Dari kesenian, lomba-lomba untuk meningkatkan keakraban hingga yang tak kalah pentingnya adalah ret-ret yang membuat kualitas spiritual para siswa menjadi lebih baik. Rasa persaudaraan antara para komunitas gereja pun terlihat begitu kompak, hangat dan akrab. Dari hal-hal tersebut, saya berpikir, “ Kalo di Vihara ada kegiatan-kegiatan kaya gini, wah mantap.. saya bakal rajin ke Vihara.” Saat itu saya belum rajin datang ke Vihara, dan memang kegiatan di Vihara saat itu pun tidak seperti yang diadakan gereja di sekolah saya.

Dari pengalaman di sekolah, akhirnya saya mencoba datang ke Vihara. Pada waktu itu mungkin sekitar tahun 2003-2004. Tapi sayang, apa yang saya temukan saat itu, jauh berbeda dengan kondisi komunitas gereja yang saya inginkan. Umat yang hadir hanya beberapa orang, sekalipun banyak yang datang, mereka lebih memilih untuk tidak masuk ke dalam Dhammasala. Kebaktian rutin, sering sekali tidak ada acara. Jadi hanya membaca paritta, lalu pulang. Banyak hal yang membuat saya merasa Vihara ( Vihara Surya Adhi Guna 2003-2004 ) bukan lah tempat yang cocok untuk saya mencari komunitas untuk berbagi. Sempat terpikir untuk pindah ke gereja.

Dari penjelasan saya diatas, kondisi tersebut sangat berbeda jauh dengan kondisi Vihara pada tahun 2008-2009. Pada tahun emas ini, saya rasa saya telah menemukan komunitas yang memang saya cari sejak masa sekolah dulu. Komunitas yang dapat berbagi pengalaman hidup, komunitas yang dapat bertukar ilmu, saling membantu, memiliki rasa kekeluargaan dan saling membangun.

Tentu kemajuan perkembangan PMV Vihara Surya Adhi Guna tidak lepas dari peran penting para pengurus PMV yang diketuai oleh saudari Yessica F.S. dan sosok di balik layar, yakni Saudari Grace Chandra ( Facebook ). Peran pentingnya, membuat Dharmashanti waisak yang sudah sangat lama vakum di Vihara Surya Adhi Guna, kembali muncul pada masa kepengurusan ini. Ditambah lagi, pada tahun ini diterbitkannya “Buletin Setetes Embun”, sesuai dengan namanya, menyegarkan dalam hal membagi Dhamma kepada para Umat Buddha di Rengasdengklok dalam bentuk buku kecil ( Majalah/buletin ) berisi Dhamma dan dibagikan secara gratis. Belum lagi dorongan & motivasi Sdri. Grace Chandra untuk para pengurus 2008-2009 ini banyak membuahkan hasil. Sejumlah piala dan penghargaan untuk PMV SAG menjadi bukti penguat, bahwa perkembangan PMV ini memang betul-betul sangat meningkat jika dibandingkan dengan masa sebelumnya.

Hari ini 5 september 2009, adalah akhir dari masa kepengurusan Sdri. Yessica F.S. dan jajarannya. Tapi bukan berarti akhir dari masa emas kemajuan Persaudaraan Muda-Mudi Vihara Surya Adhi Guna. Sudah banyak rencana kegiatan ke depan yang akan dilanjutkan oleh kepengurusan selanjutnya. Dan saya yakin, dengan konsistensi dan komitmen untuk terus berkarya demi kemajuan Buddha Dhamma, akan membuat komunitas PMV terus maju.

Hari ini, kami kedatang tamu yang sangat spesial, tamu yang sudah tidak asing lagi, yakni Sdri Ivana Miharja Kusuma S.E. Ak. (Facebook)
, yang merupakan ketua dari SEKBER PMVBI Jawa Barat periode 2009-2012. Iva panggilan akrabnya, sudah 2 kali datang ke Vihara SAG. Kali ini kedatangannya khusus untuk melantik ketua terpilih Sidhi Agustiana Taniman ( Facebook ), beserta jajaran pengurus PMV SAG periode 2009-2010. Jauh-jauh dari bandung, Iva bersama 4 orang ( Yenni, Metta, Friski dan seorang lain yang saya lupa namanya. ) teman yang juga merupakan pengurus SEKBER PMVBI Jabar terus semangat datang ke Vihara kami di Rengasdengklok.

