Selasa, 31 Maret 2009

Peduli Tragedy Situ Gintung

Mari bantu saudara-saudara kita yang tertimpa bencana situ gintung - Tenggerang - Banten.


Dana dapat ditransfer ke rekening BCA:
A.N. Majelis Buddhayana Indonesia 65.2030.2555


Untuk Dana Bakti sosial diharapkan nilai transfer rupiah nya di tambahkan Rp. 11,-
sebagai contoh, bila berdana Rp. 20.000,- maka nominal yang ditransfer sebesar Rp. 20.011,-

Untuk Dana Barang, pakaian & obat-obatan dan dapat dikirim ke posko Majelis Buddhayana Indonesia Vihara Avalokitesvara pondok cabe. PIC Bhikkhu Badrasilo.

Contact person: NITA (021 - 7401177)


sekilas mengenai tragedy situ gintung :



Situ Gintung mendadak terkenal. Sudah 40-an orang tercatat tewas, masih angka sementara, menyusul jebolnya tanggul situ atau danau itu, Jumat (27/3) dini hari.

Selama ini, Situ Gintung hanya dikenal masyarakat Jakarta dan Tangerang sebagai salah satu tempat wisata alam dengan pemandangan danau. Letak danau ini memang di dekat perbatasan Jakarta Selatan dan Tangerang Selatan, yaitu di Cirendeu, Kecamatan Ciputat, Tangerang Selatan, tepatnya di belakang kampus Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Suasana alam terasa begitu masuk ke kawasan wisata seluas lima hektar yang merupakan bagian dari seluruh luas danau sekitar 21,4 ha ini. Lahan parkirnya dipenuhi pohon palem dan kelapa. Area tamannya juga banyak ditumbuhi pohon tinggi sehingga terasa seperti di daerah pegunungan.

Danaunya sendiri sesungguhnya tidak kelihatan bagus, danau terus mengalami proses pendangkalan. Berdasarkan data dari Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Ciliwung Cisadane, luas Situ Gintung semula mencapai 31 hektar. Namun, karena proses pendangkalan sekarang luasnya tinggal 21,4 hektar.

Pada akhir pekan dan hari-hari libur, lokasi ini biasanya ramai pengunjung. Bagi warga Jakarta yang kekurangan ruang terbuka hijau, berada di sini memang akan memberi suasana lain: alam hijau, semilir angin, dan danau. Tujuan utama orang ke sini bukan danaunya, tetapi taman rekreasi yang dilengkapi fasilitas kolam renang, gazebo dengan pemandangan danau, area outbound, serta motor dan motor ATV.

Tiket masuknya tergolong murah, hanya Rp 5.000, meski untuk menikmati aneka fasilitas yang ada pengunjung masih harus mengeluarkan biaya lagi. Untuk pemakaian banana boat, misalnya, pengunjung masih harus membayar Rp 50.000/trip, lapangan tenis Rp 25.000/jam, main motor atau mobil ATV bayar lagi Rp 5.000 per beberapa putaran.

Atau, kalau mau mencoba permainan outbound bayar lagi, dengan pilihan paket mulai Rp 25.000 hingga Rp 35.000. Kalaupun hanya membayar tiket masuk, bermain di area kolam renang sudah cukup memuaskan karena dilengkapi berbagai permainan.

Itulah Situ Gintung sebelum jebol. Sekarang, Situ Gitung adalah tragedi. Tanggulnya yang jebol sekitar 30 meter dan serta-merta menggelontorkan air bah sekitar 2,1 juta meter kubik.

Kapasitas tampung danau itu memang sejitar 2,1 juta meter kubik, tetapi hujan deras yang terjadi Kamis sore pukul 16.00-20.00 kemarin menyebabkan danau tak mampu menampung air. Menurut Kepala Balai Besar Wilayah Ciliwung-Cisadane Pitoyo Subandrio, sekitar satu juta meter kubik air terpaksa mengalir melalui bibir tanggul dan pelan-pelan mengikis tanggul.

Gerusan air yang terus-menerus ditambah dengan rapuhnya tanggul yang dibangun pada zaman Belanda itu menyebabkan tanggul perlahan-lahan longsor di bagian bawah sehingga tanggul makin tak kuat. Akhirnya, sekitar pukul 02.00, tanggul jebol dan menggelontorkan jutaan kubik air.

Akibatnya, puluhan jiwa melayang, ratusan rumah warga hanyut, dan ribuan rumah lainnya di kawasan Ciputat dan Bintaro tergenang banjir.


Sumber: Kompas.com mampir.net































untuk melihat video rekaman detik demi detik tragedy.. klik di link berikut:
http://www.forumkami.com/forum/berita/4745-situ-gintung-tragedy-pictures-videos.html

Sabtu, 28 Maret 2009

Setetes Embun


Kebaktian Remaja, Sabtu 28 Maret 2009

Protokol : Levina

Lilin Altar : Yohanes

Dhammapada : Widya & Siddhi (syair 212)

Hari ini yang dateng ke vihara lumayan banyak.. sekitar 40an lebih.. tapi sayang , gak ada yang isi karena waktu nya mendesak dengan latihan drama yang akan ditampilkan buat waisak bulan Mei mendatang.

berhubungan dengan waisak kali ini konon kabarnya akan terbit buletin pertama dari Vihara surya adhi guna yang berjudul setetes embun, kenapa judulnya setetes embun, karena menurut ketua redaksi nya : Grace , beliau menyatakan embun identik dengan kesegaran di pagi hari.. semoga dengan buletin ini, dapat menyegarkan para umat khususnya para pemuda-pemudi untuk segar dan bersemangat dalam belajar Dhamma dan tentunya menjalani kehidupan ini.

pada kebaktian kali ini yessica, meminta para umat yang hadir untuk ikut memberikan sumbangsih dalam mengisi ucapan salam, Du-Du,saran,kritik dan kometar yang akan dimuat pada buletin setetes embun yang rencananya akan terbit pada bulan waisak nanti.

Semoga Bermanfaat..

Bagi anda yang berminat kasih saran , komentar, Du-du untuk dimuat di buletin setetes embun, silahkan klik link komentar di bawah ini.

Kebaktian Umum Jumat 27 Maret 2009

Kebaktian Umum 27 Maret 2009
Protokol : Romo Pannajayo
Penyalaan Lilin Altar : Bp. Aen
Pembacaan Dhammapada : Ibu Empang (Gatha 290,291)
Dhammadessana :
Bp. Kisin (dr Karawang)
Romo Rajen (dr Karawang)


Malam Kebhaktian malam ini, merupakan malam kebhaktian yang luar biasa (he..he.., bkn berarti sebelumnya biasa saja). Mengapa saya katakan luar biasa, karena malam ini umat yang datang sungguh banyak dan yang luar biasanya lagi dhammadessana malam ini diisi oleh dua orang dhamma duta. Sungguh malam kebhaktian yang penuh berkah.

