Minggu, 30 Agustus 2009

Grace Chandra : Personality Plus

Kebaktian remaja, Sabtu 29 Agustus 2009
Protokol : Tasya & Yessica F.S. ( Facebook )
Lilin Altar : Sidhi Agustiana Taniman ( Facebook )
Dhammapada : Irwin Viryajaya ( Facebook ) & Ryan
Pembimbing : Grace Chandra ( Facebook )
Penulis : Tommy ( Facebook )


Kebaktian malam ini, seperti biasa agak telat dimulai. Saya yang datang hampir pukul 19.30 pun masih bisa mengikuti pembacaan paritta. Tapi kebaktian pada malam hari ini, agak banyak yang datang ke Vihara, mungkin karena adanya tambahan dari beberapa anak yang baru menginjak Sekolah Menengah Pertama ( SMP ) sudah diharuskan untuk kebaktian hari sabtu, malam minggu.

Saya sangat antusian menunggu sharing Dhamma atau diskusi Dhamma yang biasa kami lakukan. Tapi kebaktian kali ini, bukan sharing ataupun diskusi yang Grace Chandra ( Facebook ) bawakan. Melainkan sebuah kuisioner untuk mengenal karakter masing-masing.
Kuisioner ini berisi penggolongan karakter orang-orang pada umumnya. Setiap umat diberikan selembar kertas & sebuah pulpen. Lalu Grace Chandra meminta para umat untuk menuliskan nama dan pertanyaan, “ Apakah Anda bersedia menjadi pengurus PMV periode 2009-2010? ” setelah itu, dilanjutkan dengan penjelas tentang macam-macam karakteristik kepribadian.

Seperti yang sudah banyak diketahui Karakter tersebut dibagi menjadi 4, yakni:

Sanguinis : spontan, lincah, periang
Melankolis : Penuh pikiran, setia, tekun
Koleris : Petualangan, persuasive, percaya diri
Plegmatis : ramah, sabar, puas

Penggolongan karakter watak setiap orang ini sengaja diangkat ke dalam topic kali ini karena Grace Chandra, selaku Pembina dan panitia yang mengatur pembentukan kepengurusan Persaudaraan Muda-mudi Vihara yang baru ( 2009-2010 ) yang diketuai oleh saudara Sidhi ini, bermaksud untuk mencari para pengurus yang tepat berdasarkan dengan watak masing-masing.

Dengan pengisian kuisioner ini, minimal Panitia bisa mengetahui di posisi mana orang yang bersedia menjadi pengurus akan ditempatkan.

Dari pemaparan Grace Chandra, saya teringat pengalaman saya ketika setelah lulus kuliah lalu mulai mencari pekerjaan. Sangat saya sering mengikuti tes seperti ini saat melakukan interview dan tes untuk melamar kerja. Sampai saking seringnya, saya bosan dan mengisi kuisioner tersebut dengan asal-asalan. Tapi belakangan saya baru tahu bahwa kuisioner tersebut memang tidak dinilai, tapi justru kuisioner tersebut menjadi penentu dimana pihak perusahaan bisa mendapatkan gambaran karakteristik kita, sesuai atau tidak pada posisi tersebut.
Ada 40 nomor pilihan yang mangacu pada penggolongan karakter yang diberikan. Satu persatu Grace Chandra membacakannya dengan sabar, padahal saya yang hanya mendangar saja, sangat tidak sabar untuk cepat-cepat menyelesaikan tes tersebut. Karena umat yang hadir agak banyak, ditambah umur rata-rata umat masih terlalu dini, jadi masing-masing harus disebutkan dengan berulang-ulang dan dijelaskan dengan detil karena pilihan karakter banyak menggunakan bahasa Inggris yang beberapa katanya jarang digunakan. Sehingga waktu yang dihabiskan dalam tes ini hampir 1 jam 30 menit.


Saya rangkumkan pertanyaan-pertanyaan yang diberikan oleh Grace Chandra pada para umat remaja di sini ( Klik di sini.)

Setelah selesai, kertas dikumpulkan kembali untuk diperiksa & dianalisa jawaban dari setiap umat. Dan hasil dari karakter masing-masing setiap umat akan diberitahukan minggu depan.
Semoga Bermanfaat

Bapak Abeng : Patidana

Kebhaktian Umum, 28 Agustus 2009
Protokol : Ibu Lilayani
Penyalaan Lilin Altar : Romo Pannajayo
Pembacaan Dhammapada : Upasika Sumiati Sukanta (Gatha 332 dan 333)
Dhammadesana : Bpk. Abeng (Tema : Pati Dana)
Penulis : Grace Chandra ( Facebook )

Bulan Cit Gwe merupakan bulan yang berbahagia karena pada pertengahan bulan agustus ini kita (para keturunan tionghoa) merayakan suatu tradisi sembahyang CIT GWE. Selain mengenal tradisi sembahyang Cit Gwe, kita juga mengenal kegiatan ulambama, sembahyang Cio Koh, atau juga Pati dana. Hal ini kita lakukan untuk memberikan persembahan atau pelimpahan jasa kepada leluhur-leluhur kita yang telah meninggal.
Pelimpahan jasa kepada leluhur-leluhur yang kita miliki adalah merupakan perbuatan yang sangat mulia dan merupakan ungkapan bakti kita kepada mereka. Berbakti kepada leluhur adalah perbuatan yang akan menuntun kita kepada kebahagiaan. Hal ini sesuai dengan Dhmamapada Gatha 332 yang mengatakan, “Berbakti kepada ayah dan ibu merupakan suatu kebahagiaan.”
Kita haruslah berbakti kepada leluhur kita, ayah dan ibu kita karena jasa kebaikan mereka sangatlah besar. Ada ungkapan yang mengatakan “Langit yang diatas kita terlihat sangat tinggi tetapi kebaikan Ibu, Ayah dan para Arya lebih tinggi dibandingkan tingginya langit. Tebalnya bumi yang kita pijak sangatlah tebal akan tetapi kebaikan Ibu, Ayah, dan para Arya lebih tebal dibandingkan tebalnya bumi.” Kebaikan-kebaikan yang telah mereka lakukan kepada kita tak terhitung banyaknya. Kebaikan mereka telah membuat kita menjadi manusia yang lebih baik dan lebih baik lagi.
Oleh sebab itu kita patut membalas kebaikan mereka ini, kita harus berbakti kepada mereka selama-lamanya. Saat mereka hidup kita harus merawat dan menjaganya serta berusaha membuat mereka berbahagia di dalam jalan dhamma. Saat mereka telah tiada kita pun harus mengenangnya dan memberikan suatu pelimpahan jasa kebajikan agar mereka berbahagia. Perlu kita ketahui pelimpahan jasa (Pati Dana) merupakan suatu hadiah terbesar yang dapat kita limpahkan kepada leluhur kita yang telah tiada.
Orang mulai mengenal pati dana di masa jaman Buddha. Dikisahkan pada jaman Buddha Gautama ada seorang Raja yang bernama Raja Bimbisara. Pada suatu hari Raja Bimbisara melakukan dana kepada Buddha Gautama, lalu dimalam setelah beliau melakukan dana beliau mendengar suara rintihan yang mengerikan.
Sang Raja pun tidak dapat tidur dan merasa ketakutan. Beliau kemudian menceritakan hal ini kepada Buddha. Buddha Gautama pun menjelaskan bahwa suara tersebut adalah suara tangisan sanak keluarga sang raja yang berada di alam peta yang merasa sedih dan putus asa karena sang raja tidak melimpahkan jasa kebajikan kepada mereka. Mendengar hal ini maka sang raja pun kembali melakukan dana kepada Buddha dan lalu melimpahkan jasa kebajikan (PATI DANA) yang telah ia lakukan kepada leluhurnya yang telah meninggal dan membutuhkan. Sejak saat itulah pati dana mulai dikenal dan dipraktekkan oleh umat Buddha.
Demikianlah ringkasan kebhaktian umum 28 Agustus 2009. Semoga bermanfaat. Sadhu…! Sadhu…! Sadhu…!

Rabu, 26 Agustus 2009

Bapak Rajiman : Hidup tidaklah pasti, tapi kematian itu pasti

Kebaktian Umum, Jumat 21 Agustus 2009
Protokol : Romo Pannajayo
Lilin altar : Bpk. Dharmawan
Dhammapada : Ibu Swan
Dhammadesana : Bpk. Rajiman

Namo Buddhaya,

Pada kebaktian kali ini Romo Rajiman, atau yang sudah kita kenal sebagai Bapak Rajiman, Seorang Guru sekolah Agama Buddha ini berceramah membahas tentang kematian. “Kematian adalah sesuatu yang menakutkan untuk banyak orang. Termasuk saya sendiri.” Ucap Bapak Rajiman.

Hari ini kita bekerja dengan giat, atau belajar di sekolah, atau apapun yang kita lakukan hari ini untuk esok hari, mungkin saja tidak dapat kita dapatkan hasilnya pada esok hari, karena kematian sudah menjemput kita sebentar lagi.