Pelantikan dimulai dengan laporan pertanggungjawaban saudari Yessica F.S. selaku ketua PMV periode 2008-2009. Dan penyerahan laporan tersebut pada Sdri. Ivana. Setelah itu, para pengurus diminta untuk tampilkan ke depan dan mengucapkan janji pengurus yang dipandu langsung oleh saudari Iva. Lalu Sidhi, menandatangani surat kepengurusan PMV masa bakti 2009-2010. Tidak lupa, Bpk Hemartha Viryajaya dan Bpk. Uu Dharmawan diminta untuk tampil ke depan untuk menandatangani surat kepengurusan sebagai saksi.

Setelah Penandatanganan selesai, tiba saatnya saudara Sidhi, ketua terpilih periode 2009-2010 diminta untuk tampil ke muka, untuk memberikan kata sambutan.
Dengan agak sedikit grogi, saudara Sidhi meminta teman-teman yang lain untuk terus bekerja sama. Sidhi bercerita tentang sekumpulan singa yang berbadan kecil, akan dapat menumbangkan seekor gajah yang berbadan besar. Sama halnya dengan bekerja sama antar pengurus. “Visi & misi yang saya sebutkan, tidaklah ada artinya tanpa ada kerja sama yang solid” begitu pesan Sidhi pada kata sambutannya.

Setelah itu, Sdri. Ivana memberikan kata sambutan. Di dalam sambutannya, Iva memberikan selamat pada ketua Terpilih dan para pengurus yang baru. Dan mengucapkan banyak terima kasih pada ketua sebelumnya, Sdri Yessica F.S. dan jajarannya.

Dilanjutkan dengan kata sambutan dari Bpk. Hemartha Viryajaya selaku Ketua MBI Rengasdengklok. Beliau menyampaikan ucapan selamat kepada ketua terpilih dan menasehati para pengurus baru untuk siap mendapat celaan. Karena celaan tersebut dapat membuat semangat para pengurus menjadi menurun, tapi apabila disikapi dengan positif, justru celaan akan menjadi suatu pembelajaran yang sangat baik.

Setelah kata sambutan dari Ketua MBI, kata sambutan dilanjutakan oleh Ketua Vihara Surya Adhi Guna, Bpk. Uu Dharmawan dan Romo Pannajayo.

Setelah acara pelantikan selesai, acara dilanjutkan dengan foto bersama dan makan bersama. Semoga bermanfaat.
lihat foto pelantikan lainnya : disini!

Y. M. Bhante Athadiro : Hiduplah saat ini

Kebhaktian Umum, 04 September 2009
Protokol : Sdri. Silvia Indra Jaya
Penyalaan Lilin Altar : Romo Pannajayo
Pembacaan Dhammapada : Ibu Vinah
Dhammadesana : Y. M. Bhante Athadiro
Penulis : Grace Chandra ( Facebook )

Namo Tassa Bhagavato Arahato Samma Sambuddhasa…. (3X)
Namo Buddhaya...!

Pada awal Dhammadesananya, Y. M. Bhante Athadiro mengatakan kepada kami semua yang hadir disini untuk selalu bersyukur dan berterima kasih karena pada hari ini kami masih hidup di dunia ini. Y. M. Bhante berkata, “Pada saat terbangun tidur dipagi hari kita harus mengucapkan syukur dan terima kasih karena kita dapat terbangun dari tidur dan masih dapat hidup untuk kembali menjalankan aktifitas sesuai dengan rencana kita. Ada diantara kita yang tidur di malam hari dan di pagi hari dia tidak terbangun lagi. Ia tertidur untuk selama-lamanya.” Ketika bangun dari tidur sebaiknya kita ucapkan rasa terima kasih kepada semua makhluk dengan mengatakan “Semoga semua makhluk hidup berbahagia.” Hal ini dikarenakan kita dapat hidup berkat jasa-jasa semua makhluk hidup yang ada di dunia ini.