1. Dhammadessana Bp. Kisin
Namo Tassa Bhagavato Arahato Samma Sambuddhasa. (3X)
Namo Buddhaya !

Malam ini, Bp. Kisin menguraikan tiga cerita dhamma. Kumpulan cerita dhamma ini beliau dengar sebelumnya dari berbagai dhammadesana sebelumnya. Beliau menceritakan kisah ini dengan harapan agar dapat menjadi lentera menerangi hati kita. Oleh sebab itu, walaupun sebagian dari kita sudah pernah dengar kisah ini, alangkah baiknya kalau kita tetap menyimak dan merenungkan kisah ini.
Kisah pertama adalah tentang hal-hal apa saja yang kita pelajari di Vihara. Pernahkah kita renungi atau bertanya akan hal itu??.
Ada tiga hal yang kita pelajari di Vihara:
1. Bagaimana menjadi orang yang baik?
Banyak cara untuk melatih diri menjadi orang yang baik. Berdana, mengalah terhadap persoalan, rajin ke vihara, menolong orang merupakan cara untuk melatih diri menjadi orang yang baik. Berdana merupakan cara yang paling sering kita dengar dan sering dianjurkan kepada setiap orang untuk dilakukan. Lalu, bagaimana cara berdana yg baik?, apa yang perlu kita lakukan sehingga nilai berdana menghasilkan suatu parami yang bernilai tinggi?.
Ada banyak kriteria yang diperlukan agar tindakan berdana kita menghasilkan parami yang bernilai tinggi, yaitu:
- Barang yang kita danakan haruslah bersih. Maksudnya barang yang kita danakan bukanlah barang yang diperoleh dari suatu tindakan kejahatan
- Barang yang diberikan harus bermanfaat
- Lakukan perbuatan dana berulang-ulang
- Lakukan dana dengan prinsip tangan kanan memberi, tangan kiri tidak perlu tahu
- Dana diberikan dengan ketulusan

2. Bagaimana menjadi orang yang bijaksana?
Mulailah melatih diri gunakan panca indera yang kita miliki dengan baik. Tentukanlah mana hal-hal yang perlu di dengar/dilihat/dikatakan/disentuh dan hal-hal yang tidak perlu didengar/dilihat/dikatakan/disentuh. Dengan melakukan hal ini kita mulai melatih diri kita menjadi bijaksana.

3. Bagaimana menjadi orang suci?
Dalam agama buddha tingkat kesucian dapat diperoleh dengan samadhi. Oleh sebab itu latihlah samadhi dalam kehidupan kita sehari-hari. Luangkan waktu anda untuk bersamadhi.

Kisah kedua mengenai cerita SENANG DAN SUSAH. Di suatu desa, tinggallah seorang anak dan ayahnya (seorang petani) yang memiliki seekor kuda. Suatu hari, kuda anak tersebut hilang, dan tentu saja si anak sedih. Tetapi Ayah anak tersebut berkata pada anaknya janganlah bersedih. Hal ini membingungkan semua orang(para tetangganya). Akhirnya para tetangga si petani tersebut menanyakan mengapa Anaknya tak usah bersedih padahal telah kehilangan seorang kuda yang cukup bernilai.. Sang petani menjelaskan kita tak perlu bersedih karena kesedihan merupakan awal dari kebahagiaan.
Ternyata benar saja, beberapa hari kemudian kuda tersebut kembali sambil membawa seekor kuda liar bersamanya. Sang Anak petani sekarang hanyut dalam kegembiraan karena sekarang kudanya telah kembali, terlebih lagi sekarang Ia memiliki dua ekor kuda. Tetapi sang Ayah menegurnya dan berkata, "Janganlah Larut dalam kebahagiaan karena hal itu sebenarnya awal dari kesedihan."
Keesokan harinya, Anak tersebut menunggangi kuda liar tersebut tetapi kuda tersebut susah dikendalikan. Akhirnya anak itu terjatuh dari kuda dan kakinya patah karena terinjak oleh kuda liar itu. Sang Anak pun kembali bersedih, tetapi sang ayah kembali mengingatkan anaknya bahwa "Kesedihan adalah awal dari kebahagiaan."
Pada masa itu, perang sedang berlangsung, jadi diberlakukan sebuah peraturan bahwa setiap keluarga harus mengirimkan anak laki-lakinya yang masih muda dan kuat untuk terjun ke medan perang. Semua anak laki-laki di tempat tersebut pergi, kecuali anak laki-laki yang patah kakinya. Sang anak pun yang tadinya bersedih sekarang bergembira.
Dari cerita ini kita dapat menilau bahwa rasa senang dan susah tidak jauh jaraknya. Senang dan susah saling bergantian mewarnai kehidupan kita, Oleh karena itu, bila sedang dilanda masalah atau kesedihan janganlah menjadi putus asa. Bersemangatlah, karena kesedihan merupakan awal dari kebahagiaan. Begitu pula, jika kita dilanda kesenangan atau kebahagiaan janganlah terlalu hanyut di dldlamnya. Jangan sombong akan kebahagiaan tersebut tapi waspadalah karena kebahagiaan awal dari kesedihan.

Kisah ketiga ini tentang Teratai yang timbuh di dalam lumpur. Kisah ini Bp. Kisin dengar dari Bhante Uttamo. Teratai hidup diatas air, dia muncul dan mekar di atas permukaan air. Memang teratai muncul di atas air, tetapi sebenarnya di bawah permukaan air itu teratai hidup di sekeliling lumpur. Benih teratai hidup berkembang dengan penuh semangat. Ia tidak pernah mengeluh walaupun dirinya tinggal di lumpur. Teratai merubah kondisi lumpur yang becek dan bau menjadi suatu kondisi yang menunjang hidupnya.
Semangat hidup teratai ini perlu kita contoh dalam kehidupan kita sehari-hari. Terkadang kita juga seperti teratai itu, kita terlempar dan terjatuh dalam suatu lumpur. Suatu lumpur ketidak beruntungan, lumpur kegagalan dan lumpur-lumpur lainnya yang membuat diri kita susah. Orang-orang yang terlahir miskin, bodoh, atau cacat janganlah terpuruk di dalam lumpur tersebut. Bangkitlah, berkembanglah dan mekarlah di atas kondisi yang tidak baik.
Kita harus mempunyai semangat teratai yaitu semangat untuk berubah menjadi lebih baik. Perubahan menjadi lebih baik bila kita ditunjang dengan 50 % berbuat baik dan 50 % manajemennya. Manajemen dalam hal ini adalah suatu kondisi yang menunjang perbuatan baik kita segera berbuah. Sebagai contoh: Kita mengetahui dengan berdana atau berbuat baik akan membuat kita kaya dan bahagia. Tetapi hal ini tidak mungkin saja langsung tercapai jika kita hanya berbuat baik tapi tidak mau bekerja keras. Berbuat baik mengambil andil 50 % dan kerja keras yang merupakan manajemennya mengambil andil 50 % juga. Bila dua hal ini terpenuhi maka kesuksesan dan kebahagiaan akan tercipta.