Dalam surat-surat kabar sering tercantum berita kematian
berbunyi seperti: “Ikut Berduka-cita atas meninggalnya ...”
Itu hanyalah sebagian kecil ungkapan perasaan yang tersalurkan
melalui media cetak. Di rumah almarhum/ah, dapat
dijumpai pemandangan yang jauh lebih mengenaskan.
Sanak keluarga yang ditinggalkan tampak bersedih-hati dengan menangis
dan bahkan ada yang sampai menggerung-gerung.
Kejadian semacam itu tidak hanya dapat dijumpai dalam keluarga
non-Buddhis, melainkan juga sering terjadi di kalangan umat Buddha.
Bagaimana sesungguhnya kejadian tersebut jika ditinjau berdasarkan
Dhamma? Dapatkah perbuatan itu dibenarkan? Sesuaikah dengan semangat
ajaran murni Sang Buddha?
Dalam Mahâparinibbâna Sutta, kejadian semacam itu dapatlah
dijumpai. Dikisahkan bahwa ketika Buddha Gotama akan mengakhiri
kehidupan-Nya, Ânanda Thera sangat berduka-cita. Sambil bersandar di
tiang pintu, beliau menangis. Mengetahui hal ini, Sang Buddha segera
memanggilnya dan menasihati: “Cukup, Ânanda, janganlah Engkau bersedih
hati, dan janganlah meratap! Bukankah sejak semula telah Saya wejangkan
bahwa peralihan, perpisahan, dan perubahan dari segala sesuatu
yang kita sayangi serta cintai pastilah terjadi.
Bagaimana mungkin apa
yang terlahirkan, terjadi, terpadu, dan wajar mengalami kehancuran, tidak
akan hancur kembali? Tidaklah mungkin berharap demikian.”
Dari kisah tersebut, jelaslah bahwa umat Buddha tidaklah selayaknya
bersedih hati atas meninggalnya makhluk-lain, betapa pun besar
jasanya dan betapa pun besar cinta kasihnya. Namun, ini juga
bukanlah berarti seseorang harus bersuka-ria atas kematian sanak keluarga.
Apabila ditelaah berdasarkan Abhidhamma, duka (domanassa
vedanâ) adalah suatu jenis perasaan yang timbul berpadu dengan kesadaran
yang bersumber pada kebencian (dosamula-citta). Kesadaran ini,
yang bersifat menolak objek yang sedang dihadapi, termasuk sebagai kesadaran
buruk (akusala-citta). Perasaan duka sama sekali tidak pernah
berpadu dengan kesadaran baik (kusala-citta). Dengan perkataan lain,
berduka-cita bukanlah suatu kebajikan; bukan suatu perwujudan dari
rasa bakti, tulus, setia. Umat Buddha yang sejati selayaknya berusaha sedapat
mungkin untuk menghindari perasaan duka. Kalau ada sanak keluarga
yang meninggal dunia, tidaklah perlu memuat berita dengan
pernyataan seperti: “Ikut Berduka-cita . . .” karena ini tidak sesuai dengan
hakikat Dhamma. Sikap serta pola berpikir yang lebih arif perlu dijalankan.
Untuk menyatakan serta membuktikan betapa besar rasa bakti
dan cinta kasih terhadap almarhum/ah, seseorang tidaklah harus
berduka-cita, menangis atau bahkan menyewa orang-orang miskin untuk
berpura-pura menangis atas nama dirinya –sebagaimana yang dilakukan
oleh orang-orang dari kalangan atas. Dengan mengembangkan perasaan
duka-cita, orang yang telah meninggal dunia tidaklah mungkin dapat dihidupkan
kembali, dan ini bukanlah suatu pertolongan apa pun baginya
di alam sana. Bukan tangisan dari sanak keluarga yang dapat menghantarkan
seseorang ke Surga. Dalam Agama Buddha, tidak ada dewa yang
mengadili seseorang dari banyaknya keluarga atau teman yang
menangisinya, dan lamanya mereka menangis. Setiap makhluk terlahirkan
kembali sesuai dengan akibat kamma perbuatan masing-masing.
Seseorang mungkin akan bertanya, “Kalau berita berbunyi ‘Ikut
Berduka-cita…’ tidak tepat untuk dipakai di kalangan Buddhis, lalu pernyataan
yang bagaimanakah yang cocok?” Ungkapan-ungkapan yang
mengandung makna Dhamma seperti “Segala perpaduan bersifat tidak
kekal” atau “Kehidupan itu tidaklah pasti, namun kematianlah yang pasti
menimpa semua makhluk hidup” jauh lebih baik dan cocok bagi umat
Buddha.

Oleh karena itu, hari ini, saat ini, kita yang belum mengalami kematian. Sudah seharusnya tanpa mengenal lelah untuk berbuat baik. Mengumpulkan jasa kebajikan sampai pada kesempurnaan paramitha.

Romo Tanti Guna : Belajar berpola pikir Buddhis

Kebaktian Remaja, Sabtu 22 Agustus 2009
Protokol : Meylianawati Dewi ( Facebook ) & Tasya
Lilin Altar : Yessica F.S. ( Facebook )
Dhammapada : Indrawan Setiono (Facebook)
dan Dwi Yunantara ( Facebook )
Dhammadesana : Romo Tanti Guna
Penulis : Nanda Devi Nur ( Facebook )

Kebaktian kali ini, kami persaudaraan muda-mudi Vihara Surya Adhi Guna sangat berbahagia sekali karena kedatangan Romo Tanti Guna dari Vihara Buddha Dhamma Karawang. Romo Tanti Guna tak lain adalah ayah dari saudara Yogi Gunawaro (Facebook), seorang Dhammaduta muda yang sudah beberapa kali datang ke Vihara Surya Adhi guna untuk sharing Dhamma. Romo Tanti Guna sendiri dulunya seperti Saudara Yogi yang sering berkeliling dari vihara ke vihara lainnya untuk berbagi pengetahuan Dhamma. Romo Tanti Guna sudah beberapa kali datang ke Vihara Surya Adhi Guna sejak beliau masih muda. Sekarang, Romo Tanti Guna sudah berkeluarga. Dan sudah memiliki penerus semangatnya untuk berbagi Dhamma, yakni Saudara Yogi Gunawaro.

Romo berkata "Pada malam hari ini saya datang bukan untuk berceramah, tapi saya disini bersama kalian semua untuk belajar bersama, karena saya sendiri pun masih banyak yang perlu dipelajari".
“ Saya sungguh salut dengan para remaja umat Buddha Vihara Surya Adhi Guna. Kalo 4 jempol saya bisa diangkat, akan saya angkat untuk kalian semua. Karena seperti yang kita ketahui bahwa hari sabtu, malam minggu adalah harinya anak-anak ABG seperti kalian semua. Tapi lain dengan umat remaja Vihara Surya Adhi Guna, kalian tetap semangat mengikuti kebaktian pada malam hari ini. Melihat semangat kalian, saya sungguh berbahagia.”

Romo sendiri menjelaskan mengenai kehidupan sosial. Mulai dari ruang lingkup keluarga, lalu dalan lingkungan masyarakat dan sekolah. Lalu mengenai konsep-konsep kehidupan kita sebagai umat buddha, yang ternyata masih banyak yang belum dipahami.

“Kita sering mengaku sebagai umat Buddha, tapi sebenarnya pola pikir kita tetap terkontaminasi oleh paham-paham agama lain.” Ucap Romo sambil tersenyum.

Sebagai contoh, kita mungkin sering berpikir bahwa apabila kita selalu sembahyang, kita akan masuk surga. Sebenarnya paham tersebut adalah paham dari agama lain. Di dalam agama Buddha, walaupun kita rajin sembahyang, tapi apabila ucapan, perbuatan dan pikiran kita tetap tidak dapat dikendalikan, tetap saja sulit untuk terlahir di alam yang berbahagia.

Diantara kalian, siapa yang benar-benar sudah berpola pikir murni seorang Buddhis?..
“Kalau saya sendiri, jujur masih banyak paham-paham yang terkontaminasi oleh paham dari luar.”

“Kalau diantara kalian ada yang sudah murni berpola pikir Buddhis, bisa dites!”..
Lalu Romo melanjutkan, “ Coba kalu kalian bertemu dengan makhluk halus, masih takut apa langsung kabur?..” kalo pola pikir agama lain, makhluk halus adalah makhluk kutukan yang harus dimusuhi, diusir dan ditakuti. Tapi pada pola pikir Buddhis, kita harus mencintai makhlus halus tersebut. Kenapa? Karena mungkin saja salah satu makhluk halus tersebut pernah jadi orang tua kita, merupakan leluhur kita, atau pun sanak saudara kita. Jadi pada saat mereka memunculkan diri, itulah saatnya mereka membutuhkan bantuan kita. Kita harus melimpahkan jasa-jasa kebajikan yang pernah kita lakukan.