Saat sebelum tidur, sering kali kita berpikir tentang apa saja yang akan kita lakukan keesokan hari. Kita menata rencana-rencana brilian agar kita dapat memperoleh kebahagiaan. Akan tetapi terkadang ada diantara kita yang tidak dapat terbangun lagi di pagi hari sehingga ia tidak dapat menjalankan rencananya untuk melakukan rencananya dalam menggapai kebahagiaan.
Jika kita selalu berpikiran untuk selalu mencari dan mencari kebahagian maka kita akan selalu merasa kecewa karena selalu terlambat dalam menggapai kebahagiaan. Contoh tipe orang yang suka mencari kebahagiaan adalah seperti ini. Ketika kecil dia berpikir jika dia lulus sekolah ia akan bahagia dan ternyata ketika sudah lulus dia merasa tak bahagia, ia merasa belum puas dengan keadaan yang ia miliki. Akhirnya ia berpikir kalo nanti ia sudah bekerja dan sukses maka ia akan bahagia. Akan tetapi kembali terulang lagi kejadian seperti yang sebelumnya yaitu ia tidak bahagia walaupun ia sudah bekerja dan sukses. Ia merasa kesuksesannya masih belum cukup, ia merasa tidak puas dan akhirnya kebahagiaan tidak tercapai juga.
Bila pencarian kebahagiaan seperti yang telah diungkapkan sebelumnya adalah salah, lalu jalan apa yang kita perlu kita lakukan dalam mencapai kebahagiaan??. Ternyata jawabannya cukup sederhana yaitu “KONDISIKAN PIKIRAN ANDA UNTUK SELALU BERBAHAGIA. HIDUPLAH SAAT INI.” Iya.., itulah yang harus kita lakukan agar dapat berbahagia. Kebahagiaan sebenarnya tidak usah dicari karena sebenarnya kebahagiaan selalu ada di dalam pikiran kita. Kondisikan pikiran anda dalam kondisi-kondisi yang membangun kebahagiaan maka anda akan selalu merasakan kebahagiaan.
Sebagai contoh ketika kita dicubit atau dimarahi oleh orang yang anda kasihi (misalnya pacar, suami/istri tercinta) maka kita tidak akan marah mungkin malah akan tersenyum bahagia. Bandingkan kondisinya jika yang mencubit kita adalah orang yang tidak anda kenal atau orang yang kita tidak suka maka reaksi kita tentunya akan marah dan membenci orang tersebut. Lalu mengapa aksi yang sama tapi menghasilkan hasil yang berbeda??. Hal ini disebabkan karena pada saat dicubit oleh orang yang kita kasihi, pikiran kita sudah kita penuhi oleh hal-hal yang menyenangkan. Sedangkan pada saat dicubit oleh orang yang tidak kita kasihi, kita sudah memenuhi pikiran kita dengan hal-hal yang tidak yang menyenangkan.
Oleh karena itu mulai dari sekarang selalu kondisikan pikiran kita semua dengan sesuatu hal yang baik-baik dan menyenangkan sehingga kita selalu merasakan kebahagiaan. Di saat kita kesal atau marah dengan seseorang /sesuatu maka sebaiknya kita ambil nafas kebahagiaan dan kegembiraan sejenak. Tarik nafas dengan rasa yang dipenuhi kebahagiaan dan kegembiraan. Dengan melakukan hal ini maka dapat dipastikan pikiran yang tadinya sudah diliputi oleh kekesalan dan kejengkelan seketika berubah menjadi tidak kesal dan tidak membenci lagi. Semua ini dapat terjadi karena sebenarnya pikiran itu tidak dapat mendua. Ketika pikiran berpikir tentang hal-hal yang menyenangkan maka pikiran tidak dapat memikirkan hal-hal yang tidak menyenangkan. Hakikatnya pikiran itu tidak dapat berpikir tentang kebahagiaan dan penderitaan secara bersamaan.
Latihlah pikiran kita untuk selalu menghasilkan kondisi-kondisi yang berbahagia. Janganlah kita hidup seperti “Saklar Lampu”. Saklar lampu hanya dapat menunggu menyala jika ada seseorang yang menekan saklar tersebut. Maksud dari peumpamaan ini adalah kita jangan berbahagia kalau kita telah mendapatkan sesuatu. Kalau bisa diri kita selalu bahagia walaupun disaat kita tidak mendapatkan apa-apa.
Demikianlah resep untuk menggapai kebahagiaan dalam hidup ini. Semoga resep ini selalu dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Sebuah obat tidak akan berguna jika kta hanya memiliki saja. Milikilah obat itu dan telanlah obat tersebut maka kau akan segera sembuh dari penyakit. Semoga ringkasan ini bermanfaat bagi kita semua. Sadhu…! Sadhu… ! Sadhu…!

Search