2. Dhammadessana Romo Rajen
Namo Buddhaya !
Romo Rajen memberikan sebuah sharing dhamma mengenai tips kebahagiaan. Tiga tips ini beliau peroleh dari sebuah majalah. Tiga tips tersebut yaitu:
a. Kita harus puas dengan apa yang kita miliki
Terkadang kita menginginkan sesuatu yang lebih dari kita yang miliki. Orang kadang bila sudah memiliki uang 1 juta ingin uang 10 juta lalu Ia mencari lagi hingga dapat uang 100 juta. Setelah itu kembali dia tidak puas dan mencari lagi yang lebih banyak. Kita harus menerima segala kondisi yang kita miliki, dengan begitu kita akan menjadi orang yang berbahagia.

b. Kita harus menikmati apa saja yang kita miliki
Sebagai contoh jika kita mempunyai sofa mewah dan mahal tetapi kita tidak pernah gunakan. Hal tersebut menunjukan diri kita tak berbahagia, karena tidak menikmati barang yang kita miliki. Untuk apa punya TV kalau kita tidak punya waktu untuk menontonnya. Sungguh kasihan diri kita apabila hal tersebut terjadi.

c. Jangan Berhutang
Prinsip ini pernah dikatakan pertama kali tahun 1999 oleh bikkhu Myanmar di Amerika Serika. Ketika Beliau mengatakan hal ini, semua umat AS yang mendengarkannya langsung tertawa. Mereka mentertawakan Beliau, karena mempunyai pola hidup yang tergantung pada hutang. Semua segala kebutuhan hidup mereka dapat diperoleh dengan kredit. Kehidupan kita di Indonesia pun selama 10 tahun ini telah mengikuti pola hidup Amerika Serikat.
Ternyata apa yang terjadi kemudian???. Yup..,Krisis terjadi, disebabkan oleh kredit macet perumahan di Amerika Serikat sudah tak teratasi lagi. Dulu orang mungkin tertawa dan tidak pernah membayangkan bahwa hutang dapat menyebabkan suatu krisis. Secara pasti dan perlahan krisis ini akan sampai juga ke Indonesia.
Oleh sebab itu, jika anda ingin bahagia janganlah berutang. Jangan bebankan pikiran anda untuk sebuah hutang. So..,bagi yang mempunyai hutang segera lunasi hutang anda dan yang belum berhutang pesannya adalah janganlah berhutang

Romo Rajen juga mengulas masalah kontroversi Buddha Bar pada. Beliau berpesan kepada kita semua untuk menghadapi masalah ini dengan cara buddhisme. Bila menentang hal tersebut, suarakan hati anda dengan elegan.

Demikianlah ringkasan kebhaktian malam ini. Semoga bermanfaat bagi kita semua.

SEMOGA SEMUA MAKHLUK HIDUP BERBAHAGIA

SADHU...! SADHU...! SADHU...!

Senin, 23 Maret 2009

posting - posting

we are under construction ...
as soon as possible!

Minggu, 22 Maret 2009

Suhu Xien Yi : Kebaktian Umum Jumat, 20 Maret 2009


Kebhaktian Umum VSAG
20 Maret 2009
Protokol : Bp. Uu Dharmawan
Penyalaan Lilin Altar : Bp. Aen
Pembacaan Dhammapada : Ibu Soan Karuna Susanto
Penceramah : Suhu Xien Yi (dari Vihara Ekayana)

Namo Buddhaya.

Suhu Xien Yi mengawali acara dhammadesana malam ini dengan membahas ceng beng. Bulan ini tepatnya tanggal 27 Maret 2008, kita akan memasuki bulan dimana tradisi ceng beng dapat dilaksanakan. Ceng beng merupakan tradisi dari Tiongkok dan bukan merupakan ajaran Buddha.
Tradisi ceng beng sendiri mulai muncul pada dinasti Ming. Dahulu kala, terdapat seorang anak laki-laki yang pintar dan berbudi luhur yang lahir di keluarga miskin. Saat ia sudah dewasa, ia merantau untuk memperoleh nasib yang lebih baik. Akhirnya sang anak miskin itu menjadi seorang Raja, yang merupakan pendiri dari Dinasti Ming. Setelah sukses sang anak ini teringat orang tuanya yang berada di kampung. Lalu Ia mengunjungi kampungnya. tetapi ternyata kedua orangnya sudah meninggal dan ia pun tidak tahu dimana makam kedua orang tuanya.
Setelah berpikir keras, akhirnya ia mempunyai suatu ide agar ia dapat menemukan makam orang tuanya. Dengan kekuasaannya, Sang Raja memerintahkan kepada seluruh warganya untuk membersihkan dan menandai maisng-masing makam keluarga dan leluhurnya dengan kertas kuning dalam jangka waktu tertentu. Setelah melewati jangka waktu tertentu ternyata masih ada sebagian makam di kampung Sang Raja yang tidak ditandai kertas kuning. Sang Raja pun mengambil kesimpulan bahwa makam-makam tersebut adalah makam leluhurnya. Demikianlah sungguh besar bakti sang raja kepada orang tuanya.
Lalu bagaimana tanggapan agama Buddha terhadap tradisi ini???. Menurut Suhu, tradisi ini sangat bagus dan kita jangan sampai menghilangkan tradisi ini. Mengapa???
Hal ini tak lain karena tradisi ini merupakan tradisi yang mencerminkan rasa bakti kita kepada orang tua dan leluhur kita. Sang Buddha mengajarkan kita harus berbakti kepada orang tua yang terdapat pada "Sutra Bakti Anak". Selain itu dalam paritta pelimpahan jasa juga disebutkan 4 jasa yg terbesar yaitu orang tua, leluhur, bangsa dan negara, serta guru.
Jadi pada perayaan ceng beng ini, kita jangan hanya merayakan hanya karena tradisi saja. Tetapi rayakan tradisi ini sebagai kesempatan yang baik. Kesempatan untuk melimpahkan segala kebajikan kita kepada orang tua dan leluhur kita. Dengan jasa kebajikan ini, kita dapat menolong para leluhur dan sanak keluarga kita yang mungkin saja terlahir di alam yang menderita.
Buddha menyatakan jasa kebajikan orang tua sungguhlah besar. Kita tidak dapat membalas kebajikan orang tua walaupun kita telah menggendong orang tua sambil mengelilingi pengunungan himalaya sebanyak 10 kali. Sungguh besar jasa orang tua kita kepada kita. Oleh sebab itu, apabila kita telah berbuat baik renungkan jasa kebajikan orang tua kita dan limpahkan semua kebajikan kita kepadanya.
Lalu Apakah pelimpahan jasa hanya dilakukan selama bulan ceng beng saja??.
Tidak,kita dapat melakukan pelimpahan jasa kebajikan kapanpun setelah berbuat bajik. Sebagai contoh, setelah kita kebaktian, seperti malam ini, sebaiknya setelah kebaktian selesai kita jangan langsung pulang dulu. Cobalah diam sejenak, lalu renungkan kebajikan orang tua kalian dan renungkan semua kebajikan yang telah kamu lakukan selama kebaktian ini. Limpahkanlah jasa kebajikan tersebut kepada orang tua dan leluhurmu.
Kita juga bisa membalas kebajikan orang tua dengan menuntun orang tua kita agar berjalan di jalan Dhamma. Bila kita dapat membuat orang tua kita mengenal Dhamma maka sungguh besar kebajikan yang telah kita lakukan. Suhu bercerita bahwa beliau telah membuat mama beliau dari tidak mengetahui ajaran dhamma hingga mengenal dhamma. Mama beliau saat ini telah di Visudhi Upasika dan telah melakukan berbagai kegiatan vihara.
Kita seharusnya jangan takut untuk di Visudhi. Buddha Gautama telah menjelaskan bahwa ada 3 kriteria orang yang dapat bertemu dengan Buddha Maitreya yaitu :
1. Orang tersebut telah di Visudhi Trisarana
2. Orang tersebut telah di Visudhi Upasaka/Upasika
3, dan yang Orang tersebut pernah menjadi pertapa pada kehidupan sebelumnya
Sebagai penutup dhammadesana, Suhu Xien Yi membahas tentang maraknya sms dan kertas-kertas yang mengancam untuk disebarkan bila tidak akan mendapatkan kesialan. Menurut suhu, kita jangan takut dan langsung percaya akan hal-hal tersebut. Sesuai dengan ajaran Buddha "EHIPASSIKO", maka kita harus buktikan dulu. Bila kita sudah membuktikan bahwa hal-hal yang dikatakan benar dan berguna bagi orang lain maka kita dapat menyebarkannya.
Contoh bila pelafalan mantra Amitofo atau OM MANI PADME HUM dapat menyebabkan kedamaian dan membuat diri lebih bijaksana maka lakukan. Kalo kita merasakan meditasi itu membawa manfaat, maka lakukan. Lakukan sesuatu yang bermanfaat bagi spiritual kalian.
Demikianlah ringkasa dhammadesana Suhu Xien Yi. Semoga bermanfaat bagi kita semua.