Sesuatu yang terjadi ada pasti sebab akibatnya. Padi bisa tumbuh menjadi beras lalu menjadi nasi, itu semua butuh proses. Adapun setelah meditasi kita mengucapkan sabbe satta bhavantu sukhitatta yang berarti semoga semua makhluk hidup berbahagia. Semua tak terkecuali......sekalipun itu makhluk yang terlihat maupun yg tidak terlihat. Tapi kadang kala kita suka merasa takut dengan mereka, padahal kita suka mendoakan mereka. Jika ada makhluk halus yang menjelma di hadapan kita, itu bisa jadi leluhur kita yang membutuhkan bantuan kita untuk melimpahkan jasa, bukan dalam bentuk makanan tapi dalam bentuk perbuatan kita. Berbuat baik akan membuahkan kebahagiaan.

Satu kisah penutup diceritakan oleh Romo Tanti Guna,

Ada sebuah keluarga yang memiliki anak laki-laki satu-satunya. Karena saking sayangnya orang tuanya, orang tuanya terus memberikan apapun yang anak tersebut inginkan. Anak tersebut terus dimanja dan diberikan apapun. Kalo anak jaman sekarang, minta handphone Blackberry langsung dibeliin sama mama papa nya. Saking dimanja oleh orang tuanya, menginjak bangku SMA, anak tersebut menjadi malas bersekolah. Nilainya jelek, perilakunya tidak baik, sampai pada akhirnya guru di sekolahnya melaporkan hal ini kepada orang tuanya. Mengetahui hal tersebut, orang tuanya menjadi marah dan menegur anak laki-laki kesayangannnya itu. Setelah ditegur, anak laki-laki tersebut tidak terima dengan sikap orang tuanya, lalu ia kabur dari rumah karena rasa kesalnya terhadap sikap orang tuanya yang biasanya selalu memanjakannya.
Setelah berjalan jauh dari rumahnya, akhirnya anak tersebut kelelahan. Tak disangka-sangka, ia bertemu dengan Tukang bakso langganannya di sekolah. Si Tukang baso pun mengenali anak laki-laki itu adalah langganannya. Tapi Tukang baso tersebut keheranan, si anak laki-laki yang biasanya kelihatan rapi, sekarang pakaiannya sangat kucel. Dan si anak tersebut kelihatan sangat kelaparan. Lalu dengan rasa kasihan, diberinya semangkuk baso untuk anak tersebut. Dengan tanpa keraguan, anak tersebut makan dengan lahapnya. Lalu tukang baso tersebut memberinya teh botol dan air jeruk. Setelah kenyang, si anak tersebut mengucapkan terima kasih. Tapi Tukang baso tersebut berkata “Kamu tidak usah berterima kasih pada saya , yang saya berikan hanya semangkuk baso dan minuman, harusnya berterima kasihlah pada orang yang telah memberikan segala-galanya sejak kamu lahir hingga sekarang ini.” Mendengar jawaban dari si Tukang baso tersebut, si anak kemudian menangis dan berniat untuk pulang ke rumah orang tuanya.

Demikian halnya kita, harus kita renungi bahwa jasa-jasa orang tua terhadap kita, tidaklah terbatas. Jadi kita anak-anaknya harus menjunjung tinggi orang tua kita dengan menuruti nasihat baiknya, berterimakasih dan merawat mereka pada saat mereka sudah tua nanti.
Semoga bermanfaat.
Sabbe satta bhavantu sukhitatta..
Sadhu Sadhu Sadhu

Romo Pannajayo : Keistimewaan Ajaran Buddha

Kebhaktian Umum, 15 Agustus 2009
Protokol : Sdri. Wawah S
Penyalaan Lilin Altar : Yokobus
Pembacaan Dhammapada : Ibu Empang
Dhammadesana : Romo Pannajayo (Tema Keistimewaan Ajaran Buddha)
Penulis : Grace Chandra ( Facebook )

Namo Buddhaya…!

Berikut ini beberapa keistimewaan dari Ajaran Buddha:
1. Teladan yang sempurna
Buddha merupakan perwujudan dari kebajikan-kebajikan yang telah Beliau sampaikan. Beliau mempraktekkan semua perkataan yang disampaikan-Nya dalam tingkah laku. Kualitas moral, kebijaksanaan, dan Belas kasih-Nya adalah yang paling sempurna yang pernah ada di dunia ini.

2. Kita dapat menjadi sempurna
Ajaran Buddha dapat membuat kita mencapai tingkat spiritual paling tinggi yang dapat kita peroleh. Buddha mengajarkan bahwa semua makhluk dapat mencapai mencapai kesempurnaan. Tidak ada pendiri kepercayaan lainnya yang pernah mengatakan bahwa setiap pengikutnya mempunyai kesempatan yang sama untuk memperoleh kedamaian, kebahagiaan, dan pembebasan dirinya. Tetapi Buddha mengajarkan bahwa setiap makhluk dapat mencapai kebahagiaan yang sama dari Penerangan Sempurna, jika mereka mempraktekkan Dharma yang telah beliau praktekkan.

3. Melebihi Agama
Jika definisi “Agama” adalah kepercayaan dan pemujaan pada sesuatu yang tertinggi, dengan kewajiban untuk melaksanakan upacara dan puja, maka ajaran Buddha tidak terbatas hanya sebagai agama.

4. Universal
Karena perhatian Buddha adalah kebahagiaan sejati bagi semua makhluk, ajaran-Nya dapat dipraktekkan baik dalam masyarakat maupun dalam hutan sunyi, oleh semua ras maupun kepercayaan. Ini semua benar-benar tidak memihak dan universal.

5. Pemurnian pikiran
Ajaran Buddha adalah satu-satunya ajaran yang tidak hanya berakhir pada menghindari semua kejahatan dan melakukan kebaikan – tetapi juga mengajarkan pemurnian pikiran seseorang. Pikiran merupakan akar dari semua kebaikan dan kejahatan, dan yang menjadi sebab dari penderitaan maupun kebahagiaan sejati.



6. Kepercayaan Diri
Ketika Buddha sedang bermeditasi untuk mencapai Penerangan sempurna, tidak ada dewa yang datang mengungkapkan rahasia terselubung dari seluruh kekuatan spiritual. Tidak ada satu pun yang memberikan Beliau kepercayaan untuk diajarkan. Beliau mengatakan, “ Saya tidak mempunyai guru atau pemberi pencerahan yang mengajarkan atau memberitahukan saya bagaimana cara memperoleh Penerangan Sempurna. Saya mendapatkan Kebijaksanaan tertinggi dengan usaha, energi, pengetahuan, dan pemurnian saya sendiri.” Begitu juga, kita dapat mencapai tujuan tertingi ini melalui kesabaran dalam penyempurnaan diri kita.

7. Kebebasan berpikir
Dari kandungan intelektual darui filsafat ajaran Buddha berkembanglah kebebasan berpikir dan mencari, yang mungkin berbeda dengan agama-agama lain yang ada di dunia. Walaupun Buddha mendorong kita untuk mempraktekkan ajaran-Nya, tidak ada paksaan atau keharusan untuk meyakini atau menerima ajaran Beliau.

8. Pelajaran mengenai kebenaran
Buddha adalah guru terbesar yang mengajarkan Kebenaran (sifat sejati semua hal). Ajaran Buddha adalah pelajaran yang sempurna mengenai kita dan alam semesta tempat kita berada. Ajaran ini melebihi pengetahuan duniawi – merupakan Kebijaksanaan tertinggi yang membawa pada kebahagiaan Sejati. Hal yang menarik untuk diketahui bahwa universitas pertama yang didirikan di dunia, adalah Universitas Buddhis Nalanda di India, yang berkembang mulai abad kedua samapai kesembilan Masehi. Universitas ini terbuka bagi semua siswa-siswi dari seluruh penjuru dunia dan merupakan Universitas Buddhis yang menghasilkan sarjana-sarjana terkemuka dan bijaksana.

9. Pendirian yang Teguh
Buddha adalah Guru yang tiada bandingnya. Beliau membebaskan dan mengundang semua pengikut-pengikut-Nya maupun kepercayaan lainnya untuk membuktikan ajaran-Nya dari setiap kemungkinan, sampai tidak ada lagi keragu-raguan mengenai ajarannya itu. Para pengikut-Nya telah berdebat tentang ajaran-Nya , dan bahkan telah mendirikan aliran-aliran Buddhis yang berbeda sesuai dengan pengertian mereka tanpa kekerasan dan pertumpahan darah.

10. Tidak ada kepercayaan yang membuta
Buddha tidak pernah mejanjikan kebahagiaan surgawi ataupun penghargaan kepada mereka yang mengaku pengikut-Nya. Beliau tidak juga mejanjikan keselamatan kepada mereka yang percaya kepada-Nya. Bagi-Nya, kepercayaan bukanlah penawaran melainkan jalan hidup yang mulia untuk memperoleh Penerangan Sempurna dan pembebasan bagi diri sendiri dan orang lain.
Buddha mendorong semua orang untuk datang dan menemukan lebih banyak tentang ajaran Buddha dan tidak hanya sekedar mempecayainya. Beliau menasehati kita untuk memilih keprcayaan yang cocok dengan mempertimbangkan dan menyelidikinya dari berbagai segi, bukan hanya menerima segala sesuatu dengan emosional atau kepercayaan membuta.