Semoga Semua Makhluk Hidup Berbahagia

Sadhu...! Sadhu...! Sadhu...!

Sabtu, 21 Maret 2009

Kebaktian - Sabtu, 21 Maret 2009

Protokol : Melisa
Lilin Altar : Yang-Yang
Dhammapada : Tommy syair ( 197,168,199 )
Dhammaduta : Grace Chandra

Tema : Apa pun yang kamu lakukan, pintu hati ku akan selalu terbuka untuk mu.

uraian:

Kebutuhan pokok hidup manusia adalah sandang, pangan, papan, mungkin kendaraan, handphone dan lain sebagainya..
selain hal2 yang disebutkan diatas, apa lagi yang paling penting?

satu hal yang paling penting dan paling dibutuhkan dalam kehidupan adalah CINTA KASIH. Semua orang bahkan semua makhluk membutuhkan cinta kasih..
cinta kasih yang tulus, seperti orang tua terhadap anaknya..

Dalam banyak kasus, kekurangan cinta kasih membuat kehidupan tidak berjalan dengan semestinya, banyak para remaja yang kekurangan kasih sayang, sehingga menjadi terlibat dalam pergaulan bebas, narkoba dan lain sebagainya..

Konflik rumah tangga memicu terjadinya kurangnya kasih sayang dari orang tua untuk anak-anaknya..
Tapi dengan renungan: "APA PUN YANG KAMU LAKUKAN, PINTU HATIKU AKAN SELALU TERBUKA UNTUK MU", kalimat ini menumbuhkan cinta kasih pada diri sendiri untuk semua orang.
"apa pun yang mama&papa lakukan, pintu hati saya akan selalu terbuka untuk mama dan papa"..
"apa pun anakku lakukan, pintu hati mama&papa akan selalu terbuka untuk kamu".
cerita berikut akan menambah pngertian tentang cinta kasih universal :



Berabad abad silam, tujuh orang bhikkhu tinggal di sebuah gua di sebuah rimba di suatu tempat di Asia, melakuakam meditasi cinta kasih tanpa syarat. Ada seorang bhikkhu kepala, saudara laki2-lakinya, dan sahabat karibnya. Yang keempat adalah musuh bhikkhu kepala:mereka tidak pernah bisa akur. Bhikkhu kelima adalah bhikkhu yang sangat tua, begitu rentanya sampai-sampai sewaktu-waktu bisa meninggal dunia. Yang keenam sakit berat-juga bisa meninggal kapan saja. Yang terakhir, ketujuh, adalah bhikkhu yang tak berguna. Dia mendengkur saat seharusnya bermeditasi, tidak bisa mengingat paritta, dan kalu pun ingat, dia mengguncarkannya dengan nada sumbang. Dia juga tidak bisa mengenakan jubahnya dengan pantas. Namun bhikkhu yang lain membiarkannya saja dan berterima kasih kepadanya karena mereka mengajarkan mereka untuk bersabar.

Suatu hari, segerombolan bandit menemukan gua tersebut. Gua itu sangat terpencil, sangat tersembunyi, sehingga mereka ingin mengambil alih gua itu untuk dijadikan markas. Jadi mereka berniat untuk membunuh semua bhikkhu tersebut. Akan tetapi, untunglah bhikkhu kepala sangat lihai berbicara untuk membujuk orang. Dia berhasil membujuk gerombolan bandit itu untuk membiarkan bhikkhu-bhikkhu itu pergi, kecuali satu orang, yang akan dibunuh sebagai peringatan kepada bhikkhu-bhikkhu yang lain untuk tidak mengatakan lokasi gua tersebut kepada siapa pun. Hanya itulah yang terbaik yang bisa dilakukan sang bhikkhu kepala.

Bhikkhu kepala dibiarkan sendirian untuk beberapa saat untuk membuat keputusan yang menyedihkan mengenai siapa yang akan dikorbankan, sehingga yang lainnya bisa pergi bebas.

Tatkala Grace menceritakan kisah ini di depan publik, Grace berhenti sebentar untuk bertanya kepada hadirin, “Baiklah menurut anda, siapakah yang akan dipilih bhikkhu kepala?” pertanyaan ini biasa nya Mengheningkan & menyegarkan anak-anak SAG yang sedang mengobrol atau mengantuk saat mendengarkan ceramah.
Grace mengingatkan para hadirin Bhikkhu kepala, saudara laki-laki nya, sahabat karibnya, musuh nya 2 bhikkhu yang sudah mau mati, serta bhikkhu yang tak berguna. Siapa yang akan dipilih oleh bhikkhu kepala?