11. Keyakinan dari pengalaman dan Akal Sehat
Ajaran Buddha adalah satu-satunya agama yang dijelaskan kepada umat manusia lewat pengalaman, pencapaian, Kebijaksanaan, dan penerangan sempurna dari penemunya (Buddha) tanpa mengatakannya sebaagai perintah atau pesan dari dewa tertentu. Ini berakar dari pengalaman dan bukannya kepercayaan membuta. Masalah manusia harus dimengerti oleh seseorang melalui pengalaman-pengalaman manusia, dan dapat dipecahkan dengan mengembangkan kualitas-kualitas manusia yang sempurna. Seseorang dapat menemukan solusi melalui pemurnian dan pengembangan pikirannya, bukannya dari faktor-faktor luar. Oleh sebab itu Buddha tidak pernah mengatakan dirinya sebagai penyelamat yang supernatural. Beliau tidak pernah menemukan adanya penyelamat seperti itu. Menurut-Nya kita dapat menjadi penyelamat bagian diri kita sendiri.

12. Kebenaran keseluruhan
Buddha mengatakan bahwa kita harus menghadapi kenyataan hidup dengan berani tanpa bertindak munafik serta menerima kenyataan apa pun dan kappan pun itu terjadi. Semua yang Beliau ajarkan adalah Kebenatan Praktis sejati yang membawa kita menuju Kebahagiaan Sejati.

13. Ilmiah
Ajaran Buddha tidak pernah menemukan interpretasi tambahan pada apa yang diajarkan. Penemuan baru yang ditemukan oleh para ilmuwan tidak pernah bertentangan dengan ajaran Buddha karena metoda dan ajaran Buddha terbukti benar secara ilmiah.
Albert Einstein (ahli fisika dan matematika), peraih Nobel, yang popular sebagai ilmuwan palin jenius pada abad ke-20, mengatakan “Agama masa yang akan datang adalah agama kosmik. Agama tersebut mengatasi Tuhan yang bersikap pribadi dan mnghindari dogma dan teologi. Mencakup baik alamiah amaupun spiritual, dan berdasar pada rasa keagamaan yang muncul dari pengalaman terhadap segala sesuatu, alami dan spiritual, serta melalui pengertian yang menyeluruh. Ajaran Buddha memenuhi cirri-ciri ini… Jika ada agama yang dapat mengimbangi ilmu pengertahuan modern, itu pasti ajaran Buddha.”

14. Unggul dalam filsafat
Seperti yang dikatakan oleh Bertrand Russel (ahli matematika, filsafat, pengarang dan kritikus sosial), pemenang Nobel yang populer sebagai filsafat terhebat pada abad 20,
“ Dari sejarah agama-agama yang hebat, saya lebih suka ajaran Buddha. Ajaran Buddha adalah kombinasi dari berbagai filsafat yang spektakuler dan ilmiah. Ajaran ini memakai metode ilmiah dan pada akhirnya dapat disebut rasional. Di dalamnya dapat ditemukan jawaban dari berbagai pertanyaan yang menarik seperti ‘Apa itu batin dan jasmani? Dari keduanya mana yang lebih penting? Apakah alam semesta ini bergerak menuju satu tujuan? Apa kedudukan manusia? Apakah kehidupan yang mulia itu? Ini diambil di mana para ilmuwan tidak dapat menjawabnya karena ketebatasan pengetahuan atau peralatan. Penakluknya adalah pikiran.”



15. Unggul dalam psikologi
Dalam perjalanan karirnya banyak psikologi telah menemukan, seperti yang diperlihatkan oleh Dr. Carl G. Jung (penemu psikologi analitik – perintis psikologi modern) : Kita lebih dekat dengan Buddha. Dengan membaca sebagian kecil Dharma dapat disadari bahwa umat Buddha telah mengetahui masalah-masalah psikolog lebih dari 2500 tahun yang lalu, jauh sebelum masalah-masalah tersebut muncul pada masa modern ini. Mereka mempelajari masalah ini pada masa lalu dan juga menemukan jawabannya.

16. Tidak menakut-nakuti
Buddha adalah figure terbesar yang mengutamakan munculnya keyakinan rasional ketimbang kepercayaan takhayul semata. Ajaran Buddha adalah ajaran yang menggunakan akal dan tidak menakut-nakuti untuk memaksa setiap orang dengan segala cara untuk mempercayainya.

17. Cinta kasih universal

18. Tanpa kekerasan
Tidak ada kata peperangan yang kita lihat dalam Agama Buddha. Buddha mengatakan, “Yang menang akan dibenci dan yang kalah hidup dalam penderitaan, siapa yang melepaskan kemenangan dan kekalahan adalah orang yang bahagia dan hidup dalam kedamaian.”

19. Persamaan derajat
Buddha adalah yang pertama menentang sistem kasta dalam hak asasi manusia, dan mengutamakan kesamaan dari semua makhluk tanpa memandang perbedaan tingkat social, suku bangsa, maupun kepercayaan. Buddha mengatakan, “Pergilah ke semua negara dan sebarkan ajaran ini, Katakan pada mereka bahwa yang miskin dan rendahm yang kaya dan tinggi semuanya satu dan semua kasta menyatu dalam kepercayaan ini seperti semua sungai yang mengalir ke laut.”

20. Persamaan dalam jenis kelamin
Gerakannya untuk mengijinkan wanita menjadi anggota sangha (persanuhan bhiksu dan bhiksuni) sangat radikal pada waktu itu.

21. Demokrasi
Buddha adalah yang pertama membela semangat permusyawaratan dan proses demokrasi. Dalam sangha, setiap anggota mempunyai hak yang sama untuk memutuskan hal-hal yang umum. Ketika suatu masalah besar ditanyakan, maka pertanyaan tersebut disebarkan dahulu dan didiskusikan dalam kebersamaan, mirip dengan sistem parlementer saat ini.

22. Peduli terhadap lingkungan
Ajaran Buddha sangat mendukung kepedulian dan menghormati lingkungan sekitarnya karena Beliau telah melihat dengan jelas hubungan yang erat antara manusia dengan alam.
23. Tidak ada upacara pengorbanan
Buddha tidak membenarkan pengorbanan terhadap binatang karena Beliau melihat hal itu sangat kejam dan tidak adil seseorang menghancurkan kehidupan makhluk lain hanya untuk keuntungan pribadi yang egois.

24. Tidak ada peragaan keajaiban
Keajaiban tidaklah dipandang sebagai penunjukan adanya penerangan sempurna atau kebijaksanaan, karena kekuatan supranatural dapat dimiliki oleh siapa saja. Supranatural dilihat sebagai fenomena alami yang tidak dapat dimengerti oleh mereka yang belum tercerahkan. Beliau mengajarkan bahwa keajaiban tertinggi adalah kemampuan untuk mengubah seseorang yang bodoh menjadi seseorang yang bijaksana.

25. Tidak menyalah gunakan politik
Buddha berasal dari kasta ksatria dan masuk dalam kategori raja, pangeran, dan menteri. Tetapi Beliau tidak pernah menggunakan pengaruh kekuatan politin untuk menyebarkan ajaran-Nya,. Dan juga Beliau tidak memperbolehkan ajaran-Nya disalahgunakan untuk mendapatkan kekuatan politik.

26. Tidak pendendam
Tidak ada konsep “dosa yang tak termaafkan dalam agama Buddha. Buddha mengatakan bahwa semua yang dilakukan bermanfaat ataupun tidak bermanfaat disebabkan oleh ada tidaknya kebijaksanaan. Selalu ada harapan selama seseorang menyadari kesalahannya dan berubah utnuk menjadi lebih baik.

27. Tidak ada Eksklusivitas dan Fanatisme
Buddha mengajarkan bahwa jika ada kepercayaan yang mengajarkan empat kebenaran mulia dan jalan mulia berunsur delapan, ini seharusnya dipandang sebagai agama yang benar.

28. Penyebaran tanpa kekerasan
Satu contoh yang sangat tepat dari kualitas dab pendekatan misionaris Buddhis adalah Raja Asoka, yang mengirimklan penyebar agama Buddha ke berbagai daerah di Asia dan dunia Barat untuk memperkenalkan ajaran Buddha tentang perdamaian. Salah satu prasasti yang terukir di batu pilar Asoka, yang masih ada sampai saat ini di India menyatakan,
“ Seseorang seharusnya tidak hanya menghargai agamanya dan mencela agama orang lain, tetapi seseorang seharusnya menghargai agama orang lain. Dengan melakukan hal ini, seseorang membantu agamanya untuk tumbuh dan memberikan perlakuan yang baik terhadap agama yang lain juga. Dengan melakukan yang sebaliknya, seseorang menggali kubur bagi agamanya sendirid an merugikan agama yang lain.”

29. Tujuan yang paling berbahagia
Pencapaian Kebuddhaan, atau memperoleh kebahagiaan sejati untuk diri sendiri dan orang lain adalah yang paling sulit, tetapi merupakan hal yang sangat berharga untuk dilakukan, kaerna agama Buddha berari mengikuti jalan mulia berunsur delapan (jalan tengat. Umat Buddha tidak selayaknya mengikuti salah satu bentuk ekstrim.
30. Gambaran lengkap mengenai umat manusia dan agama
Buddha menjelasakan secara rasional dan mendetail tentang bagaimana semua kepercayaan spiritual berubah sepanjang sejarah sejalan dengan perubahan dalam pola piker manusia. Beliau juga memberi kita sebuah gambaran yang jelas mengenai pengaruh agama pada kehidupan umat manusia.

31. Jalan sempurna untuk menuju kebahagiaan sejati

32. Kebahagiaan dalam hidup ini
Ajaran Buddha bukanlah sebuah agama yang hanya untuk kehidupan di dunia lain semata. Walaupun dengan mempraktekkan ajaran Buddha dalam kehidupan ini akan menghasilkan dampak positif untuk kehidupan kita yang selanjutnya, sebagian besar dari hasil latihan atau praktek kita kan dapat dirasaknan dalam kehidupan saat ini juga.

33. Segala sesuatu itu terbuka
Menurut Buddha, kebenaran itu merupakan hal yang terbuka untuk ditemukan semua orang untuk kebaikan diri mereka sendiri.

34. Perbuatan baik dan penuh pengertian
Pesan Buddha mengenai perbuatan baik dan penuh pengertian terhadap semua makhluk adalah sebuah pesan universal. Dunia saat ini membutuhkan pesan mulia ini lebuih dari sebelumnya dalam sejarah kemanusiaan.

Selasa, 18 Agustus 2009

Grace Chandra : kushala dhamma

Kebaktian Remaja, Sabtu 15 Agustus 2009
Protokol :
Dwi Yunantara
( Facebook )
Lilin Altar : Indra
Dhammapada : Meylianawati Dewi(Facebook)
& Yang-yang
Sharing Dhamma : Grace Chandra ( Facebook )

Penulis :
Dwi Yunantara
( Facebook )

Namo buddhaya.
Minggu ini adalah minggu yang berbahagia kami mendapat kunjungan dari KMB Universitas Kristen Krida Wacana yang akan mengadakan baksos di Sedari. Tidak disangka, Universitas Ukrida pun memiliki wadah untuk para mahasiswa Buddhisnya. Pada kesempatan kali ini, mahasiswa dari fakultas kedokteran yang sengaja datang ke Rengasdengklok untuk melakukan bakti sosial. Vihara menjadi penuh, tidak seperti biasanya. Pada kebaktian kali ini, ci Grace berkesempatan untuk sharing Dhamma pada semua umat yang hadir pada malam hari ini. Ci Grace membagikan kertas yang sudah ia siapkan, dimana kertas tersebut berisi kata-kata bijak yang beliau dapatkan dari Samanera Abbhasaro. Ci grace membagikan kertas tersebut, dengan tujuan agar kertas yang amat bermanfaat tersebut juga dapat bermanfaat untuk banyak orang. Isi nya memang bagus, mengingatkan kita untuk tetap melakukan perbuatan yang bermanfaat disaat lingkungan kita tidak mendukung, atau pun disaat kita sendiri kurang bersemangat untuk berbuat baik. Ci grace meminta kami untuk mambacakan isi dari kertas tersebut secara bergantian dengan tujuan, agar semua umat yang hadir betul-betul membaca dan mendengarkan apa yang tertera pada kertas tersebut. Saya ketik kembali isi dari kertas yang amat bermanfaat tersebut :

walaupun perkembangan batin dalam kushala dhamma (dhamma yang baik)
adalah sangat penting maka apakah yang yang harus di katakan untuk aktivitas tubuh dan ucapan sebagai akibat hal-hal itu? Kita harus berpikir sebagai berikut:
1.orang lain kejam, kita tidak akan kejam
2.orang lain membunuh, kita menghindar dari membunuh
3.orang lain mengambil barang yang tak di berikan, kita tidak mengambil barang yang tak diberikan
4.orang lain tidak mau hidup brahmacari,
Kita hidup brahmacari
5.orang lain berbicara bohong, kita menghindar dari berbohong
6.orang lain memfitnah, kita menghindarkan diri dari memfitnah
7.Orang lain bicara kasar, kita menghindari dari bicara kasar
8.orang lain melakukan gossip, kita menghindari dari melakukan gosip
9.orang lain serakah, kita tidak serakah
10.orang lain iri hati, kita tidak iri hati
11.orang lain berpandangan salah, kita berpandangan benar
12.orang lain berpikir salah, kita berpikir benar
13.orang lain berucap salah, kita berucap benar
14.orang lain berbuat salah, kita berbuat benar
15.orang lain bermata pencaharian salah, kita bermata pencaharian benar
16.orang lain berusaha salah, kita berusaha benar
17.orang lain berperhatian salah, kita berperhatian benar
18.orang lain bermeditasi salah, kita bermeditasi benar
19.orang lain berpengetahuan salah, kita berpengetahuan benar
20.orang lain berpembebasan salah, kita berpembebasan benar
21.orang lain dikuasai ngantuk dan tidur, kita tidak dikuasai ngantuk dan tidur
22.orang lain kacau, kita tidak kacau
23.orang lain tidak tentu, kita pasti
24.orang lain marah, kita tidak marah
25.orang lain bermusuhan, kita bersahabat
26.orang lain menghina, kita tidak menghina
27.orang lain menguasai, kita tidak menguasai
28.orang lain cemburu, kita tidak cemburu
29.orang lain kikir, kita tidak kikir
30.orang lain penipu, kita tidak menipu
31.orang lain pembohong, kita tidak membohong
32.orang lain keras kepala(bandel), kita tidak keras kepala
33.orang lain angkuh, kita tidak angkuh
34.orang lain sulit di nasehati, kita mudah di nasehati
35.orang lain berkawan dengan orang jahat, kita berkawan dengan orang baik
36.orang lain lalai, kita rajin
37.orang lain tak berkeyakinan, kita berkeyakinan
38.orang lain tidak hati-hati, kita hati-hati
39.orang lain tidak tahu malu, kita tahu malu
40.orang lain belajar sedikit, kita belajar banyak
41.orang lain malas, kita bersemangat
42.orang lain tak waspada, kita waspada
43.orang lain berpengertian kurang, kita berpengertian
44.orang lain salah mengerti sesuai dengan pandangan-pandangan pribadinya, bersikeras mempertahankan pandangan seperti itu dan sulit memusnahkan pandangan itu ,kita tidak akan salah mengerti pada pandangan-pandangan pribadi itu dan akan udah memusnahkan pandangan-pandangan itu.

Setelah selesai membaca kata-kata itu ci grace mempersilahkan perwakilan dari KMB Univ Ukrida fakultas kedokteran untuk memperkenalkan diri di depan. Suasan menjadi mencair tatkala Ivone salah satu perwakilan dari KMB amat pandai berbicara dan sering bersenda gurau. Setelah mereka memperkenalkan diri,mereka kembali ke tempatnya,lalu Ci Grace memperkenalkan ketua PMV SAG periode 2008-2009 yaitu saudari Yessica dan ketua terpilih periode 2009-2010 yaitu saudara Sidhi dan wakil ketua 1 yaitu saudari Nanda dan wakil ketua 2 yaitu saya sendiri Dwi,setelah memperkenalkan ketua dan wakil-wakilnya,Ci Grace memperkenankan mahasiswa untuk memperkenalkan diri satu persatu. Demikianlah ringkasan kebaktian remaja ,15 agustus 2009 semoga bermanfaat
Sadhu sadhu sadhu

Selasa, 11 Agustus 2009

Bhikkhu Sudassano : 4 Hal yang harus dilakukan untuk pola hidup yang baik.


Kebhaktian umum, 07 Agustus 2009

Protokol : Romo Pannajayo
Penyalaan Lilin Altar : Bpk. Hasan
Pembaca Dhammapada : Upasika Sumiati Sukanta (Gatha 223 dan 224)
Dhammadesana :
Y. M. Bhante Suddhasano ( Data Lengkap )
penulis: Grace Chandra ( Facebook )

Namo Tassa Bhagavato Arahato Samma Sambuddhasa (3x)
Namo Sang Yang Adhi Buddhaya, Namo Buddhaya…!

Malam ini Y. M. Bhante memberikan dhammadesana tentang empat hal yang harus kita lakukan untuk merubah pola hidup kita. Keempat hal tersebut adalah sebagai berikut:

1.Mencegah hal-hal buruk yang belum ada diri kita
Contohnya yaitu jika diri kita yang bukan tipe suka marah-marah jangan sampai berubah menjadi suka marah-marah. Kita harus menjauhkan diri hal-hal yang buruk. Hal ini dapat dicapai dengan meditasi dan fangshen. Meditasi membuat diri kita selalu sadar dan mawas diri sehingga jika ada hal-hal buruk yang mendatangi diri kita maka kita akan tersadar untuk segera menjauhinya, Sedangkan fangshen membuat diri kita akan dipenuhi oleh cinta kasih sehingga kita dapat terbebas dari rasa memmbenci. Fangshen juga membuat diri kita selalu terlindung oleh kebajikan yang kita perbuat. Semakin banyak kita menolong orang maka akan semakin banyak kita terlindung oleh kebajikan.