Sebagian hadirin menjawab: bhikkhu yang sakit saja, karena sudah lama lagi usia nya, ada juga yang menyarankan bhkkhu yang sudah tua.

Setelah beberapa waktu, akhirnya Grace memberikan jawaban: “ Bhikkhu kepala tidak mampu memilih! ” Sebelum membaca buku membuka pintu hati Grace lebih memilih Bhikkhu kepala atau Bhikkhu yang sedang sakit.

Tapi Cinta kasih kepada saudaranya persis sebesar, tidak lebih tidak kurang, cinta kasihnya kepada sahabatnya, musuhnya, saudara laki-lakinya bhikkhu tua, bhikkhu sakit dan bhikkhu yang tak berguna itu. Bhikkhu kepala telah menyempurnakan arti kata-kata : “Pintu hati ku akan selalu terbuka untuk mu, apa pun yang kamu lakukan, siapa pun kamu.”

Pintu hati Bhikkhu kepala telah terbuka lebar, untuk siapapun, tanpa syarat, pintu hati nya pun terbuka lebar untuk dirinya sendiri. Itulah mengapa dia tidak mampu memilih antara diri nya sendiri dan orang lain.

Grace juga mengingatkan bahwa di ajaran agama kristen/katolik ada ungkapan “cintai tetanggamu seperti dirimu sendiri”. Tidak lebih dari diri mu sendiri dan memperlakukan orang lain seperti halnya diri sendiri dan sebaliknya.
Banyak sebagian orang berpikir bahwa bhikkhu kepala akan mengorbankan dirinya sendiri untuk dibunuh?Mengapa dalam budaya kita, kita selalu mengorbankan diri sendiri untuk orang lain dan menganggap hal ini sebagai kebaikan?Jika anda merasa sulit untuk berkata “pintu hatiku akan selalu terbuka untuk mu”, akan jauh lebih sulit untuk mengatakannya pada diri sendiri.

Orang sering bertanya apa kelanjutan kisah tersebut, sebenarnya tidak ada kelanjutan dari kisah ini, tapi Ajahn Brahm mereka-reka kelanjutan cerita ini.

Ketika Bhikkhu kepala menjelaskan kepada para bandit kenapa ia tidak mampu memilih antara dirinya sendiri dan yang lain, dan mejelaskan arti cinta kasih dan pemaafan seperti yang dijelaskan, semua bandit menjadi sangat terkesan dan terinspirasi sehingga mereka tidak hanya melepaskan semua bhikkhu tersebut, namun mereka bertobat dan menjadi bhikkhu.

Dikutip dari : Membuka pintu hati, Ajahn Brahm, Ehipassiko

Jumat, 13 Maret 2009

Ajahn Brahm Tour de Indonesia




Dua minggu yang lalu, tepatnya pada tanggal 28 Februari 2009, di Golf Pantai Indah Kapuk, Jakarta, diselenggarakan Talk Show Buddhis yang disertai dengan peluncuran buku yang berjudul “Hidup Senang Mati Tenang” (HSMT). Penulis buku yang spektakuler ini, yang juga merupakan pembicara dalam acara talk show ini bernama Ajahn Brahm. Beliau adalah Kepala Vihara Bodhinyana dan direktur Spiritual Masyarakat Buddhis Australia Barat. Beliau lahir di London pada tahun 1951. Saat ini Beliau telah menerbitkan tiga buah buku yaitu: Membuka Pintu Hati, Super Power Mindfullness. Dan Hidup Senang dan Mati Tenang.

Pada acara ini, Ajahn Brahm memulai talk show ini dengan membahas tentang kebahagiaan. Semua orang ingin hidupnya berbahagia dan menghadapi kematian dengan tenang. Bagaimana kebahagiaan dapat diperoleh?. Pada jaman sekarang kadang orang selalu berpikir bahwa kebahagiaan dapat diperoleh pada masa yang akan datang. Mereka berpikir jika saya telah berbuat begini atau begitu nanti saya akan bahagia.

Ajahn Brahm menceritakan dulu ketika Beliau berumur empat belas tahun, Beliau harus belajar dengan giat untuk menghadapi ujian O-level. Orang tua dan guru-guru Beliau selalu menasehatinya agar berhenti main sepakbola pada sore hari dan akhir pekan. Mereka menyuruh Beliau mengerjakan tugas sekolah dengan baik. Mereka menerangkan kepada Beliau bahwa betapa pentingnya O-level tersebut dan jika Beliau lulus maka nanti Beliau akan bahagia,

Ajahn Brahm mengikuti saran mereka dan lulus dengan baik. Tetapi setelah lulus O-level, Beliau tidak bahagia. Karna setelah lulus ujian O-level, Beliau harus belajar lagi lebih keras lagi untuk menghadapi ujian A-level. Orang tua dan guru-guru Beliau kembali menasehati Beliau agar berhenti keluyuran setiap sore dan berhenti mengejar-ngejar cewek. Mereka kembali berkata pada Beliau bahwa A-level begitu penting dan jika Beliau lulus A-level maka Beliau akan bahagia.

Sekali lagi, beliau mengikuti nasehat orang tua dan guru-guru Beliau. Tetapi apa yang terjadi??. Setelah lulus A-level, Beliau kembali merasakan ketidakbahagiaan. Mengapa??. Hal ini dikarenakan Beliau harus lebih kerja keras lagi untuk memperoleh gelar universitas. Ibu Beliau (Pada saat itu ayah Beliau sudah meninggal) dan para gurunya berkata bahwa universitas sangat penting dan jika Beliau berhasil memperoleh gelar maka Beliau akan bahagia.

Pada saat tersebut, Ajahn Brahm mulai curiga. Beliau melihat teman-temannya yang lebih senior, yang telah memperoleh gelar Sarjana. Mereka bahkan bekerja keras lagi untuk menabung untuk membeli rumah lalu mobil. Mereka berkata “Saat tabungan sudah cukup untuk membeli mobil maka saya akan bahagia.”

Ternyata apa yang terjadi setelah mereka (Teman senior Ajahn Brahm) sudah membeli mobil mereka tidak bahagia juga. Lalu mereka berusaha keras untuk mempunyai pasangan hidup. Mereka berpikir jika mereka sudah menikah dan mapan maka mereka akan bahagia. Tetapi apa yang terjadi, mereka kembali terpuruk pada ketidakbahagiaan.

Saat mereka sudah menikah, mereka harus berjuang lebih keras untuk membeli rumah yang lebih besar. Mereka lau kembali berpikir jika mereka sudah mempunyai rumah yang lebih besar untuk keluarga mereka maka mereka akan bahagia. Sayangnya kebahagiaan tidak terwujud lagi. Mereka akan terbebani oleh cicilan rumah, dan anak-anak yang membuat mereka terjaga setiap malam. Lalu mereka pun berkata “Ketika anak-anak sudah besar, keluar dari rumah dan mandiri, nanti kami akan bahagia.”