2. Menghilangkan kebiasaan buruk yang sering kita lakukan
Contoh: jika kita memiliki kebiasaan buruk yaitu mudah mengantuk maka kikis dan hilangkanlah kebiasaan buruk ini. Mengantuk berarti kesadaran kita lemah dan orang yang memiliki kesadaran lemah akan membuat diri kita cepat mati. Contohnya saja jika kita kesadaran lemah mungkin ketika menyebrang jalan kita akan mati tertabrak oleh kendaran yang lalu lalang. Kesadaran lemah membuat kita kurang berhati-hati dalam melakukan suatu kegiatan.
Sesuai dengan Buddha katakana, “Orang yang sadar adalah orang yang hidup sedangkan orang yang tidak sadar dapat dikatakan tidak hidup walaupun sebenarnya dia hidup.”

3. Menambah kebajikan yang belum pernah dilakukan
Contohnya orang yang tidak suka meditasi menjadi suka meditasi.

4. Mengembangkan kebajikan yang sudah ada
Bagi orang yang sudah sering bermeditasi sebaiknya lebih baik lebih ditingkatkan lagi. Kita haruslah meningkatkan kebajikan yang ada didalam diri kita.

Seperti yang telah kita sering dengar bahwa: “Oleh diri sendiri kita berbuat kebajikan, oleh diri sendiri kita ternoda, oleh diri sendiri kita berbuat kebajikan dan oleh diri sendiri kita mecapai kesucian. Semua hal yang terjadi adalah karena oleh diri kita sendiri. Diri kitalah yang menentukan apakah diri kita akan menjadi orang yang baik atau tidak.
Dewa kematian tidak mungkin datang mengetuk pintu untuk memberitahukan kematian kita. Oleh karena itu jangan menunda-nunda kebajikan sebelum kematian menjemput kita. Apabila seseorang mencintai diri sendiri maka mulai sekarang dia akan menjaga diri sebaik-baiknya. Menjaga diri dengan selalu menghindari segala perbuatan jahat dan selalu mendekatkan diri dengan kebajikan. Oleh karena itu jika sayang dan mencintai diri kita sendiri maka perbanyak dan kembangkan kebajikan dalam diri kita.
Demikianlah ringkasan kebhkatian umum, 08 Agustus 2009. Semoga bermanfaat.
Sadhu...! Sadhu…! Sadhu…!

Sidhi : Ketua Terpilih PMV SAG 2009-2010

Kebhaktian Remaja, 08 Agustus 2009
Protokol : Melisa
Penyalaan Lilin Altar : Indra
Dhammapada : Meylianawati Dewi dan Raditha
penulis : Sidhi (Facebook)

Seperti yang kita ketahui bahwa minggu lalu kita telah memilih enam calon ketua menjadi tiga calon ketua. Maka pada malam ini kita akan melakukan pemilihan putaran kedua yang akan menghasilkan keputusan, siapakah diatara ketiga calon ketua tersebut yang akan menjadi Ketua PMV Surya Adhi Guna, Wakil Ketua I dan Wakil Ketua II.
Acara pemilihan putaran pertama pun dimulai oleh Ci Grace dengan memanggil ketiga calon ketua terpilih ke depan. Pada momen ini Ci Grace membahas mengenai dua tugas utama yang diberikan oleh Ci Grace kepada ketiga calon terpilih. Seperti yang kita ketahui pada akhir pemilu putaran pertama, ketiga calon ketua terpilih diberikan tugas untuk membuat profil biodata yang akan ditempel di mading dan artikel mengenai riwayat hidup Buddha Gautama.
Semua calon ketua telah mengerjakan dan mengumpulkan tugas tersebut dengan baik. Hanya saja masih terdapat kekurangan di dalam ketepatan waktu pengumpulan yaitu tugas profil biodata masing-masing ketua dikumpulkan agak terlambat dari waktu yang ditentukan. Akan tetapi untuk tugas artikel riwayat Buddha Gautama kami mengumpulkan tepat waktu dan malah Saudari Nanda mengumpulkan lebih dulu dari jangka waktu yang ditentukan. Akan tetapi menurut ci Grace secara global semua para calon ketua telah melakukan semua tugas tersebut dengan baik dan sudah semaksimal mungkin.

Ci Grace pun bangga kepada kami semua para calon ketua terpilih telah melakukan tugas dengan baik dan melakukannya dengan usaha sendiri tanpa melihat atau meniru pekerjaan teman kalian.. Ci Grace berkata, “Memang isi cerita artikel masih ada yang berisi kontoversi atau tidak sesuai dengan cerita sebenarnya dan terdapat perbedaan isi cerita yang berbeda antara artikel tiap calon ketua.” Sebagai contoh dalam artikel saudara Dwi diceritakan mengenai kisah Pangeran Siddharta bermeditasi di pohon jambu saat festival panen sedangkan yang lain tidak membahas mengenai hal itu. Intinya setiap masing-masing artikel mempunyai gaya bahasa dan keunikan tersendiri. Ci Grace pun berkata bahwa jika ketiga artikel tersebut digabungkan akan menjadi sebuah artikel riwayat hidup Buddha Gautama yang lebih sempurna.
Dan selanjutnya adalah sesi tanya jawab yang harus di jawab langsung oleh para calon ketua dalam waktu satu menit, pertanyaan itu adalah : “Apakah kalian menganggap diri kalian bertangung jawab? dan “Apakah tanggung jawab itu menurut kalian?” .
Lalu pertanyaan tersebut dijawab sebagai berikut:
• Saudari Nanda, “Saya adalah orang yang kadang bertanggung jawab dan kadang dapat tidak bertanggung jawab.” Apabila tugasnya benar-benar darurat atau sangat memerlukan pertanggung jawabannya maka ia akan bertanggung jawab. Tanggung jawab adalah sesuatu yang perlu kita miliki ketika kita melakukan sesuatu.
• Giliran kedua adalah diri saya sendiri. Saya menjawab bahwa saya tidak tahu apakah dia bertanggung jawab atau tidak, umat orang lain yang bisa menilai dirinya. Akan tetapi Ci Grace meminta saya untuk menilai diri saya apakah saya bertanggung jawab atau tidak, saya menjawab tidak karena saya merasa masih ada saja suatu keadaan tertentu dimana saya melakukan tanggung jawab dengan tidak maksimal . Padahal bagi saya tanggung jawab adalah sesuatu yang harus kita tanggung bagaimanapun keadaannya.
• Dan yang mejawab paling terakhir adalah saudara Dwi. Dwi menjawab bahwa dia masih belum mempunyai tanggung jawab yang cukup akan tetapi dia akan berusaha menjadi lebih bertanggung jawab. Tanggung jawab menurut Dwi adalah sesuatu yang harus kita tanggung dan pertanggung jawabkan.

Dan yang berikutnya adalah sesi diskusi para calon ketua dengan dibantu oleh tim suksesnya. Pada sesi ini Ci Grace meminta para calon ketua untuk mendiskusikan tentang proyek apa saja apa saja yang akan mereka lakukan, seandainya mereka menjadi ketua yang terpilih:
• Saya mempunyai proyek yaitu:
- akan membuat jaket vihara
- mengusahakan agar organisasi berjalan sesuai dengan fungsinya
- mengusahakan agar semua anggota PMV baik yang menjadi pengurus atau bukan pengurus selalu terlibat dalam kegiatan yang dilakukan
- olahraga bersama setiap minggu
- acara ulang tahun bersama
• Saudari Nanda juga mempunyai proyek tersendiri yaitu:
- Proyek pertamanya akan mensosialisasikan demokrasi dalam pengadaan kegiatan-kegiatan vihara. Bagi Nanda setiap kegiatan yang dilakukan harus ada kekompakan antara pengurus dan kawan-kawan bukan pengurus. Oleh karena itu semua saran harus ditampung agar ditemukan suatu jalan yang menampung aspirasi bersama dan menjaga kekompakan bersama.
- akan mengadakan kegiatan olahraga bersama
- mengusahakan agar kebhaktian remaja dihadiri oleh anggota sangha
- mengadakan kunjungan ke vihara yang lain.
• Sedangkan proyek saudara Dwi adalah:
- Dia akan menyita semau HP pada saat kebhaktian agar tidak menggangu pada saat kebhaktian berlangsung
- Mengadakan games-games yang seru seperti games cerdas cermat untuk memperdalam keyakinan terhadap Buddha Dhamma

Setelah itu Ci Grace memberikan kesempatan kepada setiap tim sukses untuk memberikan keyakinan kepada seluruh pemilih bahwa calon ketua yang mereka dukung adalah terbaik. Para tim sukses memberikan beberapa pendapat mengenai kelebihan dari para calon ketua masing-masing yang mereka dukung.
Sebekum berlanjut kepada sesi pemilihan, Ci Grace mengeluarkan pertanyaan yang tak kalah penting yaitu apakah yang kami lakukan jika kami tidak kepilih menjadi ketua. Jawaban kami hampir seragam yaitu intinya kami akan menerima hasil tersebut dengan lapang dada dan akan menbantu yang terpilih untuk menjalankan proyeknya.

Dan akhirnya tibalah sesi pemilihan. Akhirnya pemiliu putaran kedua pun selesai dengan hasil sebagai berikut Saya mendapatkan hasil 21 suara, saudari Nanda mendapatkan 12 suara dan saudara Dwi mendapatkan 7 suara. Dengan hasil ini maka saya diberikan kepercayaan untuk menjabat ketua PMV SAG periode 2009/2010. Sedangkan saudari Nanda akan membantu kepengurusan PMV SAG periode 2009/2010 sebagai wakil ketua I dan saudara Dwi sebagai wakil ketua II.
Pada malam ini juga saya diberikan kesempatan untuk memberikan kata sambutan pertama karena telah terpilih sebagai ketua PMV SAG 2009/2010. Dalam momen ini saya mengucapkan terimakasih atas kepercayaan yang telah diberikan oleh kawan-kawan semua kepada diri saya dan terima kasih kepada tim sukses saya yaitu saudara Antoni, saudara Agil, saudara Yesi, dan saudara Ratna.Sari yang telah bersedia membantu saya dalam proses pemilu ini.
Demikianlah proses demokrasi yang telah dijalankan oleh kami PMV Surya Adhi Guna dalam menentukan Ketua PMV periode 2009/2010. Semoga ringkasan ini memberikan manfaat bagi kita semua. Semoga proses demokrasi dapat dilaksanakan selamanya.
Sadhu...! Sadhu…! Sadhu…!

Kamis, 06 Agustus 2009

Romo Pannajayo : Kebahagiaan

Kebhaktian umum, 31 Juli 2009

Protokol : Bpk. Hasan
Penyalaan Lilin Altar : Bpk. Embeng Sutiono
Pembaca Dhammapada : Ibu Lilayani (Gatha 199 dan 200)
Dhammadesana : Romo Pannajayo
Penulis : Grace Chandra ( Facebook )

Kebhaktian umum terakhir di bulan Juli ini dihadiri sedikit umat. Banyak umat yang biasanya hadir dalam kebhaktian umum tidak hadir pada kebhaktian malam ini. Walaupun tidak terlalu banyak umat yang datang, kebhaktian tetap dimulai tepat Jam 18.30 WIB.
Pada malam ini Dhammadesana kembali diisi oleh Romo Pannajayo. Romo Pannajayo atau yang lebih sering kita kenal sebagai Romo Andri mengisi Dhammadesana malam ini dengan tema yang selalu kita perbincangkan dan cari dalam kehidupan sehari-hari kita. Apakah itu????. Ya.., itu tidak lain dan tidak bukan yaitu KEBAHAGIAAN.
Setiap hari, setiap orang dari berbagai kalangan yang berbeda agama, ras, suku atau bangsa selalu membicarakan kebahagiaan. Mereka semua termasuk diri kita sendiri sangat menginginkan kehidupannya selalu diliputi oleh kebahagiaan
Lalu seperti apakah kebahagian itu???. Setiap orang yang mendapat pertanyaan ini akan menjawab pertanyaan tersebut dengan berbagai versi jawaban yang berbeda-beda. Hal ini dikarenakan oleh setiap orang mempunyai persepsi dan pandangan yang berbeda terhadap kebahagiaan itu sendiri.
Ada orang yang berkata dan berpikir dia bahagia kalau dia sudah memiliki uang banyak., akan tetapi ada yang berkata dan berpikir jika dia dapat hidup cukup pangan, sandang dan papan dia sudah berbahagia.
Menurut Dhammapada gatha 204 dikatakan bahwa “Kesehatan adalah keuntungan yang paling besar. Kepuasan adalah kekayaan yang paling berharga. Kepercayaan adalah saudara yang paling baik. Nibbana adalah kebahagiaan tertinggi.” Bila kita kupas dan merenungi isi dari dhammapada ini maka kita akan mengerti bagaimana memperoleh kebahagiaan yang benar dan sejati.
Sebenarnya dalam kehidupan ada empat hal utama yang selalu diinginkan oleh setiap manusia dalam menjalani kehidupannya agar hidupnya berbahagia yaitu:
1. Kekayaan
Orang selalu berpikr bahwa dengan memiliki kekayaan yang banyak ia akan berbahagia. Pemikiran ini adalah salah karena masih banyak di kehidupan kita orang-orang kaya yang hidupnya tidak berbahagia. Ada sebagian dari orang kaya yang memiliki rutinitas kehidupan yang padat sehingga tidak mampu beristirahat dan menikmati tontonan TV yang menyenangkan walaupun Ia memiliki TV yang besar dan mewah.
Sebenarnya orang yang berbahagia adalah orang yang dapat menikmati kekayaan yang dimiliki seberapapun besar atau kecilnya kekayaan yang ia miliki. Ia mampu menggunakan kekayaan yang dimiliki untuk mencukupi kebutuhan hidupnya dan untuk melakukan segala jenis kebajikan seperti berdana. Orang yang berbahagia juga adalah orang yang hidupnya terbebas dari utang. Orang yang memiliki banyak utang biasanya hidupnya tak tenang karena pikirannya tak tenang, selalu memikirkan utang-utang yang harus dilunasinya.
Oleh karena itu berbahagialah diri kita yang selalu merasa puas dengan kekayaan yang kita miliki. Berbahagialah diri kita yang mampu berdana sesuai dengan kemampuan kita. Dan berbahagialah diri kita yang terbebas utang.

2. Kekuasaan
Semua orang berpikit merasa bahagia jika memiliki kekuasaan yang tinggi. Mereka merasa dengan kekuasaan dan kedudukan yang tinggi maka dirinya akan dihormati dan dihargai oleh orang lain. Ternyata seseorang belum tentu dihormati dan dihargai oleh orang lain walaupun kedudukan mereka tinggi. Sebenarnya kita tidak perlu mempunyai kekuasaan tinggi untuk dihormati dan dihargai orang lain. Orang lain akan menghormati dan menghargai diri kita dari sikap dan moralitas kita.
Contoh pejabat tinggi yang mempunyai sifat sombong, semena-mena dan korupsi tidak akan dihargai oleh semua orang. Berbeda kondisinya dengan seorang rakyat biasa yang suka menolong dan menjaga susila akan dihormati walaupun ia tidak mempunyai kekuasaan.

3. Panjang Usia dan Sehat
Orang menginginkan panjang usia dan sehat. Hal ini dikarenakan seberapa besar apapun kekuasaan dan kekayaan yang kita miliki tak akan cukup berharga jika kita sakit-sakitan. Jika hidup kita sakit-sakitan maka kekayaan yang kita miliki hanyalah kita gunakan untuk berobat dan tidak dapat digunakan untuk hal yang lebih bermanfaat lainnya. Jika kita tidak memiliki panjang usia dan sehat maka kesempatan untuk berbuat bajik pun akan semakin sedikit saja.
Oleh karena itu jika kita menginginkan panjang usia dan sehat maka mulai saat ini janganlah melakukan pembunuhan terhadap makhluk hidup,. Banyak berbuat fangshen, donor darah dan kebajikan lainnya yang membantu kelangsungan hidup suatu makhluk hidup.

4. Jika Meninggal Terlahir Di Alam Surga
Sungguh bahagia diri kita jika meninggal nanti kita terlahir dialam surga. Jangan sampai diri kita mengalami kelahiran di alam neraka ataupun terlahir di alam manusia pada saat jangka usia manusia hanya mencapai usia sepuluh tahun. Semoga saja ketika masa manusia hanya mencapai umur sepuluh tahun kita dilahirkan di surga dan akan terlahir lagi di alam manusia pada masa Buddha Maitreya. Sangatlah beruntung dan berbahagianya diri kita jika hal ini terjadi pada diri kita.
Bila kita menginginkan hal tersebut maka pada kehidupan saat ini diri kita harus banyak melakukan kebajiakan, menjaga moralitas kita sehingga semua pintu neraka dan penderitaan tertutup untuk kita.

Demikianlah uraian mengenai konsep tentang kebahagiaan. Semoga bermanfaat bagi kita semua. Sadhu..! Sadhu…! Sadhu…!

Selasa, 04 Agustus 2009

Pemilihan KETUA PMV putaran pertama


Kebaktian remaja sabtu, 1 Agustus 2009
Pemimpin kebaktian : Levina (facebook)
Lilin Altar : Ratnasari
Dhammapada : Widya (facebook) & Antoni (facebook)
Penulis : Tommy (facebook)


Sudah setahun, tidak terasa masa kepemimpinan Sdri. Yessica F.S
sebagai ketua PMV SAG akan segera usai. Banyak sekali hal yang sudah Sdri. Yessica F.S. sumbangkan selama masa jabatannya sebagai Ketua PMV SAG periode 2008/2009, suka duka semua ia hadapi dengan terus semangat.
Karena masa kepengurusan inilah, Panitia pemilihan Ketua PMV SAG, yang diketuai oleh Sdri. Grace Chandra, membuat kebaktian kali ini untuk memperkenalkan dan memilih para calon kandidat ketua vihara untuk periode 2008/2009.