Saat anak-anak sudah besar, mereka masih belum merasakan kebahagiaan juga. Mereka masih bekerja keras untuk mengumpulkan uang di hari tua. Lalu mereka bepikir kalau mereka sudah pensiun maka mereka akan merasakan kebahagiaan. Dan seterusnya pemikiran ini berlanjut hingga mereka tua. Saat mereka tua dan sudah mulai relijius, mereka mendatangi Vihara atau Gereja karena mereka berpikir, “Karena bila saya berdoa saat ini, saat saya mati, nanti saya akan bahagia!”.

Ajahn Brahm berkata bagi mereka yang selalu berkata “Saat saya mendapatkan ini, saya akan bahagia”, kebahagiaan hanyalah impian di masa depan. Bagi mereka kebahagiaan selalu berada satu atau dua langkah didepan, sehingga selamanya kebahagiaan susah dicapai.

Sebenarnya kebahagiaan itu dapat diperoleh pada masa saat sekarang, bukan masa lalu atau masa depan. Kebahagian dapat diperoleh pada masa saat ini, jika saja pada saat ini kita merasa puas dengan keadaan kita. Tidak mengeluh dengan keadaan yang telah kita peroleh pada saat ini.

Lalu beliau menceritakan kisah tentang sebuah keluarga petani miskin dan seorang bikkhu tua. Di suatu desa, terdapat suatu keluarga petani miskin yang murah hati dan suka berdana. Suatu hari, seorang bikkhu tua melewati rumahnya untuk melakukan pindapatta. Sang petani miskin dan istrinya lalu berdana makanan kepada bikkhu tua tersebut. Mereka melayani bikkhu tua dengan baik. Saat itu bikkhu tua yang akan menghadapi masa Vassa meminta ijin untuk tinggal di dekat rumah si petani miskin. Akhirnya bikkhu tua, tinggal di dekat rumah petani miskin sampai masa vassa berakhir.

Hari-hari berlalu dengan cepat, akhirnya masa vassa bikhhu tua tersebut berakhir. Bikkhu tua pun bepamitan dengan petani miskin dan istrinya.Tetapi, petani miskin dan istrinya tidak mengijinkan sang bikkhu tua pergi. Mereka berharap bikkhu tua tetap tinggal, karna mereka merasa tenang dan damai ketika bikkhu tua tinggal di dekat mereka. Akhirnya bikkhu tua pun berkata. “Tidak bisa, masa vassa saya sudah usai, saya harus pergi. Karna kau dan istrimu sangat baik, saya akan menceritakan sebuah rahasia kepadamu. Apakah kamu tahu di sekitar rumahmu ini terdapat sebuah harta karun yang banyak sekali, yang mampu mebuatmu kaya raya?.” Si petani dan istrinya lalu menjawab tidak sambil keheranan.

Bikkhu tua itupun berkata, “Kalau kamu mengikuti semua intruksi saya dengan baik dan benar maka kamu akan menemukan harta karun tersebut.” Sang petani dan sang istri sangat antusias dan mendengarkan instruksi sang bikkhu tua tersebut dengan seksama. Bikkhu tua tersebut berkata, “Besok pagi hari, ketika matahari mulai terbit, kamu pergilah ke depan gerbang rumah lalu berdiri mengahadap matahari, lalu layangkan panah. Dimana panah itu jatuh, disitulah tempat harta karun tersebut.”

Setelah mendengar instruksi Bikkhu tua tersebut, akhirnya si petani memperbolehkan Bikkhu tua pergi. Saat ini, si petani gelisah menunggu pagi hari menyingsing. Si petani percaya pada Bikkhu tua tersebut karena “THE OLD MONK NEVER LIE” (Bikkhu tua tidak pernah berbohong).

Akhirnya matahari mulai terbit, lalu si petani miskin cepat-cepat keluar membawa busur dan panah. Lalu dia berdiri di depan gerbang menghadap matahari lalu memanahkan anak panahnya akhirnya panah pun jatuh di suatu tempat. Istri sang petani lalu bergegas menghampiri tempat tersebut sambil membawa sebuah sekop. Lalu istri petani tersebut mulai menggali dan menggali. Lalu apa yang terjadi.., “NOTHING”. (tidak ada apa-apa).

Tidak ada harta karun dan yang sialnya tempat yang mereka gali merupakan tanah seorang tuan tanah yang kaya raya. Tentu saja tuan tanah marah dan menyuruh anak buahnya menangkap si petani dan istrinya. Saat akan ditangkap si istri petani mengelak bahwa itu bukan salah dia, tetapi salah suaminya yang menebakkan panah. Lalu si petani menyalahkan Bikkhu tua. Lalu mereka bercerita tentang harta karun yang diceritakan oleh bikkhu tua tersebut. Sang tuan tanah lalu berkata “The Old Monk Never Lie” (Bikkhu tua tidak pernah berbohong). Sang tuan tanah lalu berkata, “Apa yang kamu tahu tentang memanah, besok kita akan ulangi instruksi Bikkhu tua tersebut. Besok saya yang memanah, ketika harta tersebut ditemukan kita akan bagi dua harta tersebut, OK??.” Mereka setuju dan sepakat untuk membagi harta tersebut.

Akhirnya matahari mulai terbit, lalu si tuan tanah membawa busur dan panahnya dan dia berdiri di depan gerbang, menghadap matahari lalu memanahkan anak panahnya. Akhirnya panah pun terbang lebih jauh dari sebelumnya dan jatuh di suatu tempat. Istri sang petani lalu berlari menghampiri tempat tersebut sambil membawa sebuah sekop. Lalu istri petani tersebut mulai menggali dan menggali. Lalu apa yang terjadi, “NOTHING”. (tidak ada apa-apa). Ya.. tidak ada apapun. Mereka semua bingung dan heran.

Harta karun tak diperoleh malah mereka mendapat bencana. Mereka semua ditangkap karena tempat yang mereka gali merupakan tanah seorang jendral. Tentu saja jendral itu marah dan menyuruh anak buahnya menangkap tuan tanah, petani dan istrinya. Saat akan ditangkap, si istri yang menggali lubang mengelak dan menyalahkan tuan tanah yang menembakkan panah. Lalu si tuan tanah mengelak bukan dia yang salah tetapi petani yang bercerita tentang Bikkhu tua kepadanya. Lalu mereka bercerita tentang harta karun yang diceritakan Bikkhu tua kepada jendral tersebut. Sang jendral berpikir dan kemudian berkata “The Old Monk Never Lie” (Bikkhu tua tidak pernah berbohong). Sang Jendral lalu berkata, “Apa yang kamu tahu tentang memanah Tuan Tanah, besok kita akan ulangi instruksi bikkhu tua tersebut. Besok saya yang memanah, ketika harta tersebut ditemukan kita akan bagi harta tersebut. Kamu 1/3, kamu 1/3 dan saya 1/3. Ok???. Mereka pun setuju akan kesepakatan tersebut

Ketika matahari mulai terbit, lalu sang Jendral membawa busur dan panahnya dan dia berdiri di depan gerbang menghadap matahari lalu memanahkan anak panahnya akhirnya panah pun terbang lebih jauh, sangat jauh dari sebelumnya, dan jatuh di suatu tempat. Istri sang petani lalu berlari menghampiri tempat tersebut sambil membawa sebuah sekop. Lalu istri petani tersebut mulai menggali dan menggali. Lalu apa yang terjadi.., “NOTHING”. (tidak ada apa-apa). Ya.. tidak ada apapun. Mereka kembali bingung dan kecewa.