Proses pemilihan ketua PMV SAG dari tahun ke tahun semakin menampakan peningkatan dalam hal penyaringan dan kualitas sumber daya manusia nya. Pada pemilihan ketua kali ini, Panitia menyalonkan 5 kandidat calon ketua. Yakni :

1. Nama : Sidhi Agustiana Taniman
Nama Visudhi : Anggira
Jabatan : Seksi Kebhaktian Bag. Absensi
Tempat Tanggal Lahir : Karawang, 20 Agustus 1992
Alamat Email : -
Golongan Darah : O
Hobi : Main PS
Pandangan Terhadap
Buddha Dhamma : “Suatu ajaran yang sangat mulia untuk dapat melepaskan Dukkha”
Motto : “Menjadi orang yang sukses”
2. Nama : Nanda Devi Nur (facebook)
Nama Visudhi : Bhavita
Jabatan : Seksi Kesenian
Tempat Tanggal Lahir : Karawang, 18 Juni 1992
Alamat Email : n_dn_janggeum@yahoo.co.id
Golongan Darah : O
Hobi : Baca Novel
Pandangan Terhadap
Buddha Dhamma : “Indah pada awalnya, pertengahan dan akhirnya”
Motto : “Make your dreams come true”
3. Nama : Dwi Yunantara (facebook)
Nama Visudhi : Kirana
Jabatan : -
Tempat Tanggal Lahir : Karawang, 23 Mei 1995
Alamat Email : KIRZ-hitzoe@yahoo.co.id
Golongan Darah : -
Hobi : Baca
Pandangan Terhadap
Buddha Dhamma : “Jalan menuju penerangan”
Motto : “Jangan cepat menyerah”
4. Nama : Meylianawati Dewi (facebook)
Nama Visudhi : Aravinda
Jabatan : -
Tempat Tanggal Lahir : Karawang, 23 Mei 1995
Alamat Email : Dewi_violetgirl@yahoo.com
Golongan Darah : -
Hobi : Jalan-Jalan
Pandangan Terhadap
Buddha Dhamma : “Hidupku menjadi lebih baik dan lebih sering berbuat baik”
Motto : “Harus rajin ke Vihara”
5. Nama : Irwin Virya Jaya (facebook)
Nama Visudhi : Dhammika
Jabatan : -
Tempat Tanggal Lahir : Karawang, 27 April 1994
Alamat Email : fanz_irwinviryajaya@yahoo.com
Golongan Darah : B
Hobi : Main Basket
Pandangan Terhadap
Buddha Dhamma : “Suatu kebenaran yang tak akan lapuk oleh waktu”
Motto : “Hidup terkadang ada yang positif dan negative maka kita harus mengambil yang positif.”

Nama-nama tersebut sudah dipertimbangkan oleh panitia pemilihan ketua periode 2009/2010 dengan melihat hasil kerja, cara kerja dan sikap para calon kandidat pada masa kepengurusan 2008/2009.

Hari ini adalah hari pemilihan ketua PMV SAG pada putaran pertama, dimana para umat yang hadir dipersilahkan untuk memilih 3 calon dari 5 calon wakil ketua yang akan kembali dipilih sebagai ketua PMV SAG pada putaran ke 2.

Proses pemilihan pada putaran pertama ini, panitia membuat simulasi kelompok untuk berdiskusi dengan tujuan, para calon ketua menjadi juru bicara untuk kelompoknya, sehingga para umat yang hadir bisa melihat secara langsung cara para calon ketua berbicara di depan umum, cara pengambilan keputusan dan pengendalian emosional para calon ketua PMV.

Diskusi kali ini saya diminta oleh Sdri. Grace Chandra untuk menjadi moderator , dilemparkan kasus sebagai berikut :

Kasus : Pendidikan
Dewasa ini, pendidikan adalah hal yang sangat penting yang menentukan kesuksesan seseorang. Ada dilema pendidikan di Indonesia dalam pemilihan sekolah yang berkualitas. Seperti yang kita semua tahu dan akui bahwa sekolah-sekolah swasta yang memiliki standart kurikulum pendidikan yang baik, kebanyakan mewajibkan para siswanya untuk mengikuti atau belajar Agama sesuai yayasan yang mereka punya. Contohnya sebuah sekolah swasta di Rengasdengklok B.. PEN.., para siswa harus belajar agama Kristiani dan banyak sekolah swasta lainya menerapkan hal serupa dalam hal pendidikan Agama. Padahal pendidikan agama adalah salah satu pendidikan terpenting dan merupakan pondasi pola piker setiap orang. Di sisi lain, apabila kita memutuskan untuk sekolah ke sekolah negri dengan pertimbangan mendapatkan pendidikan agama sesuai agama yang kita anut, tapi mutu dan kualitas sekolah masih dipertanyakan. Terlebih pada sekolah-sekolah dengan subsidi pemerintah yang biasanya, para guru malas dan ogah-ogahan dalam mengajar.

Dari hal tersebut, timbul pertanyaan untuk masing-masing kelompok, yakni :
1. Sekolah mana yang akan anda pilih? Sekolah negri atau sekolah swasta yang memberikan pendidikan agama non. Buddhis?
2. Apabila anda sudah terlanjur sekolah di sekolah swasta, apa yang akan anda lakukan untuk tetap dapat belajar Dhamma?
3. Apabila anda bersekolah di sekolah swasta, pergaulan, pola pikir dan lingkungan anda adalah pola pikir dan lingkungan agama tertentu, apa yang anda lakukan agar tidak terpengaruh?..

Aturan-aturan :
1. Para umat dipersilahkan untuk berkelompok dengan pimpinan para calon ketua.
2. Para calon ketua adalah Juru bicara satu-satunya dalam kelompok. Jadi apabila ada tanggapan dalam diskusi dari anggota kelompok, anggota hanya diperbolehkan untuk menyampaikan pada juru bicaranya yakni calon ketua tersebut.
3. Tujuan diskusi untuk memudahkan para umat untuk melihat kepiawan para calon ketua dalam berbicara, pola pikir dan cara pengambilan keputusan,

Dari pertanyaan nomor 1, beberapa kelompok sepakat menjawab memilih sekolah swasta karena dilihat dari kualitas mutu pendidikan yang jauh lebih baik, dari disiplin dan penghargaan hak asasi siswa. Tapi ada salah satu kelompok dimana Irwin Virya Jaya sebagai ketua kelompok nya menyatakan mereka lebih pilih sekolah negri dengan alas an menitik beratkan pada pendidikan agama yang mereka dapatkan di sekolah negri sesuai dengan kepercayaan masing-masing. Kalo ditilik dari sisi kualitas pendidikan, tergantung dari pribadi siswanya.

Setelah semua kelompok selesai memberikan pendapat dan sanggahan, saya lanjutkan pada pertanyaan 2 dan 3.

Apabila anda sudah terlanjur sekolah di sekolah swasta, apa yang akan anda lakukan untuk tetap dapat belajar Dhamma?
pabila anda bersekolah di sekolah swasta, pergaulan, pola pikir dan lingkungan anda adalah pola pikir dan lingkungan agama tertentu, apa yang anda lakukan agar tidak terpengaruh?..

dari pertanyaan ini,
semua kelompok sepakat menjawab, apabila sudah terlanjur bersekolah di sekolah swasta, tetap bisa untuk belajar Dhamma, yakni dengan rajin datang ke vihara, ikut seminar-seminar Buddhis pun bisa mendapat banyak pelajaran, ikut pelatihan kemoralan, Pabajja dan lain-lain. Dengan kegiatan-kegiatan seperti itu akan membuat kta tetap berpegang teguh pada keyakinan tentang Buddha Dhamma.

Setelah Diskusi antar para calon ketua selesai, proses pemilihan ketua PMV dilanjutkan dengan pemilihan suara oleh para umat untuk memilih 3 calon kandidat yang akan akan kembali mengikuti proses seleksi dan pemilihan pada pemilihan putaran ke-dua yang akan dilaksanakan pada hari sabtu, 8 Agustus 2009 nanti.

Setelah kertas suara dibagikan, para remaja yang hadir sungguh antusias untuk memilih pada calon ketua yang kelak akan menggantikan Sdri Yessi F.S. pada periode 2009/2010.

Setelah dihitung, semua umat yan hadir berjumlah 33 orang termasuk panitia pemilihan PMV dan para calon ketua PMV.

Setelah selesai menuliskan para calon ketua, akhirnya kertas suara pun mulai dihitung. Dan hasil nya adalah :


Setelah hasil ketiga calon ketua didapat yakni Dwi, Nanda dan Sidhi, panitia memberikan tugas baru untuk membuat paper tentang riwayat hidup Buddha. Tugas ini dimaksudkan agar panitia pemilihan ketua PMV mengetahui seberapa banyak pengetahuan para calon ketua dalam Buddha Dhamma.

Semoga bermanfaat.

Search