Kembali bencana menimpa mereka, mereka semua ditangkap karena tempat yang mereka gali merupakan tanah kediaman seorang Raja. Saat akan ditangkap kembali mereka bercerita tentang harta karun yang diceritakan oleh Bikkhu tua kepada Raja. Sang Raja juga berkata “The Old Monk Never Lie” (Bikkhu tua tidak pernah berbohong). Maka Raja memutuskan untuk mencari Bikkhu tua untuk menyelidiki masalah ini.

Akhirnya Bikkhu tua ditemukan. Lalu bikkhu tua bertanya kepada mereka apa yang mereka lakukan, pasti mereka melakukannya tidak sesuai instruksi. Mereka semua berkata mereka pagi hari ketika matahari mulai menyingsing, mereka berdiri di depan gerbang menghadap matahari. Lalu bikkhu tua itupun berkata benar, sejauh ini kau mengikuti instruksiku dengan tepat. Lalu mereka menembakkan panah tersebut. Bikkhu tua tersebut menyela lau berkata, “Aha.., kamu salah.., aku tidak menyuruh kamu menembakkan aku bilang buat panahmu melayang diatas. Jadi seharusnya kamu buat melayang saja panahmu seperti ini”.

Ternyata ketika panah hanya dibuat melayang saja ternyata panah tersebut jatuh tak jauh didepan mereka. Ditempat dimana mereka berdiri (Di depan gerbang), disitulah harta terdapat. Dan benar saja harta karun yang banyak terdapat disana.

Dari cerita ini kita bisa melihat ternyata harta karun (Kebahagiaan) ada di dekat kita, di tempat di mana kita berada. Kebahagiaan bukan di masa depan, tapi berada di kekinian. Kita tidak usah mencari jauh-jauh kebahagiaan ternyata kebahagiaan ada di dekat kita, hanya saja terkadang kita tidak mengetahuinya.

Kebahagiaan begitu mudah kita peroleh jika kita mau menerima apa adanya., menerima segala kekurangan yang orang lain miliki. Bila kita mencintai seseorang walaupun orang tersebut memiliki kekurangan atau kesalahan pada kita, maka kita akan selalu bahagia. Oleh sebab itu, kita harus memiliki sebuah cinta yang sejati di dalam kehidupan ini agar kita selalu bahagia di kekinian.

Cinta sejati adalah cinta yang tak mementingkan diri sendiri. Cinta yang selalu membukakan pintu hati kita untuk siapa pun tanpa melihat apa yang sedang dia perbuat. Ajahn Brahm bercerita ketika dahulu waktu Beliau berumur sekitar 13 tahun. Ayahnya pernah berkata pada Beliau, “Nak, Apapun yang kamu lakukan dalam hidupmu ketahuilah, pintu rumahku selalu terbuka untukmu”. Pada waktu itu, Beliau tidak mengerti maksud arti dari perkataan Ayahnya. Ketika Beliau telah menjadi Bhikkhu di Thailand, Beliau merenungkan kembali apa maksud dari perkataann Ayahnya ini. Akhirnya Beliau mengerti bahwa pada saat itu Ayahnya menawarkan sebuah cinta tanpa syarat. Ayahnya mencintai Beliau apa adanya. Itulah cinta yang sejati, karena cinta sejati adalah cinta yang tak mementingkan diri sendiri.

Cinta Sejati biasanya terjadi dalam hubungan orang tua dan anak. Orang tua mencintai anaknya dengan tulus, tanpa mengharapkan imbalan tertentu. Hal ini, berbeda dengan hubungan antara suami istri. Tetapi banyak dari kita suka berpikir bahwa hubungan istimewa adalah cinta sejati, bukan cinta asmara. Tetapi kenyataannya tidaklah demikian, karena biasanya diri kita akan kecewa apabila pasangan hidup diri kita berubah.

Konon dalam suatu pernikahan itu terdapat tiga buah cincin yaitu: cincin pertunangan (engagement ring), cincin pernikahan (wedding ring), dan cincin derita (suffer ring). Nah, ketika di masa perkawinan kita mengalami kekecewaan, ingatlah akan cincin derita. Jadi sangatlah wajar jika menderita dalam perkawinan, kita janganlah terpuruk akan hal itu. Biarlah ia berlalu dengan sendirinya, maka kita akan berbahagia. Jika kita melihat pasangan kita melakukan kesalahan yang membuat kita kecewa, maklumi pasangan kita tersebut.

Ajahn Brahm lalu bercerita tentang sebuah upacara pernikahan, pada acara tersebut sang ayah mertua memanggil menantu barunya untuk memberi nasehat agar pernikahan tersebut awet. “Apakah kamu sangat mencintai anak saya?”, kata sang mertua kepada pemuda tersebut. “ tentu saja” jawab menantunya.

Lalu sang mertua bertanya kembali “Apakah kamu berpikir bahwa dialah wanita paling hebat di dunia”. Sang menantu kembali menjawab bahwa baginya putri mertuanya begitu sempurna dalam segala hal.

Sang mertua lalu berkata “Itulah yang kamu rasakan sewaktu baru menikah.” “Namun setelah beberapa tahun kamu akan menyadari kekurangan-kekurangan anak saya. Saat kamu mulai melihat kekurangannya, saya harap kamu ingat, bahwa jika dia tidak mempunyai kekurangan tersebut, anak saya mungkin sudah menikah dengan lelaki lain yang jauh lebih baik denganmu.”

Jadi kita harus selalu bersyukur bila pasangan kita mempunyai kekurangan. Jika mereka tidak mempunyai kekurangan-kekurangan itu, maka mereka mungkin sudah mereka menikah dengan orang lain. Perasaan bersyukur terhadap pasangan kita akan membuat kita selalu berbahagia.

Pada acara ini juga, Ajahn Brahm mengungkapkan jalan menuju kebahagiaan yaitu dengan melaksanakan delapan jalan utama pada kehidupan kita. Dengan mengikuti jalan ini, maka kita akan mencapai suatu kebahagiaan tertinggi yaitu Nibbana. Kita semua kadang bertanya pada diri sendiri apa itu “Nibbana”. Ajahn Brahm dengan begitu indahnya menjelaskan Nibbana dengan sebuah cerita lima orang anak dalam sebuah game permohonan.

Di suatu tempat terdapat lima orang anak yang berkumpul untuk melakukan games permohonan. Peraturan games ini adalah masing-masing anak mengajukan satu permohonan. Bagi siapa yang permohonan yang paling bagus dan hebat, maka dialah pemenangnya.

Anak pertama mulai mengajukan permohonan, Ia memohon untuk memperoleh seratus hamburger sehingga dia dapat makan hamburger sepuasnya. Hal ini dikarenakan selama ini Ibunya tidak pernah mengijinkannya memakan hamburger.

Anak kedua pun tah kalah pintar, Ia memohon suatu pemintaan yang luar biasa, dan lebih cerdik dibandingkan anak yang pertama. Ia memohon agar sebuah toko hamburger, sehingga kapanpun dia mau makan hamburger dia dapat memakannya. Anak kedua merasa yakin permintaan jauh lebih hebat dibandingkan anak pertama, dan tidak ada yang dapat mengalahkannya.

Anak ketiga tak kalah cerdik dan pintar dibandingkan anak kedua. Dia memohon satu juta dollar US. Dia berpikir dengan uang sebesar itu dia dapat membeli play station, karena selama ini orangtuanya tidak mengijinkannya bermain playstation. Selain itu dia juga berpikir bahwa dengan uang sebesar itu dia juga dapat mendirikan sebuah sekolah. Jika ia mempunyai sekolah sendiri, maka ia akan dapat bermain playstation sesuka hati tanpa perlu belajar. Ia dapat bermain “playstation” dan lulus sekolah dengan nilai yang tinggi. Setelah ia lulus, ia akan menjual sekolah tersebut dan mendirikan sebuah universitas. Dengan begitu dia dapat gelar Phd. tanpa harus belajar keras dan dapat selalu bermain “playstation”. Anak ketiga berpikir dialah pemenangnya tidak akan mungkin ada orang yang dapat mengalahkannnya.

Anak keempat dengan yakin berkata bahwa ia yang akan menang. Semuanya bingung dan penasaran ingin segera mengetahui apa permintaan anak keempat tersebut. Ternyata anak keempat memohon untuk memperoleh tiga permintaan. Jika ia mendapat tiga kesempatan mengajukan permintaan, Ia akan meminta:

Permintaan pertamanya adalah ia meminta seluruh cabang hamburger yang ada adalah miliknya, Sehingga ia dapat sesuka hati makan hamburger.

Pemintaan keduanya adalah ia meminta sebuah sekolah miliknya, agar dia dapat bermain dan memperoleh nilai bagus.

Permintaan kertiganya adalah ia akan meminta tiga permintaan lagi.

Dan seterusnya ia akan mempunyai kesempatan memohon lagi, dan setiap permintaan ketiga ia akan memohon tiga permintaan lagi. Anak keempat berkata kepada semua temannya, “Dengan begini aku akan selalu bisa memenuhi segala keinginanku. Sungguh hebatkan permintaanku.”

Semua anak terkagum dengan permintaan anak keempat, kecuali anak kelima. Anak kelima malah berkata, “Ah.., permintaanmu masih kalah dengan permintaanku. Aku yakin aku yang akan menang dalam games ini”. Apakah permohonan anak kelima???.

Ternyata anak kelima memohon jika ia mempunyai satu pemohonan dia akan meminta agar ia dibebaskan dari segala keinginan. Ia ingin selalu merasa puas dengan segala keadaannya. Dengan begitu, ia akan selalu bahagia.

Seperi itulah Nibbana, terbebas dari segala keinginan yang dapat membuat kita menderita. Oleh karna itu, marilah kita berjuang mecapai Nibbana. Latihlah Sila, Samadhi dan Panna kita dalam kehidupan sehari-hari. Maka kita akan berbahagia selamanya.

Demikianlah kurang lebihnya isi Talk Show Ajahn Brahm. Saya mohon maaf bila ada kata-kata saya yang kurang baik dan tidak sama persis dengan Ajahn Brahm katakan. Semua isi ringkasan ini, saya buat sesuai dengan penangkapan sederhana saya atas apa yang Ajahn Brahm katakan selama talk show. Semoga ringkasan yang sederhana ini dapat berguna bagi membaca.

Semoga Semua Makhluk Hidup Berbahagia.

Sadhu..! Sadhu..! Sadhu…!




Sabtu, 07 Maret 2009

Buddha Bar Jakarta



Hidup kalo gak ngegosip, gak seru kali ya...

November 2008, Buddha Bar Jakarta grand Opening....

Setelah itu banyak protes, kritikan dan segala tuntutan di luncurkan ke yang empunya BAR, yang konon anak Mantan jendral, Mantan Gubernur & Calon Presiden.

Kita sebagai Umat Buddha, apa mesti kebakaran jenggot dari hal ini?

kalo kebakaran jenggot, kenapa?
apa karena ada arca BUDDHA nya?
apa karena nama BUDDHA BAR?

kalo karena arca nya:
sekali lagi umat Buddha menganggap Arca Buddha sesuatu yang istimewa,
dari arca borobudur, orang rela mencuri dan menjualnya ke luar negri...
dari Patung Buddha Terbesar di afganistan, orang rela berbuat keji mem BOM, peniggalan bersejarah..

Arca hanya lah sebuah ARca, yang membuat arca tersebut sebagai objek penghormatan , adalah kita Umat Buddha Sendiri..
Orang lain hanya menganggap arca tersebut hanya karya seni dari tanah liat yang menggambarkan seseorang yang sempurna...

Guru Buddha sendiri tidak pernah menganjurkan umat untuk membuat atau memiliki arca NYA di rumah atau mempunyai arca untuk di puja...

yang patut di puja adalah Historis BUDDHA & esensi ajaran Buddha itu sendiri..

Kalo karena nama nya BUDDHA-BAR:
dari orang perancis sendiri ( Franchisor BUDDHA-BAR ), menyatakan nama Buddha-Bar di ambil karena arti nya :
Buddha Bar = Bar Pencerahan,

kalo diliat dari kebiasaan & adat orang Luar negri, Mungkin jadi hal yang lumrah kalo ada masalah , ujung2 nya pergi ke BAr untuk minum alkohol..
dengan ada nya Arca, mungkin bisa membuat efek psikologis, membuat para pelanggan BAr tersebut menjadi lebih tenang..lebih damai & setelah pikiran nya terkendali, mereka mengurangi konsumsi alkohol nya, dan hanya mengonsumsi Jus atau makanan lezat yang juga di sediakan di Buddha Bar tersebut...

sekarang Dari sisi mana penodaan agama Buddha nya??

Kalo di dalam Bar tersebut ada aktivitas yang kurang senonoh dengan mengatasnamakan ajaran Buddha, baru, itu yang namanya pelecehan/penodaan agama!
semoga bermanfaat
beHappy

Search